Author Archives: Tiara Sasmita

Tiara Sasmita (Solok, 31 Desember 1991) adalah lulusan Universitas Andalas, Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Sastra Inggris. Salah seorang pegiat Gubuak Kopi, kini ia sibuk sebagai volenteer di sejumlah festival dan galeri.

Taman Mini Pak Anto

Vlog Kampuang – Taman Mini Pak Anto

Pak Anto adalah salah seorang warga yang tinggal di Gang Rambutan, RT 03 / RW 01, Kelurahan Pasar Pandan Air MAti, Kota Solok. Kesehariannya, dia adalah seorang pedagang buah di Rumah Sakit Umum Kota Solok. Selain itu, Pak Anto dikenal sebagai warga yang kreatif. Beberapa bulan lalu, Gang Rambutan bergotong royong, Pak Anto dipercaya untuk mengkomandoi artistiknya dan dikerjakan bersama-sama. Gang Rambutan menjadi gang sedikit lebih mencolok dari gang lain di sekitar sana. Semangat gotong royong kembali tumbuh dikalangan warga. Tidak kalah semangat Pak Anto memberdayakan barang-barang di sekitarnya, lalu menggarap sebuah taman mini yang menarik di halaman rumahnya. Continue reading

Sinema di Pojok Kampung Kita

Pada 25-26 Maret 2017 lalu, di beberapa titik, di Kelurahan Kampug Jawa, Solok, berlansung kegiatan “Sinema di Pojok Kampung Kita” Penayangan ini diselenggarakan oleh Komunitas Gubuak Kopi, bersama Pusat Pengembangan (Pusbang) Film, Kementrian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia, dalam rangka merayakan Hari Film Nasional 2017.

Kegiatan ini dibuka dengan penayangan Darah dan Doa, karya Usmar Ismail (1950), pada pukul 16.00 WIB di Galeri Gubuak Kopi, di Kelurahan Kampung Jawa. Darah dan Dan adalah film yang pertama kali dibuat (diproduseri dan disutradarai) oleh orang Indonesia. Usmar Ismail sendiri adalah seorang kelahiran Bukittinggi, 21 Maret 1921. Ia dikenal sebagai pelopor perfilman Indonesia. Pada tahu 1950, ia mendirikan PERFINI (Perusahaan Film Nasional), serta memproduksi film pertama, yakni Darah dan Doa di bawah nama PERFINI pada tahun yang sama. Tanggal 30 Maret 1950, adalah hari pengambilan gambar pertama dari film Darah dan Doa, yang kini disebut sebagai Hari Film Nasional oleh Dewan Perfilman Nasional pada taun 1962. Continue reading

Bundo Kanduang

Minggu lalu, 26 Februari 2017, Gedung Galeri Gubuak Kopi yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso No. 427, Kelurahan Kampung Jawa, menjadi tempat berkumpulnya Bundo Kanduang se-kota Solok. Acara berkumpul ini disebut juga sebagai Arisan Bundo Kanduang.

Salah satu dokumentasi yang dianggap sebagai foto Bundo Kanduang. Foto diakses dari http://www.ikanako.com/2016/08/02/bundo-kanduang-di-minangkabau/

Continue reading

Basikakeh Roda Basi di Sawah Solok

Catatan perjalanan menyimak iven Basikakaeh Roda Basi

Solok, Sumatera Barat memang terkenal dengan berasnya yang sangat nikmat, maka dari itu Solok kerap kali dijuluki Kota Beras oleh banyak orang. Bahkan ada juga lagu “Bareh Solok” yang diciptakan oleh Nuskan Syarif dan dipopulerkan oleh penyanyi pop minang seperti Ernie Djohan dan Elly Kasim dan banyak penyanyi lainnya. Bicara tentang beras tak lepas juga dari sawah. Solok juga terkenal dengan sawahnya yang luas dan subur. Contohnya saja sawah di sepanjang jalan Lubuk Sikarah, IV Korong Kota Solok, kita bisa menikmati luasnya hamparan sawah di sana. Baru-baru ini juga terpasang tanda merk dengan ukuran besar bertuliskan “Sawah Solok”. Sebuah ikon yang memberi arti tersendiri bagi kota Solok, mempertegas posisinya sebagai Kota Beras. “Sawah Solok!” dari sini lahberas nikmat itu dipanen, kira-kira seperti itu. Tanda ini pun juga ditujukanuntuk memikat masyarakat yang lewat. Banyak masyarakat Solok dan sekitarnya yang menjadikan ikon tersebut latar untuk berfoto ria. Continue reading

