Langkah Membuat Video Kolase
Jumat, 21 Juni 2019. Sudah hari ke-5 kita beraktivitas dalam rangkaian lokakarya literasi media: Daur Subur di Parak Kopi. Belajar menulis, kelas-kelas, dan kuliah umum termasuk dalam bagian lokakarya itu, karena penting untuk menambah pengetahuan dan pengalaman berproses diri yang lebih baik ke depannya.
Kelas kali ini, kita dibagi 3 kelompok oleh kakak Mia Aulia selaku pemandu kelas, ia adalah seniman yang tergabung dalam kolektif Kamart Kost, pernah terlibat dalam kolektif Milisifilem, dan juga merupakan mahasiswa tingkat akhir di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Masing-masing kelompok memiliki tema dan alur cerita yang berbeda. Berawal pada pukul dua siang hingga pukul sebelas malam. Ya, butuh waktu yang cukup lama demi hasil yang memuaskan. Materinya kali ini adalah mempelajari salah satu karya seni kolase dengan outputnya sebuah video kolase gambar bergerak (moving image) dengan metode yang biasa disebut stop-motion. Langkah-langkahnya yaitu picture collecting, storyline, storyboard, take pictures, add sound, dan terakhir editing.
Picture collecting (mengumpulkan gambar) adalah langkah pertama untuk mencari gambar pada halaman-halaman seperti koran, majalah, dan seumpamanya. Di sini kita memotong-motong gambar yang dianggap perlu dijadikan bahan dalam memproduksi video yang akan kita garap.
Setelah semua gambar sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah membuat storyline (alur cerita). Kita memikirkan tema apa yang akan diangkat lalu ditulis dan berurut. Nah, nantinya kita memerlukan kertas dan alat tulis sebagai alat pendukung langkah ini.
Lanjut, storyboard merupakan langkah ke tiga yang tak beda jauh dengan storyline. Cuman kita harus menyediakan kertas yang lebih lebar dan panjang, sebagusnya berukuran A3. Dibutuhkan teman-teman yang handal dalam menggambar untuk mengahasilkan storyboard yang jelas. Nantinya gambar tersebut mesti berkelanjutan/tersusun sesuai dengan kronologi yang akan kita adegankan.
Jika storyline dan storyboard sudah rampung. Maka proses sesudahnya yaitu take pictures (memfoto gambar). Medium yang kita pakai pada saat ini adalah kamera smartphone dan kertas A3 sebagai latar. Tata letak kertas pun harus pas dengan kamera smartphone yang akan memfoto gambar dari atas bingkai. Di sini kesabaran kita teruji dalam mengambil foto yang lebih kurang puluhan per-adegan, jadi bisa sampai ratusan bahkan ribuan dengan banyak adegan yang akan kita ceritakan. Maka penyimpanan smartphone yang besar juga sangat diperlukan pada langkah ini. Tapi, untuk mempermudah pekerjaan kita, pada langkah ini sangat direkomendasikan menggunakan tripod, meja, kamera DSLR. Namun, karena keterbatasan, kita hanya mengakalinya dengan barang-barang yang dapat menggantikan fungsi itu.
Selanjutnya add sound (menambahkan suara) untuk mendukung visual ataupun manjadi kesatuan visual. Lebih bagusnya kita melakukan dubbing pada setiap adegan. Beberapa efek suara seperti bunyi musik, kendaraan, binatang, dan hal yang menarik lainya juga bisa kita tambahkan dalam adegan-adegan. Lalu, saat ini efek suara yang kami pakai salah satunya suara kami sendiri yang direkam dengan smartphone.
Terakhir, editing atau pengeditan merupakan pengerjaan yang merangkum seluruh foto dan menyambung seluruh adegan-adegan, serta menambahkan efek suara untuk dijadikan karya video nantinya. Aplikasi yang kita manfaatkan yaitu Adobe Premiere pada perangkat komputer dan laptop, tapi selain itu juga bisa menggunakan aplikasi lain.
Langkah-langkah di atas bisa kita simpulkan, bahwa video kolase atau moving image seperti halnya film pada umumnya, menarasikan suatu ide cerita atau kesan dengan susunan gambar dan juga bisa didukung suara yang memberikan ilusi gerakan yang berkelanjutan. Bagaimanapun, kunci untuk bisa menghasilkan sebuah karya mesti selalu rutin mengulangnya dan siap untuk belajar sesuatu yang baru untuk ke depannya.