Tag Archives: Perpustakaan Nagari

Gubuak Kopi di Solok Book Fair

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal 20-28 Februari 2017, Komunitas Gubuak Kopi diundang oleh Perpustakaan Umum Kota Solok untuk mengisi beberapa agenda kegiatan di  Solok Book Fair 2017. Kegiatan ini adalah kegiatan pertama di Kota Solok. Dalam hal ini Perpustakaan Umum mengangkat tema “Kota Solok, Menuju Kota Literasi”. Memang kegiatan ini tidak begitu berhasil menyita perhatian publik, terutama minimnya publikasi dan strategi-strategi dari dinas terkait dalam menjabarkan tema tersebut. Namun, kegiatan cukup menarik untuk tahap awal. Continue reading

BABALIAK KA PUSTAKA NAGARI

Dokumentasi Proyek Seni Babaliak Ka Pustaka Nagari

Babaliak ka Pustaka Nagari adalah salah satu implementasi program Komunitas Gubuak Kopi dalam memperkuat masyarakat sipil melalui gotong royong serta mengaktivasi ruang publik sebagai ruang berbagi pengetahuan dan ruang berkreativitas warga. Kegiatan ini diinisiasi oleh Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda Kelurahan Kampung Jawa, Solok. Dalam kegiatan ini Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda, mendorong remaja untuk mengembangkan gotong royong melalui kegiatan kreatif dan kesenian, mengaktivasi perpustakaan milik kelurahan dengan rangkaian kegiatan seperti pelatihan mural, pelatihan kesenian tradisi, membaca sastra, membaca puisi, dan workshop daur ulang, sejak 28 Desember 2016 – 21 Januari 2017.

Continue reading

Mengaktivasi Perpustakaan Nagari Melalui Kesenian

Sabtu malam, 21 Januari 2017 lalu, Komunitas Gubuak Kopi bersama kelompok pemuda Kelurahan Kampung Jawa Solok, menggelar pentas kesenian remaja kelurahan di Persputakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa, Solok. Kegiatan ini terdiri dari pertunjukan kesenian talempong pacik, beatbox, pembacaan puisi, serta pameran gambar, mural (melukis dinding), dan buku-buku.

Perhelatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, para orang tua remaja, dan sejumlah tamu undangan, baik itu dari kalangan pegiat komunitas ataupun organisasi kepemudaan lainnya. Kegiatan ini dibuka dengan sambutan oleh Bapak Riko selaku Kepala Lurah Kampung Jawa, Solok. Riko, menyampaikan kebanggannya atas keberadaan Komunitas Gubuak Kopi di Kelurahan ini, yang mampu menggerakan dan membimbing generasi muda ke arah yang positif.

Hal senada juga disampaikan oleh Haji Eri selaku tokoh masyarakat setempat yang turut memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut,

“kami sangat berterima kasih pada Komunitas Gubuak Kopi, telah membimbing adik-adiknya di sini, yang sebelumnya keluyuran tidak jelas, kemudian kini hadir dengan kreativitas.” Puji Haji Eri dalam sambutannya.

Dalam perhelatan tersebut hadir pula Ibu Rosmini, ketua Bundo Kanduang dan pengelola perpustakaan Nagari, yang menyampaikan terimakasih atas renovasi wajah perpustakaan yang dikerjakan oleh pegiat Komunitas Gubuak Kopi.

Albert Rahman Putra, selaku ketua Komunitas Gubuak Kopi meyebutkan bahwa, ada beberapa tujuan utama yang ingin dicapai oleh Lembaga penelitian penegembangan seni dan media ini. Di antaranya, mengaktivasi ruang publik yang dalam hal ini ada perpustakaan. Menurut Albert, Perpustakaan adalah ruang distribusi pengetahuan yang sangat strategis dalam menyebarkan pengetahuan, serta memperkuat masyarakat sipil.

“Pustaka kelurahan tidak hanya gudang penyimpanan buku, tetapi juga terminal pengetahuan, ruang untuk kita bertemu, berdiskusi, berinteraksi, berbagi informasi, dan berkreativitas, untuk itu kita ingin semua elemen masyarakat dapat terlibat dalam kegiatan ini,” Ungkap Albert saat diwawancarai.

Albert menegaskan, perpustakaan tidak hanya milik para orang tua, pemuda, tapi juga milik remaja dan anak-anak. Dari riset sebelumnya kita melihat, ada rasa malu bagi remaja kelurahan untuk berkunjung dan berkegiatan di perpustakaan. Tiga minggu sebelumnya, remaja-remaja dan anak-anak yang berhasil dijangkau, lalu dikumpulkan dan diberi penjelasan tentang potensi-potensi perpustakaan. Untuk itu lah, kakak-kakak mereka di Komunitas Gubuak Kopi membimbing remaja ini melakukan sejumlah kreativitas di perpustakaan ini, seperti membaca puisi, mural, berlatih talempong pacik, dan daur ulang. Hal ini pertama sekali bertujuan untuk menghilangkan jarak antara perpustakaan dengan mereka.

