Sekitar pukul setengah sebelas, pada 28 Agustus 2019 saya bersama bebebrapa partisipan proyek seni Kurun Niaga melakukan perjalanan observasi ke Kota Sawahlunto. Adapun yang ikut adalah Albert Rahman Putra, Biki Wabihamdika, Biahlil Badri, Dedi Palito Club, Mella Darmayanti yang sekaligus menjadi mahasiswa magang di Gubuak Kopi dari Universitas Negeri Padang. Selain itu juga ada Lizzie Moss, salah seorang teman dari Australia. Ia adalah relawan “Australian Volenteer Program” untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Solok. Di sela-sela tugasnya ia juga sering mampir dan mengisi materi kelas Bahasa Inggris untuk kami.
Continue readingTag Archives: Padang Sibusuk
Kabau Tarek
Memberdayakan tenaga hewan untuk membantu pekerjaan manusia sebenarnya bukan hal baru lagi oleh masyarakat Sumatera maupun masyarakat timur. Pada dasarnya, hal ini telah ditinggalkan, karena selain telah muncul berbagai teknologi mesin bermotor, juga dianggap membebaskan hewan-hewan seperti kerbau dari beban berat. Namun beberapa praktik masih ditemukan di daerah-daerah di Sumatera Barat. Salah satunya adalah memanfaatkan tenaga kerbau untuk menganggkut mesin dompeng (don feng) untuk keperluan pertambangan emas. Video ini diambil pada tahun 2017 lalu, oleh Yovi, di Padang Sibusuk. Di beberapa lokasi di Minangkabau, pengangkut menggunakan tenaga kerbau ini disebut: Isoh/Esoh/Kabau tarek (kerbau penarik) Continue reading
Sarang Sriti
Sriti adalah salah satu jenih burung yang biasa membuat sarang di goa. Seperti halnya walet, sarang sriti juga dipercaya dapat memberi banyak khasiat, seperti kekebalan tubuh, mencegah stroke, dan sebagainya.
Vlog by yovifardhilas
Sijunjung, 10 Januari 2018
Mendaki Jenjang Jamiak
Masjid Jamiak, adalah salah satu mesjid tua di Padang Sibusuk. Bagi Masyarakat sekitar mesjid ini memiliki memori sejarah tersendiri. Menurut cerita para orang tua, di masjid inilah diumumkan berita kemerdekaan yang telah diproklamasikan oleh Soekarno – Hatta. Masjid ini juga memiliki arsitektur yang unik, dulu di bawah masjid ini merupakan aliran sungai sebelum ia dialihkan. Saat ini di bawah masjid juga terdapat mata air, yang biasa dikonsumsi warga untuk air bersih. Hal mernarik lainnya, adalah terdapat seratus jenjang menuju masjid ini, selain baik untuk kesehatan fisik, ia juga melatih kesabaran umat yang hendak pergi ke masjid. Continue reading
Koleksi Arsip Pak Kades
Pertengahan Januari 2018 lalu, Fadlan mengunjungi mantan kepala desa Padang Sibusuk Selatan di era awal 90-an. Kunjungan ini merupakan bagian dari riset lokakarya Daur Subur untuk menggali memori kejayaan masa lalu di Padang Sibusuk, baik itu di bidang olah raga, lingkungan, tradisi, dan sejumlah prestasi lainnya, serta melihat keterkaitannya dengan kebudayaan masyarakat pertanian pada masa itu. Di masa pimpinan beliau, Padang Sibusuk sempat mendapat penghargaan sebagai desa teladan tingkat provinsi, dan ia diundang oleh Kementerian Dalam Negeri untuk menerima penghargaan. Menarik membaca kembali kejayaan masa lalu, dalam melihat perkembangan situasi sosial dan perekonomian masyarakat Padang Sibusuk kini. Continue reading
Kebun Terung Pak Sukri
Pak Sukri adalah salah seorang petani di Padang Sibusuk yang memutuskan untuk terus bertani walau lahan pertanian di sekitarnya telah berubah menjadi lahan tambang emas. Ia menanam beragam jenis tanaman sayur terutama terung dan cabai. Selain itu, Pak Sukri juga menceritakan beberapa persoalan yang timbul karena tambang, baik itu masalah sosial maupun lingkungan. Tidak sedikit pertambangan di sekitar sana yang gagal, atau tekor, hingga tidak cukup uang untuk membuatnya menjadi sawah kembali. Continue reading
Kuratorial Open Lab: Mamboncah
Mamboncah: Membasahi yang kering, memulai kembali. Demikian kami generasi kini memahami aktivitas yang biasa dilakukan petani setelah panen dan hendak menanami sawahnya kembali. Bagi kita, ia adalah kerangka filosofis yang merujuk pada aksi untuk terus berbenah dan memperbaharui ruang, atas nama masa depan yang lebih baik serta keseimbangan yang berlanjut. Continue reading
Lokakarya Daur Subur di Padang Sibusuk
Daur Subur adalah sebuah paltform yang digagas oleh Gubuak Kopi dalam mengarsipkan dan memetakan kultur pertanian di Sumatera Barat melalui pendidikan media berbasis komunitas. Kegiatan ini digagas pada tahun 2017, melibatkan sejumlah partisipan dari beragam disiplin dan komunitas. Para partisipan yang terlibat diajak untuk mengikuti lokakarya dan memproduksi karya teks, gambar, dan audio visual. Kali ini, Daur Subur digelar di Nagari Padang Sibusuk, Kabupaten Sijunjung, bekerja sama dengan komunitas pemuda lokal PKAN Padang Sibusuk. Continue reading
Ketapel Mak Etek
Banyak cara yang dilakukan petani dalam mengusir hama burung pemakan padi, salah satunya adalah “manggaro”. Namun untuk musim burung yang tidak banyak, bisa dilakukan dengan cara sederhana. Seperti yang dilakukan oleh Mak Etek, yaitu dengan ketapel, ia menjaga sawah nya dari hama burung menggunakan ketapel karena cukup ampuh menjangkau dari jarak jauh dan cara ini tidak terlalu memakan tenaga. Mak Etek dapat menjaga sawahnya dari hama sambil bermain ketapel.
Vlog by Ade Mukhlas
Padang Sibusuk, 11 Januari 2018
Vlog ini bagian dari edisi khusus lokakarya Daur Subur di Padang Sibusuk, oleh Gubuak Kopi dan PKAN.
Tembak-tembak di Batang Aia
Sepulang sekolah Edo dan Teguh mempersiapkan alat pancing yang biasa ia sebut “tembak-tembak”. Alat ini merupakan salah satu dari beragam jenis penangkap ikan yang biasa dipakai oleh warga. “Tembak-tembak” bukanlah alat rutin untuk menangkap ikan, tapi biasa dipakai petani sepulang ke sawah sambil membersihkan badan, atau anak-anak sepulang sekolah sambil bermain di sungai. Alat penembak ini berbobot ringan dan mudah dibawa kemana-mana, terbuat dari kayu dan pelontar besi. Didesain menyerupai senapan, dapat dibawa dengan cara disandang atau diselipkan pada pinggang. Continue reading