Puisi Lingkar Utara: Mencintai adalah Puisi

Mambangkik Kato Tarandam

Kamis, tanggal 27 Januari 2022, Puisi Lingkar Utara (PLU) kembali mengadakan kegiatan berpuisi yang dilaksanakan di Rumah Tamera, Ampang Kualo. Kegiatan tersebut sudah menjadi agenda rutinan bagi para pecinta puisi yang ada di Kota Solok. “Event ini biasanya kami adakan setiap dua minggu sekali, tiap hari kamis.” Ujar Rozi Erdus, salah seorang promotor gerakan ini.

“Kegiatan ini sudah berlangsung selama lima kali, dengan tempat pelaksanaan yang beragam. Satu kali kami mengadakannya di Rumah Tamera, kali selanjutnya akan kami adakan di Caffe tertentu yang ada di Kota Solok. Roadshow lah kira-kira.” Lanjutnya.

Puisi lingkar Utara sendiri adalah sebuah gerakan yang berfokus pada kegiatan puisi. Gerakan ini berawal dari pertemuan beberapa orang dari komunitas Solok Literasi dan pegiat puisi yang diwadahi oleh Rumah Tamera – Komunitas Gubuak Kopi, kemudian akhirnya sepakat untuk bersama-sama melakukan gerakan ini. “Membumikan” puisi. Setiap kegiatan biasanya diringi dengan agenda pembacaan puisi oleh tiap peserta yang datang. Juga sesekali pada kegiatan ini diadakan sebuah challenge dimana seseorang akan diberikan satu kata, kemudian harus menulis puisi dari satu kata yang disebutkan. 

Kegiatan ini tidak membatasi siapa saja yang ingin bergabung. Rozi juga bercerita bahwa siapa saja bisa bergabung dalam setiap kegiatan. “Kita tidak membatasi orang-orang, apakah harus pandai berpuisi. Kita hanya orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama pada dunia puisi, dan disini kita berkumpul.” Tegasnya.

Kegiatan yang ada pada PLU selalu memberikan kebebasan bagi setiap orang, tidak menekankan kepada bentuk dan suatu keharusan tertentu dalam setiap puisinya. Semangat yang dibangun pada kegiatan ini adalah adanya sebuah ruang apresiasi. Banyak yang gemar menulis puisi, namun karena alasan malu kebanyakan hanya menyimpannya pada lembaran kertas dilemarinya saja. Dari penuturan beberapa orang peserta yang ikut bergabung dalam kegiatan, mereka bersyukur sekali dengan adanya kegiatan berpuisi ini. Selain memberikan ruang untuk bertemu dan berbagi cerita dengan mereka yang memiliki ketertarikan yang sama. PLU juga menjadi jalan bagi mereka yang ingin belajar dan mulai berani untuk menampilkan puisi tulisan mereka.

Sarah Azmi, sebagai salah satu orang yang aktif pada kegiatan ini juga bercerita bahwa, baginya PLU memiliki nilai tersendiri, karena setiap kegiatannya PLU selalu berani mengedepankan ruang eksplorasi. “Kami menamakannya dengan eksperimen puisi.” Tuturnya. (Kegiatan berpuisi yang dinamakan eksperimental puisi ini dapat dilihat pada akun instagram Puisi Lingkar Utara @puisilingkarutara.)

Awalnya, kegiatan ini mengambil konsep musikalisasi puisi, pembacaan puisi diiringi oleh gitar, kemudian diiringi oleh bunyi-bunyi yang ada pada alat sekitar sampai beralih kepada ruang eksplorasi yang lebih luas. Bahkan kadang menampilkan pembacaan puisi yang spontan, tanpa teks dan menghafalkan puisi yang akan dibacakan. Tiap  yang datang memiliki kebebasan untuk menampilkan puisinya. Bisa menampilkan puisinya dengan iringan musik, atau membacakannya seolah sedang melakukan drama dengan beberapa orang peserta lainnya.

“Setiap orang memiliki penafsirannya sendiri tentang puisi, selagi ia bisa mempertanggungjawabkannya.” Itu kalimat yang sering Sarah ingatkan kepada rekan-rekan di Puisi Lingkar Utara.

Rozi dan Sarah berharap, bahwa dengan adanya kegiatan yang diadakan oleh Puisi Lingkar Utara ini, masyarakat, terutama warga Kota Solok akan bisa ikut serta dan memahami bahwa puisi tidak semata-mata menulis indah saja. Karena lebih dari itu, puisi juga tentang bagaimana cara kita menanggapi apa yang ada di sekitar, baik dari perasaan, masalah sosial, isu-isu yang mungkin bisa kita tanggapi dalam bentuk puisi. Bukan mencintai puisi, mencitai adalah puisi. “Kami berharap orang-orang akan datang dan bergabung untuk ikut serta dalam setiap kegiatan ini. Tidak perlu sungkan, kita bisa berkenalan dan berbagi cerita perihal ketertarikan yang sama disini. Tua muda tidak ada masalahnya.” 

Dengan adanya Puisi Lingkar Utara ini akan bisa menjadi wadah untuk puisi dapat terus tumbuh dan subur di tanah Solok. Sehingga pada suatu hari, kita tidak akan terkejut lagi apa bila ada seorang anak dari Solok yang kemudian memberikan sebuah puisi sebagai ungkapan kasih, di hari kelahiran ibunya. Seorang kakak yang menuliskan puisi kepada adiknya. Atau seorang ayah yang memberikan sebuah puisi tentang seberapa kasihnya ia kepada anak gadisnya. Tidak ada yang tidak mungkin, dengan kalimat sederhana, kadangkala puisi menjelaskan lebih banyak hal dari pada cerita.

Bagas Al’kautsar. Manusia biasa yang hidup dengan bernapas. Juga homosapiens yang memiliki ketertarikan kepada dunia puisi dan literasi. Bagas saat ini aktif berkegiatan di komuntas Solok Literasi dan Puisi Lingkar Utara. Bagas juga telah menerbitkan dua bukunya, antara lain: Filosofi Si Sampah (Diksi Publishing, 2021); Jeda Sebelum Tidur (Cored Baqu Publishing, 2021)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.