Selain itu tidak tertutup pula para orang tua untuk berkegiatan di perpustakaan. Desember lalu, Komunitas Gubuak Kopi, bersama ibu-ibu Bundo Kanduang juga berlatih talempong pacik atas inisiatif ibu-ibu ini. Serta dalam perhelatan ini, selain memamerkan karya gambar-gambar, juga memamerkan buku-buku pertanian, perkebunan, dan peternakan yang berpotensi di kelurahan ini.

“Berdasarkan riset kita sejak Agustus 2016 lalu, kita melihat potensi-potensi pertanian maupun peternakan yang dimiliki oleh kelurahan ini, dan ternyata semua referensi itu ada di perpustakaan ini.”

Kegiatan yang bertajuk “Pesta Babaliak Ka Pustaka Nagari” ini dikerjakan secara gotong royong antara Komunitas Gubuak Kopi, pemuda, dan remaja. Dalam kegiatan ini di antaranya terlibat Albert Rahman Putra selaku kurator, serta terdapat sejumlah seniman partisipan yang menyumbangkan pikiran dan waktu mereka untuk membimbing remaja Kelurahan Kampung Jawa, yakni: Volta Ahmad Joneva, Delva Rahman, Dhela Pertiwi, Raenaldi Andrean, Zola Alfiatra, Zekalver Muharam, Teguh Wahyuandri, Tiara Sasmita, Muhammad Risky, dan Rafli Hidayat.

Komunitas Gubuak Kopi adalah sebuah lembaga nirlaba yang berkerja mengembangkan pengetahuan seni dan media bagi warga, serta mengaktivasi ruang public sebagai ruang berbgai pengetahuan, melalui kegiatan kesenian dan kreatif. Organisasi ini berdiri sejak tahun 2011, berbasis di Solok dan dikelola oleh pemuda yang terdiri dari pegiat seni, penulis, jurnalis, dan mahasiswa. Sejak tahun 2016, Komunitas Gubuak Kopi berbasis di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok.***


Artikel ini sebelumnya telah dipublikasi di media online infosumbar.net, dengan judul Komunitas Gubuak Kopi; Komunitas yang Mengaktivasi Perpustakaan Nagari Melalui Kesenian, tanggal 29 Januari 2017.

Presentasi Publik “Babaliak Ka Pustaka Nagari”

Pada Januari 2017 lalu, Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok menggelar lokakarya aktivasi ruang publik melalui pendidikan literasi media. Dalam lokakarya ini terlibat 7 orang partisipan diantaranya: Volta Ahmad Jonneva, Raenaldy Andrean, Zola Alfitra, Tiara Sasmita, Zekalver Muharam, Muhammad Risky, bersama fasilitator: Albert Rahman Putra dan Delva Rahman. Dalam rangkaian lokakarya ini juga terdapat beberapa lokakarya lainnya oleh partisipan bersama warga dan remaja sekitar Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, seperti: lokakarya mural, musik tradisi talempong pacik, membaca puisi, dan mendaur ulang. Kegiatan ini diselenggarakan di Solok, dengan pusat lokakarya di Galeri Gubuak Kopi dan Perpustakaan Kelurahan Kampung Jawa. Continue reading

Tumbuhkan Minat Baca Anak Nagari

Klarifikasi dari Komunitas Gubuak Kopi atas pemberitaan Padang TV, bahwa Perpustakaan Nagari yang disebutkan oleh pembaca berita bukan didirikan oleh Komunitas Gubuak Kopi. Dalam konteks ini, Komunitas Gubuak Kopi hanya berperan mendorong pemuda dan remaja untuk mengaktivasi perpustakaan ini melalui kegiatan goyong royong, seni dan kreatif. Demikian klarifikasi yang sudah disampaikan kepada jurnalis yang bersangkutan.


Babaliak ka Pustaka Nagari adalah kegiatan yang diinisiasi oleh Komunitas Gubuak Kopi dalam rangka memperkuat masyarakat sipil melalui gotong-royong, serta mengaktivasi ruang publik sebagai ruang berbagi pengetahuan dan ruang berkreativitas warga. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda-pemuda lokal di Kelurahan Kampung Jawa, Solok. Kegiatan ini mendorong remaja untuk mengembangkan gotong-royong melalui kegiatan kreatif dan kesenian, mengaktivasi perpustakaan milik kelurahan dengan rangkaian kegiatan, seperti pelatihan mural, pelatihan kesenian tradisi, membaca sastra, membaca puisi, dan workshop daur ulang. Kegiatan tesebut berlangsung sejak 28 Desember 2016.

 

Kurator
Albert Rahman Putra

Fasilitator
Delva Rahman
Dhela Pertiwi
Dinova Rillyade
Tiara Sasmita

Dokumentasi
Dhela Pertiwi
Taufik Saputra.

Seniman Partisipan:
Volta Ahmad Joneva
Raenaldi Andrean
Zola Alfiandra
Muhamad Risky
Zekalver Muharam
Teguh Wahyuandri

Produksi
Komunitas Gubuak Kopi & Pemuda Kelurahan Kampung Jawa, Solok.