Proses “Babaliak ka Pustaka Nagari”

Babaliak ka Pustaka Nagari (Kembali ke Pustaka Nagari) adalah salah satu kegiatan yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda di Kelurahan Kampung Jawa, Solok, untuk mengaktifkan kembali serta meningkatkan fungsi pustaka di tengah warga kelurahan, maupun di sekitarnya. Sejak bulan September lalu, rekan saya Albert Rahman Putra dan Delva Rahman telah memulai risetnya mengenai lembaga-lembaga milik warga yang stategis untuk berbagi pengetahuan. Selain itu beberapa bulan terakhir kita yang kurang lebih satu tahun di kelurahan ini, mulai lebih giat lagi bertemu tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh adat, pemuda, untuk menggali persoalan-persoalan yang mungkin selama ini kami lengah. Hal ini sejalan dengan tema besar yang akan diangkat Komunitas Gubuak Kopi selama 2017 nantinya, yakni: Mengembangkan peran partisipasi warga dalam mengaktivasi ruang-ruang distribusi pengetahuan melalui kegiatan berbasis media tentang lingkungan dan kebudayaan lokal, salah satunya ruang itu terdapat dalam bentuk fisik: Pustaka Nagari. Continue reading

MENUJU PROYEK KESENIAN 2017: CATATAN TENTANG OBSERVASI AWAL

Minggu, 18 Desember, 2016, saya mendatangi sekretariat Gubuak Kopi di Kampung Jawa, RT01/RW05, Kecamatan Tanjung Harapan, Solok. Sesampainya di sana, saya berkenalan dengan dua orang relasi kami yang datang dari Jakarta, Manshur Zikri dan Muhammad Fauzan Chaniago. Mereka adalah tim riset dari Forum Lenteng yang akan melakukan observasi selama satu minggu di Kampung Jawa untuk mempersiapkan rencana kegiatan kolaborasi kami di bulan Februari, 2017. Continue reading

Negosiasi Ruang Bermain Kelompok Barajafilem

Suatu sore di desember bersama adik-adik Kelompok Barajafilem, saya dan Albert kebingungan karena kita tidak jadi mengambil gambar permainan bola, melanjutkan pengambilan gambar dari hari sebelumnya. Lapangan bola kali ini dipakai oleh orang-orang dewasa yang sudah bermain dengan sangat serius, jadi kami kebingungan untuk mencari tempat bermain lagi. Lalu, Albert melempar lagi tantangan kepada adik-adik ini, dimana lagi kita biasanya bermain? Continue reading

Kelas Baca Berjamaah – Gerimis Sepanjang Tahun

Pada 05 Novemer 2015 lalu, Komunitas Gubuak Kopi bersama adik-adik dari Kelompok Barajafilem meluangkan waktu untuk membaca secara berjamaah. Membaca secara bergantian sementara yang lain menyimak. Buku yang mereka baca pada kesempatan ini adalah buku Gerimis Sepanjang Tahun, sebuah buku dari program akumassa bersama komunitas Ciranggong (Jatiwangi) tahun 2015.  Continue reading

Menyusuri Gang Rumah Abib

Setelah mendapat tantangan dari adik-adik di Aia Mati, yang kemudian kami sebut Kelompok Barajafilem, hari itu (24/10/2015) kami memutuskan untuk mulai memegang kamera. Tentu sebelumnya Albert Rahman Putra selaku leader dan juga fasilitator dalam agenda “me-residensi-kan diri” ini memberi pengarahan dulu kepada kelompok anak-anak ini mengenai praktek bermedia. Continue reading