Tag Archives: Solok

Aku Kita Dan Kota: Terimakasih Atas Ilham

Tersirat: Ilham Ajarkan Menolong Tanpa Harapkan Pamrih

Oleh: Frikel Adila M
Ilham Dan Frikel pada kegiatan memilih sampah di RTH kota Solok

Ilham Dan Frikel pada kegiatan memilih sampah di RTH kota Solok

Hari itu, Minggu 22 April 2012,  setelah siang yang melelahkan, ditengah acara Aku Kita Dan Kota yang menyimpan kekesalan. Kesal karena kurangnya antusias dari mereka yang “seharusnya peduli”, terhadap Kota Solok ini. Siang telah berlalu, matahari telah menemukan belahan dunia lainnya. Gelap mulai mengurung kota kami. Dan sudah waktunya kami mempersiapkan acara berikutnya yaitu pemutaran film pada program Becak Bioskop dari komunitas Sarueh Padang Panjang yang sengaja diundang oleh komunias Gubuak Kopi. Continue reading

Bioskop Tua Solok

Beberapa waktu lalu (01/04/2012), saya bersama kawan – kawan di Komunitas Gubuak Kopi dan juga bersama kawan-kawan dari komunitas Sarueh Padangpanjang mengunjungi salah satu bioskop di Kota Solok. Informasi yang kami dapatkan di Solok dulu hanya terdapat dua Bioskop, yaitu bioskop Karia dan bioskop Wirayudha. Bioskop Wirayudha telah mati total karena tidak ada lagi peminat bioskop. Hingga saat ini satu-satunya bioskop yang bertahan adalah bioskop Karia yang berada masih di kawansan pasar raya Kota Solok. Walaupun dapat dikatakan tidak aktif lagi namun bioskop karia tersebut lebih memilih untuk tidak diruntuhkan seperti yang terjadi pada beberapa bioskop lainnya. Atau mungkin belum. Continue reading

Misteri Batu Nan Tujuah

 Cerita ketika kami berkunjung ke tempat sandaran Datuak Parapatiah Nan Sabatang.

Oleh: Albert Rahman Putra

Batu Nan Tujuah

Penasaran tentang perjalanan Datuak Parapatiah Nan Sabatang (salah satu Pucuk Pimpinan Minangkabau), saya dan Komunitas Gubuak kopi mengunjungi beberapa tokoh adat Solok dan Selayo. Salah satunya adalah Tan Ali, ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lubuak Sikarah (Solok). Beliau menceritakan banyak hal mengenai perjalanan Datuak Parapatiah Nan Sabatang di tanah Solok, salah satu monumennya adalah “Batu Nan Tujuah” di Nagari 9Korong (baca: Sembilan Korong), Kota Solok. Menurut bapak Tan Ali Batu Nan Tujuah juga dikenal sebagai tempat sandaran Datuak Parapatiah Nan Sabatang. Disanalah salah satu tempat beliau mendapat banyak pemikiran – pemikiran untuk kesejahteraan masyarakat Minangkabau. Karena penasan, saya dan rekan saya Kojek mengunjungi lokasi tersebut pada selasa (07/02) lalu. Continue reading

Sang Pengibar Bendera

“The Spirit Of Paskibra”

Mentari menampakkan dirinya, udara pagi gemulaikan “Sang Merah Putih” yang jumawa disetiap halaman rumah. Terkagum-kagum, hari besar seluruh rakyat Indonesia itu telah tiba, pagi itu 66 tahun Indonesia Merdeka. Tidak di sengaja namun begitulah adanya, kali ini pesta berlangsung lagi di bulan suci.  Namun apakah puasa menjadi kendala bagi peserta /pelaku upacara?, terutama bagi mereka  sang pejuang muda yang mengibarkan kembali Bendera Merah Putih kita di ujung tiang tertinggi yang tergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA). Continue reading