Pesta Babaliak ka Pustaka Nagari

Dalam rangka mengaktivasi ruang publik sebagai ajang berbagi pengetahuan serta kreativitas warga dan remaja, Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda serta remaja Kelurahan Kampung Jawa, Solok, menggelar kegiatan gotong royong, mural, dan latihan bersama di Perpustakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa sejak satu bulan terakhir.
Untuk merayakan ini, Komunitas Gubuak Kopi bersama remaja Kampung Jawa, Solok,  menggelar ajang kreativitas remaja, dengan tajuk:
“Pesta BABALIAK KA PUSTAKA NAGARI”
Menghadirkan penampilan:
* Pameran karya mural
* Talempong Pacik
* Beatbox
* Pembacaan Puisi
* Pameran Gambar
* Pameran kerajinan
oleh remaja-remaja Kelurahan Kampung Jawa, Solok.
Sabtu, 21 Januari 2017
20.00 WIB – Selesai
Halaman Pustaka Nagari, Kelurahan Kampung Jawa, Solok.
__________________________________
http://www.gubuakkopi.wordpress.com // facebook Komunitas Gubuak Kopi // instagram @gubuakkopi / @sinemapojok / @solokmilikwarga

Continue reading

Mural di Dinding Pustaka Kita

Sebuah dinding pustaka tua yang biasanya kusam dan tak berwarna, sekarang mulai terlihat penuh dengan banyak gambar dan tulisan yang mengundang tawa, hingga membuat banyak mata mulai melirik dan memperhatikan. Banyak warga yang berhenti sejenak, bertanya apa yang pemuda dan remaja lakukan di sana.

Beberapa waktu lalu, sejak 28 Desember 2016 hingga 08 Januari 2017, di Perpustakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa, Solok, Komunitas Gubuak Kopi dan pemuda, serta remaja lokal melakukan kegiatan menggambar di dinding, atau yang juga dikenal dengan seni mural. Kegiatan yang mencolok di persimpangan kelurahan itu, mulai menarik perhatian warga dan banyak orang yang berlalu lalang. Mural dan coretan di dinding sebenarnya masih dianggap hal yang baru untuk sebagian besar warga Solok, termasuk di Kelurahan Kampung Jawa. Sempat beberapa warga mengangap yang dikerjakan oleh pemuda-pemuda tersebut adalah aksi merusak dinding perpustakaan saja. Memang sewaktu itu muralnya belum selesai, dan warga kebingungan. Continue reading

Proses “Babaliak ka Pustaka Nagari”

Babaliak ka Pustaka Nagari (Kembali ke Pustaka Nagari) adalah salah satu kegiatan yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda di Kelurahan Kampung Jawa, Solok, untuk mengaktifkan kembali serta meningkatkan fungsi pustaka di tengah warga kelurahan, maupun di sekitarnya. Sejak bulan September lalu, rekan saya Albert Rahman Putra dan Delva Rahman telah memulai risetnya mengenai lembaga-lembaga milik warga yang stategis untuk berbagi pengetahuan. Selain itu beberapa bulan terakhir kita yang kurang lebih satu tahun di kelurahan ini, mulai lebih giat lagi bertemu tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh adat, pemuda, untuk menggali persoalan-persoalan yang mungkin selama ini kami lengah. Hal ini sejalan dengan tema besar yang akan diangkat Komunitas Gubuak Kopi selama 2017 nantinya, yakni: Mengembangkan peran partisipasi warga dalam mengaktivasi ruang-ruang distribusi pengetahuan melalui kegiatan berbasis media tentang lingkungan dan kebudayaan lokal, salah satunya ruang itu terdapat dalam bentuk fisik: Pustaka Nagari. Continue reading

Lokakarya Mural dan Daur Ulang

Dalam rangka mengaktivasi Perpustakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa, sebagai ruang berbagi pengetahuan warga kelurahan, Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda-pemudi Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, menyelenggarakan lokakarya mural dan daur ulang sampah, bertajuk “Babaliak Ka Pustaka Nagari”. Acara ini gratis dan terbuka untuk seluruh warga kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok.

Senin, 26 Desember 2016
09.00 wib – selesai
di Perpustakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok

PERTEMUANKU DENGAN IBU ROSMINI

Catatan Pustaka Nagari Kampung Jawa, Bagian II

Siang itu (Selasa, 04 Oktober 2016) aku menelfon buk Rosmini, beliau adalah tenaga pengelola bagian layanan teknis Perpustakaan Nagari. Aku dan teman ku Albert masih ingin menanyakan tentang Perpustakaaan Nagari yang berada di Kampung Jawa, Kota Solok. Beberapa hari sebelumnya, kami telah mengunjungi perpustakaan ini, dan bertemu dengan Uni Des, yang menyarankan kami untuk bertemu Ibu Rosmini. Sehari sebelumnya Albert sudah membuat janji dengan Buk Ros, tapi beliau tak kunjung tiba. Aku memutuskan untuk menelfon buk Rosmini siangnya, Buk Ros pun mengatakan ia akan mengunjungi kantor kami (sekretariat Gubuak Kopi, masih berada di Kampung Jawa). Continue reading