Daur Subur adalah sebuah paltform yang digagas oleh Gubuak Kopi dalam mengarsipkan dan memetakan kultur pertanian di Sumatera Barat melalui pendidikan media berbasis komunitas. Kegiatan ini digagas pada tahun 2017, melibatkan sejumlah partisipan dari beragam disiplin dan perwakilan komunitas. Para partisipan yang terlibat diajak untuk mengikuti lokakarya literasi media, pengelolaan arsip, dan memproduksi karya berupa teks, gambar, dan audio visual.
–
Daur Subur #1 dengan tajuk “Kultur Daur Subur" adalah pemetaan awal isu-isu mengenai kebudayaan yang berkembang di masyarakat pertanian di Solok. Selain lokakarya lieterasi media, para partisipan juga dibekali persoalan pertanian dan lingkungan dari sudut pandang kearifan lokal/adat bersama Buya Khairani, serta dari sudutpandang sosial-politik-ekonomi pasca-kemerdekaan bersama Bapak Elhaqi Effendy. Selama berproses para partisipan juga berkunjung ke sejumlah narasumber dan mendokumentasikan praktik warga dalam menyikapi ruang hidupunya.
Daur Subur #1 – Kultur Daur Subur
Lokakarya: 10 – 20 Juni 2017 di Galeri Gubuak Kopi
Presentasi Publik: 7 Juli 2017
Fasilitator Proyek: Albert Rahman Putra, Delva Rahman, Muhammad Riski, Volta Ahmad Jonneva, Zekalver Muharam
Partisipan: Arif Kurniawan Putra (Solok), Amathia Rizqyani (Komunitas Gempa, Solok), M Yunus Hidayat (Komunitas Takasiboe, Muarolabuh), Risky Intan Nasochi (Solok), Rizaldy Oktafiasrim Risky (Komunitas Rantai, Sawahlunto), Ogy Wisnu Suhandha (Komunitas Ladang Rupa, Bukittinggi).
Narasumber Tamu:
Elhaqi Effendi
Buhya Khairani
Profil Partisipan: Partisipan Kultur Daur Subur