Teks ini merupakan pengantar kuratorial dalam Andalas Film Exhibition – Denyut Baru yang dipresentasikan di Universitas Andalas, Kota Padang pada tanggal 21 November 2017 dan Universitas Dharma Andalas pada 28 November 2017. Festival ini diselenggarakan oleh Relair, pada tangal 18 November – 3 Desember 2017.
Continue reading
Tag Archives: Kuratorial
Equality
Pengantar kuratorial pameran EQUALITY – Minang Young Artist Project 2017
…hanya sayang dalam fase perubahan jiwa ini, mereka terlalu disilaukan oleh kemenangan mengejar keuntungan materi sebanyak‐banyaknya, sehingga banyak menjelma jadi manusia materialistis
yang tak “sedia berbagi” dengan kaum,itu suatu sifat luhur dari nenek moyangnya, sedapat mungkin dalam penjelmaan baru ini dihindarkan.
– Oesman Effendi (1976)-
Kuratorial Open Lab: LAPUAK LAPUAK DIKAJANGI
Kehadiran media dan teknologi terkini sering kali diwaspadai sebagai musuh utama kebudayaan asli atau kebudayaan lokal. Hal ini sejalan dengan konstruksi yang dibangun media arus utama, yang menampilkan kebudayaan asing sebagai sesuatu yang unggul, serta meningkatnya kesadaran kita sebagai warga dunia. Sementara itu, beberapa generasi kini – yang tidak sadar akan posisi kebudayaan lokal, dan yang abai akan cara kerja media – dikawatirkan beralih meninggalkan.
Continue readingPengantar Kuratorial: Daur Subur
Pengantar Kuratorial:
Daur Subur adalah pengembangan media dalam mengarsipkan dan membaca perkembangan kultur pertanian di lingkup lokal. Program ini digagas oleh Gubuak Kopi dengan mengembangkan pembacaan melalui pendekatan jurnalisme warga, aksi performatif, serta praktik media alternatif dengan memberdayakan teknologi yang dekat dengan kita.
Konten pameran pada dasarnya bukanlah hasil akhir, melainkan sketsa awal dari persoalan yang dibingkai selama lokakarya Kultur Daur Subur, yang dilaksanakan pada tanggal 10 – 20 Juni 2017 lalu. Melalui pameran dalam bentuk open lab ini, menarik membaca kembali proses para partisipan, sebagai pilihan bermedia di era millennial. Kebebasan dan kebanjiran informasi, berpotensi akan kerancuan informasi, sebaliknya dengan sikap kritis dan kesadaran akan cara kerja media, ia juga berpotensi sebagai penunjang kesetaran dan alat desentralisasi pengetahuan.
Selain itu, pemanfaatan teknologi media ini merupakan satu usaha alternatif mendefensikan dan membicarakan diri sendiri, serta merangkum narasi-narasi yang tersebar di kalangan warga sebagai sebuah pengetahuan, yang kali ini kita rayakan dengan peristiwa kesenian.***
Solok, 7 Juli 2017