Jika secara umum masyarakat muslim Indonesia hanya merayakan lebaran Idulfitri selama dua hari, di Nagari Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan, Limopuluah Kota, Sumatera Barat, lebaran berlangsung cukup panjang dan meriah. Biasanya warga akan memanfaatkan lebaran hari pertama untuk berkumpul dengan keluarga-keluarga terdekat, pada hari kedua keluarga kecil manjalang mamak (menyapa paman-paman) dan pada hari ketiga hingga hari ke-delapan adalah waktu-waktu untuk kampung: Bakajang.
Bagi warga Gunuang Malintang, Bakajang yang dimaksud adalah tradisi manjalang niniak mamak (silaturahmi pada pemuka adat) antar jorong. Tradisi ini selalu diawali dari Jorong Koto Lamo, yang dianggap wilayah awal dari sebelum Nagari Gunuang Malintang sebesar ini. Selaku tuan rumah, Koto Lamo akan menghias surau mereka sedemikian rupa, untuk menyamput niniak-mamak dari jorong-jorong sebelah, dan menyebut surau ini sebagai istano. Pada niniak-mamak tetangga datang diantar rombongan anak muda jorong masing-masing menggunakan kajang (sampan) ke Koto Lamo. Sampan-sampan tersebut dihias sedemikian rupa, dan selalu ditonton warga ketika melintasi sungai Batang Maek. Warga bersorak, dan selalu antusias menyaksikan tradisi Bakajang (menggukanan kajang) ini setiap tahunnya. Silaturahmi berlanjut ke jorong-jorong berikutnya secara bergantian. Dan warga pun siap merayakan silaturahmi Idul Fitri ini di sungai.
Niniak Mamak dan pemuda kaum menginginkan kajang-kajang ini dinilai dan diaprisasi dengan piala bergilir. Sejak tahun 2019, saya dan kawan-kawan Komunitas Gubuak Kopi pun mulai terlibat dalam perhelatan ini, baik jadi teman diskusi ataupun sebagai tim penilai. Video-video ini adalah sejumlah sudutpandang dokumentasi saya terhadap Alek Rayo (Pesta Lebaran) Bakajang pada tahun 2022, selamat menonton.
Sorak Sorai Menuju Sungai
–
Kendaraan Kaum
–
Nanti, setelah dari sungai kita kembali lagi ke surau…
Albert Rahman Putra, biasa disapa Albert, adalah seorang penulis, kurator, dan pegiat budaya. Merupakan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, dengan fokus studi pengkajian seni karawitan. Dia adalah pendiri Komunitas Gubuak Kopi dan kini menjabat sebagai Ketua Umum. Albert aktif sebagai penulis di akumassa.org. Ia juga memiliki minat dalam kajian yang berkaitan dengan media, musik, dan sejarah lokal Sumatera Barat. Manager Orkes Taman Bunga. Tahun 2018 bersama Forum Lenteng menerbitkan buku karyanya sendiri, berjudul Sore Kelabu di Selatan Singkarak. Ia merupakan salah satu kurator muda terpilih untuk program Kurasi Kurator Muda yang digagas oleh Galeri Nasional Indonesia, 2021.