Senin, 20 Mei 2019, Surau Tuo Asosiasi Mahasiswa Ar-Rasulli (AMR) dan Komunitas Gubuak Kopi mengadakan silaturrahmi di Surau Tuo, Parak Kopi, Kota Padang. Kegiatan ini adalah lanjutan dari obrolan sebelumnya antara Surau Tuo AMR dengan Komunitas Gubuak Kopi.
Komunitas Gubuak Kopi adalah kelompok studi budaya nirlaba yang berbasis di Solok, komunitas ini berfokus pada penelitian dan pengembangan pengetahuan seni dan media berbasis komunitas di lingkup Kota Solok, Sumatera Barat. Gubuak Kopi memproduksi serta mendistribusikan pengetahuan literasi media melalui kegiatan-kegiatan, mengorganisir kolaborasi antara profesioanal (seniman, penulis, dan peneliti) dan warga secara partisipatif, mengembangkan media lokal dan sistem pengarsipan serta membangun ruang alternatif bagi pengembangan kesadaran kebudayaan tingkat lokal.
Kegiatan ini dihadari oleh empat orang pegiat Komunitas Gubuak Kopi antara lain Albert Rahman Putra, Biki Wabihamdika, Volta Ahmad Jonneva, dan Muhammad Biahlil Badri, serta sejumlah anggota Surau Tuo AMR. Kegiatan akan berlangsung selama empat hari kedepan di Surau Tuo.
Pendiri Komunitas Gubuak Kopi Albert Rahman Putra mempresentasikan latar belakang bagaimana komunitas ini lahir, kegiatan-kegiatan, dan program yang telah dilaksanakan sejak ia berdiri hingga sekarang.
“Komunitas ini berawal dari kawan-kawan nongkrong kopi dan berlanjut kepada kelompok belajar hingga pada akhirnya terbentuklah Komunitas Gubuak Kopi pada tahun 2011,” kata Albert.
Presentasi ini diselenggarakan dengan sederhana dan suasana yang santai. Diskusi ini dipandu oleh Muhammad Ilham Army, atau yang biasa kami sapa Caam. Ia adalah mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam di UIN Imam Bonjol Padang angkatan 2018, yang juga merupakan salah seorang anggota dari Surau Tuo AMR.
Dalam presentasinya Albert menunjukan beberapa dokumentasi kegiatan yang ada di website Gubuak Kopi (www.gubuakkopi.id) pada teman-teman yang hadir. Terlihat banyak kegiatan yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi terdokumentasi, baik berupa tulisan, foto, maupun audio visual.
Albert menyampaikan bahwa komunitas dapat hidup dan terus berjalan apabila dapat menyelenggarakan kegiatan dengan intens dan berkelanjutan. Kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas tidak perlu menghadirkan massa yang banyak. Itu bisa dibangun perlahan. Intensitas sangat diperlukan oleh sebuah komunitas, karena dari intensitas tersebut masyarakat dapat menaruh perhatian lebih kepada kerja komunitas tersebut.
Setelah lebih dari dua jam berdiskusi, Caam sebagai moderator menutup obrolan malam itu. Dari penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan kedepannya Komunitas Gubuak Kopi dan Surau Tuo AMR dapat berkolaborasi dalam program maupun kegiatan yang akan memberikan manfaat baik kepada kedua belah pihak, maupun kepada masyarakat setempat.