Tag Archives: akumassa Solok
Partisipan AKUMASSA Solok
Catatan Tentang AKUMASSA Solok (Bagian 3)
Perkenalan dengan Komunitas Gubuak Kopi
Catatan tentang AKUMASSA Solok (Bagian 2)
Albert berbagi pengalaman tentang kesulitannya mendaftar untuk menjadi anggota perpustakaan keliling itu karena ia adalah warga Kabupaten Solok, sedangkan pihak perpustakaan hanya menerima anggota baru yang merupakan warga Kota Solok demi menghindari risiko kehilangan buku. Albert juga menyebut bahwa saat itu ia menemukan buku berjudul Lubang Hitam Kebudayaan (2002) karya Hikmat Budiman di perpustakaan tersebut. Menariknya, tulisannya yang terbit di website AKUMASSA mendapat respon dari Hikmat Budiman. Sosiolog yang terkenal dengan proyek-proyek penelitian mengenai kota-kota di berbagai pulau di Indonesia itu mengapresiasi tulisan Albert dan aktivitas pemberdayaan media yang dilakukan oleh AKUMASSA. Berhubung saya mengidolakan Hikmat Budiman, dan ia memuji tulisan Albert, maka sejak itulah saya terus memantau karya tulis Albert. Kami pun semakin sering berinteraksi di media sosial, terutama Facebook, karena Albert selalu berbagi kabar tentang aktivitasnya di Solok bersama Komunitas Gubuak Kopi. Continue reading
Bermula dari Cerita Kubuang Tigo Baleh
Catatan tentang AKUMASSA Solok (Bagian 1)
Ini adalah catatan yang mengingat kembali kegiatan lokakarya AKUMASSA di Kota Solok, Sumatera Barat, 26 Februari – 11 Maret 2017. Catatan ini dibuat di Jakarta, dua setengah minggu setelah lokakarya tersebut selesai dilaksanakan. Dalam tradisi yang dikembangkan oleh AKUMASSA sejak tahun 2008, pemaparan tentang agenda lokakarya AKUMASSA biasanya diterbitkan beberapa hari sebelum lokakarya dimulai, berangkat dari cerita tentang kota yang menjadi lokasi penyelenggaraannya (dengan parafrasa yang disusun sendiri oleh para fasilitator lokakarya berdasarkan pelbagai sumber), baru setelahnya menyusul tentang komunitas yang menjadi subjek utamanya. Karena tulisan ini dibuat belakangan, pemaparan yang akan diberikan agaknya akan sedikit berbeda daripada yang sudah-sudah. Continue reading
Presentasi Publik & Open Studio “Di Rantau Awak Se”
Sabtu, 11 Maret 2017, telah berlangsung pameran “Di Rantau Awak Se” di Galeri Gubuak Kopi, di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Pameran ini disajikan dalam bentuk presentasi publik dan open studio. Menampilkan (proses) berkarya partisipan dalam membingkai narasi-narasi yang ada di Kota Solok. Proyek seni ini direalisasikan atas kolaborasi Komunitas Gubuak Kopi bersama Forum Lenteng, Jakarta melalui program pemberdayaan media berbasis komunitas akumassa. Dalam proyek ini terlibat 8 orang partisipan yang terdiri dari Albert Rahman Putra, Delva Rahman, Maria Silalahi, Muhammad Risky, Raenaldy Andrean, Tiara Sasmita, Volta Ahmad Jonneva, dan Zekalver Muharam, serta tiga orang fasilitator, Manshur Zikri, Muhammad Fauzan Chaniago, dan Soemantri Gelar. Continue reading
Di Rantau Awak Se
Pengantar Kuratorial:
Pameran dan Open Studio bertajuk “Di Rantau Awak Se” merupakan bagian dari kegiatan lokakarya yang dilaksanakan oleh Komunitas Gubuak Kopi dan Forum Lenteng, lewat Program Pemberdayaan dan Pendidikan Media Berbasis Komunitas, AKUMASSA, sejak tanggal 6 hingga 10 Maret 2017.
