Jumat, 25 Oktober 2019, setelah seremoni pembukaan pameran Kurun Niaga, para hadirin dipandu oleh Albert Rahman Putra, selaku kurator memasuki ruang pamer. Ia menjelaskan sejumlah arsip dan karya-karya yang dipajang. Seperti karya garis waktu yang ditulis oleh Biahlil Badri dalam kertas besar sepanjang delapan meter. Di sana tertulis rentetan waktu atau pirode penting dalam perniagaan Sumatera bagian barat sejak tahun 1600 hingga 1900an. Catatan ini antara lain disusun dari 17 buku yang dikaji oleh Komunitas Gubuak Kopi bersama 12 partisipan sejak dua bulan terakhir. Buku-buku itu termasuk arsip-arsip yang dipameran di Gedung Kubuang Tigo Baleh, Kota Solok yang disulap menjadi galeri itu.
Buku-buku antara lain jurnal para pelancong Eropa, peniliti-peneliti yang didatangkan pada era Van den Bosch, serta sejumalah laporan negeri jajahan. Selain itu, juga terdapat 50 koran-koran dari tahun 1800an hingga 1900an. Di tengah-tengah ruangan Albert memberikan pengumuman yang menarik perhatian hadirin. Ia menyampaikan bahwa salah seorang partisipan Shilvi Choiriah a.k.a Phicoiii akan menghadirkan sebuah pertunjukan gerak yang akan merespon instalasi ruang pamer ini.
Phicoiii adalah salah seorang penari yang aktif mengekplorasi gerak dan keadaan ruang. Ia adalah salah mahasiswa di Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Sebagai penari ia turun terlibat dalam sejumlah proyek tari di dalam maupun luar negeri. Dalam kurasi ini, Phicoiii merespon secara performatif, menghubungkan dirinya secara harizontal dengan ruang pamer dan persitiwa realtime, membawa bagasi pengalaman dan pemahamannya mengenai tema Kurun Niaga ini melalui ekpslorasi gestur dan gerak. Menurut Albert, pertunjukan Phicoiii adalah salah satu model alternatif sebagai respon personal terhadap perisitiwa sejarah melalui bahasa gerak.