Berikut kelanjutan dari cerita perjalan Gabriella Melisa atau biasa disapa Igeb di Korea Selatan. Silahkan Disimak!
Hari kedua di Korea Selatan, saya sudah cukup menyesuakan diri. Saya memang seringkali bermasalah dengan cuaca dingin. Untungnya Korea Selatan baru memasuki musim gugur jadi cuaca pagipun belum terlalu dingin. Setelah hari pertama mengunjungi pulau, hari kedua agendanya adalah trip ke Mount Seorak. Hanya dibutuhkan sekitar 30 menit menuju Mount Seorak dari resort tempat kami menginap.
Mount Seorak yang dalam Bahasa korea disebut Seolsan yang berarti gunung salju. Karena memang Mount Seorak terletak di ketinggian dan disaat musim dingin seluruh bagian gunung tersebut ditutupi salju. Musim dingin di Mount Seorak-pun sebulan lebih cepat dan sebulan lebih lama dari kota Seoul. Di Seoul musim dingin berkisar dari Desember sampai Februari, sedangkan di Mount Seorak musim dingin sudah dimulai dari Bulan November dan berakhir di Bulan Maret.
Untuk naik ke Peak of the mountain kita mesti menggunakan cable car. Wow, that’s amazing dan sayapun awalnya sedikit takut. Sebelum ke cable car station kita lebih dulu diajak mengunjungi Shinheungsa Temple yang disana terdapat Golden Bronze Big Buddha Statue. Penduduk Korea sendiri mayoritas tidak mempunyai agama. Sisanya Buddha sebagai agama paling banyak, Christian dan juga beberapa menganut Islam.
Setelah cukup foto-foto di kuil perjalanan dilanjutkan menuju cable car station. Disarankan kalau pergi dengan rombongan untuk reserve dulu tiket cable carnya karena kalau berakhir pekan di Mount Seorak antrian untuk naik cable car cukup ramai. Salah satu tour leader local kami juga mengatakan dia pernah mengantri sekitar 2-4 jam untuk meniki cable car. Untunglah rombongan kami sudah me-reserve jauh hari jadi tidak perlu mengantri lagi.
Nah, naik cable car ini juga cukup membuat saya merinding. Bayangkan, kita menaiki sebuah kendaraan kaca yang jalurnya menggunakan tali untuk menaiki puncak dengan kemiringan sekitar 30 derajat. Walaupun Cuma lima menit namun cukup memacu adrenaline. Kapasitasnya bisa memuat sekitar 50 – 60 orang.
Setelah sampai di Gunungnya, kita juga harus menanjak lagi sekitar 10 menit menuju puncak. Jangan khawatir, disini disediakan tangga dan dipagari, jadi cukup aman untuk menuju puncak.
Untuk pemandangan diatas jangan ditanya. Saya seperti sedang berada di Swiss (walaupun sebenarnya belum pernah ke Swiss). Puncak gunung ini sendiri adalah batu-batu kapur. Duh, saat saya kesana musim gugur-pun sudah dingin apalagi pas puncak in bersalju.
Mount Seorak
Satu lagi yang membuat saya impress dengan orang-orang Korea ini. Mereka semua kuat-kuat jalan. Sepanjang jalan menuju puncak saya selalu berpas-pasan dengan pasangan-pasangan lanjut usia, yang saya taksir umur mereka sudah mencapai 60an.
Setelah puas di Mount Seorak perjalanan dilanjutkan menuju kota Seoul yang berjarak sekitar 3 jam dari Mount Seorak.
Bye Mount Seorak
ke artikel sebelumnya : Trip Korea Selatan Part 1 |