Kegiatan lokakarya tersebut mendorong kawan-kawan komunitas untuk membaca kota Solok, khususnya daerah Kampung Jawa tempat beradanya Komunitas Gubuak Kopi, sebagai sebuah lokasi yang kita tinggali bersama, melalui sudut pandang warga masyarakat lokal. Pembacaan ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan jurnalisme warga dan praktik media alternatif, dengan memberdayakan teknologi telepon genggam dan kamera sederhana, untuk merekam apa-apa saja yang ada di Kampung Jawa. Aksi perekaman ini menjadi salah satu cara untuk mengarsipkan kota, dalam rangka memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan secara luas.
Materi-materi dalam pameran dan open studio ini dihadirkan sebagai sebuah sketsa atas pembacaan tersebut. Seluruh partisipan lokakarya mendokumentasikan peristiwa dan narasi-narasi yang tersebar di Kota Solok, lalu mengemasnya ke dalam berbagai medium, seperti teks, fotografi, gambar, dan video.
Materi-materi yang dipamerkan ini bukanlah hasil akhir, melainkan masih menjadi bagian dari proses lokakarya. Menarik untuk merefleksi apa yang telah dilakukan oleh para partisipan lokakarya sebagai suatu awal baru untuk mendefinisikan Kota Solok sebagai kota yang sadar akan budaya dan peka terhadap potensi media sebagai alat yang dapat membantu aksi-aksi pemberdayaan masyarakat.***
© Photo: Courtesy of Hafiz Rancajale (2017)
Di Rantau Awak Se
Komunitas Gubuak Kopi menyelenggarakan acara bertajuk “Di Rantau Awak Se: Presentasi Publik dan Open Studio” lokakarya literasi media. Kegiatan ini mengajak para partisipan untuk memahami lebih dalam sejarah perkembangan media dan kemungkinan eksplorasi mediumnya dalam membingkai persoalan-persoalan lokal. Selama berproses, para partisipan juga melakukan produksi karya berupa video, gambar, audio, dan teks. Karya-karya tersebut mengedepankan perspektif partisipan sendiri sebagai warga dalam menanggapi fenomena sosial yang ada di sekeliling, Solok. Dalam proses membingkai tersebut para partispan dituntut aktif melakukan interaksi dengan orang-orang di sekitarnya. Mendalami narasi-narasi kecil dan peristiwa massa sesuai dengan konteks sejarah dan perkembangan terkini. Dalam kegiatan presentasi ini, kita mengangkat tema “Rantau”, ditarik dari bingkaian para partisipan dalam melihat pola tradisi merantau yang ada di Solok, baik itu yang dilakukan oleh para perantau Solok, maupun orang merantau ke Solok.
Sabtu, 11 Maret 2017
15.00 – 23.00 WIB
Di Gallery Gubuakkopi
Jalan Yos Sudarso, No. 427, Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, Sumatera Barat. 27323.
Kegiatan direalisasikan oleh Komunitas Gubuak Kopi dan Forum Lenteng lewat Program AKUMASSA.
Partisipan Lokakarya
Albert Rahman Putra, Delva Rahman, Maria Christina Silalahi, Muhamma Risky, Raenaldy Andrean, Tiara Sasmita, Volta Ahmad Jonneva, Zekalver Muharam.
Fasilitator
Manshur Zikri, Otty Widasari, Soemantri Gelar, dan Muhamad Fauzan Chaniago
AKUMASSA adalah sebuah program pemberdayaan media yang digagas oleh Forum Lenteng sejak tahun 2008, berkolaborasi dengan komunitas-komunitas lokal di beberapa daerah di Indonesia untuk melaksanakan lokakarya dan memproduksi beragam bentuk media komunikasi (tulisan, gambar/foto, audio, dan video).
Forum Lenteng merupakan organisasi nirlaba egaliter sebagai sarana pengembangan studi sosial dan budaya yang didirikan oleh mahasiswa komunikasi, pekerja seni, periset dan pengamat kebudayaan pada tahun 2003. Forum ini didirikan sebagai usaha pengembangan pengetahuan media dan seni para anggotanya, dengan cara; produksi, pendokumentasian, riset dan distribusi terbuka. Pengembangan pengetahuan ini menjadi pijakan bagi komunitas untuk membicarakan persoalan sosial masyarakat melalui seni dan media. Setelah duabelas tahun berdiri, forum ini telah berkembang dalam berbagai program atas dukungan kerjasama dengan berbagai lembaga dan komunitas di Indonesia dan internasional.