Sabtu, 3 Juli 2021 lalu, Komunitas Gubuak Kopi menjadi salah satu pembicara dalam talkshow yang diselenggarakan oleh Kolektif Chigo, Kyushu Geibun-kan, Jepang. Dalam seri ngobrol-ngobrol ini Komunitas Gubuak Kopi, yang dalam hal ini diwakili oleh Albert Rahman Putra, berbagi pandangan mengenai “kolektif” dan bagaimana kelompok ini bekerja di lingkup Solok, Sumatera Barat. Acara ini bertajuk “Bersama Kolektif Memikirkan Aktivitas di Tengah Pandemi” dan dikuratori oleh Yuki Hatori. Selain Komunitas Gubuak Kopi, penyelenggara juga mengundang 7 kolektif lainnya.
Continue readingAuthor Archives: Komunitas Gubuak Kopi
Lokakarya Daur Subur di Kampung Jawa
Sejak 2017 lalu, Komunitas Gubuak Kopi menginisiasi proyek Daur Subur, sebuah platform kolaborasi dan jaringan kerja untuk membaca kebudayaan masyarakat pertanian di Sumatera Barat. Pembacaan ini mencoba memetakan kembali dan mengumpulkan aspek pengetahuan kearifan lokal, untuk merespon persoalan hari ini, terutama terkait wacana ketahanan pangan dan diskusi publik mengenai warga yang berdaya.
Tahun ini Daur Subur mengusung lokakarya di lingkup Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Membaca inisiatif-inisiatif warga, persoalan ketahanan pangan, sirkulasi air dan sampah, pengetahuan mengenai tanaman, serta fenomena terkait Daur Subur lainnya di tengah-tengah warga.
Lokakarya ini diikuti oleh 10 partisipan, yakni: Alif Ilham Fajriadi dari LPM Suara Kampus, Padang; Khairul Hatta dari Padang Panjang; Lingga dari Padang; Nanda dari Surau Tuo, Bukittinggi; Arfan Nanda dan Salistio Erisa Putra dari Solok; Amelia Putri, Noura Arifin, dan Alfin Zernindo Prima dari Orangufriends Padang; dan Alfi Syukri dari Sekolah Gender, Padang.
Lokakarya ini berlangsung selama 12 hari, 30 Mei – 10 Juni 2021, dengan menerapkan protokol kesehatan. Lokakarya ini menghasilkan 10 artikel panjang dan ditindaklanjuti dengan kolaborasi pengelolaan taman warga RW 06 yang diisi dengan berbagai tanaman sumbangan warga.
–
Halaman portofolio: Daur Subur di Kampung Jawa
–
Kurun Niaga #2 – Landscape
Kurun Niaga adalah studi tentang sejarah perniagaan di Solok, Sumatera Barat, yang diinisiasi oleh Komunitas Gubuak Kopi pada tahun 2019. Studi ini melibatkan partisipan dari beragam disiplin untuk membaca kembali arsip-arsip, baik itu berupa arsip fisik, ingatan, serta narasi yang berkembang di kalangan warga. Pembacaan ini dipresentasikan dalam medium seni, buku, dan perisitiwa seni.
Pada tahun 2019, Proyek Kurun Niaga, yang bertajuk “Kala Negeri Dikelola Pemodal” berfokus pada pemetaan awal mengenai aktivitas perniagaan di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum. Membaca bagaimana interaksi dengan bangsa luar memungkinkan silang kebudayaan dan perubahan cara pandang sosial. Politik perdagangan, kolonialisasi, hingga munculnya jalur-jalur transportasi lokal baru yang merubah dinamika kota. (Kurun Niaga 2019)
Tahun ini, Komunitas Gubuak Kopi melibatkan sejumlah partisipan yang merupakan praktisi seni untuk melakukan retrospeksi terhadap teks dan kajian sebelumnya dalam aktivitas membuat sketsa. Medokumentasikan serta merefleksi kontur alam Solok dalam layer-layer perniagaan. Para partisipan terdiri dari anak muda Solok, dan luar Solok. Saling berbagi pandangan dan impresi. Menghubungkan diri pada narasi sejarah dan menangkap kebutuhan pengetahuan memahami dinamika kebudayaan.
Selama berproses, selain membuat sketsa, para partisipan juga melakukan diskusi-diskusi terarah dan berbagi pengalaman. Mengembangkan kemungkinan praktik ini sebagai metode mempelajari aspek geografis, sosiologis, dan antorpologis dalam produksi pengetahuan. Bagaimana bekal bagasi pengetahuan dan pengalaman visual mempengaruhi bingkaian garis-garis pada sketsa.
Kurun Niaga (Ages of Commerce) is a study about history of commerce in Solok, West Sumatera, initiated by Komunitas Gubuak Kopi since 2019. This study involves participants from various disciplines to read again the archives, both in the form of physical archive, memory, and the narrative that grows in the society. This reading will be presented on the medium of art, book, and art events.
In 2019, Kurun Niaga Project titled “Kala Negeri Dikelola Pemodal” focused on initial mapping about activity of commerce in Solok specifically and West Sumatera generally. The aim is to read how the interaction with foreign nations allow cultural cross and the changed in social perspective occur. Politic of commerce, colonialism, until the emergence of new local transportation lines changes the city dynamics.
This year, Komunitas Gubuak Kopi involves some art practitioners to retrospect the text and previous study during their sketch-making activity.Documenting as well as reflecting on contour of Solok nature in the layers of commerce. The participants consist of young people from Solok and outside of Solok. Mutual sharing of perspective and impression. Connecting each other to the narrative of history and to capture the needs of knowledge to understand the dynamic of culture.
During the process, aside from sketch-making, the participants also conduct focused group discussion and share the experience. Developing possibility of this practice as a method to study aspect of geography, sociology, and anthropology on the production of knowledge. How provision of knowledge luggage and visual experience influence their framework of lines within the sketches.
–
Facilitator: Albert Rahman Putra (Kurator), Biahlil Badri, Biki Wabihamdika.
Participant: Anggraeni Widhiasih, Boy Nistil, Dika Adrian, Teguh Wahyundri, Verdian Rayner, Volta Ahmad Jonneva.
Visit Project Portfolio: Kurun Niaga #2 – Landscape
Pembukaan Pameran Kurun Niaga #2 – Lanskap
Senin, 28 Desember 2020 Komunitas Gubuak Kopi menggelar pameran Kurun Niaga #2 bertajuk “Lanskap”. Pameran ini merupakan presentasi publik dari proyek seni “Kurun Niaga”, sebuah studi tentang sejarah perniagaan di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum. Pameran ini melibatkan partisipan dari berbagai macam disiplin, untuk membaca kembali arsip-arsip, baik itu berupa arsip fisik, ingatan, serta narasi yang berkembang di kalangan warga. Kemudian pembacaan ini dipresentasikan dalam medium seni, buku, dan peristiwa seni. Ini adalah seri kedua, sedangkan Kurun Niaga pertama bertajuk “Kala Negeri Dikelola Pemodal” diselenggarakan tahun 2019 lalu.
Continue readingSolok dalam Dimensi Kurun Niaga
[Scroll for English]
Kamis, 25 Desember 2020, teman-teman kembali berkumpul di kabin tengah Rumah Tamera. Berkumpul kali ini adalah dalam agenda diskusi terarah, menyatukan presepsi, dan meninjau proses sketsa yang dilakukan oleh teman-teman 3 minggu terakhir untuk proyek Kurun Niaga. Sebelumnya, para partisipan proyek: Anggraeni Widhiasih (Jakarta), Autonica (Yogyakarta), Verdian Rayner (Solok), Volta A Jonneva (Kinari), Teguh Wahyundri (Solok) Boynistill (Solok), BDX (Solok), dan para fasilitator: Albert Rahman Putra (Solok), Biahlil Badri (Solok), Biki Wabihamdika (Solok), telah mengunjugi beberapa titik di Solok dan Kota Sawahlunto untuk memproduksi sketsa.
Continue readingMemeriahkan Ruang Publik Solok
Tenggara Street Art Festival 2020
Sabtu, 28 November 2020, Tenggara Street Art Festival ditutup. Festival ini diinisiasi oleh Gubuak Kopi dan Rumah Tamera – Solok Creative Hub, sebagai pengembangan wacana mengenai street art dan semangat D.I.Y di Sumatera. Festival yang sudah berlangsung selama 10 hari ini terdari dari rangkaian program. Program-program yang berlangsung terdiri dari Artist in Residence, Workshop, Jamming Session, Camping, dan Closing Night.
Continue readingOLEH-OLEH DARI MIMI BATIK
Catatan Proses Tenggara Festival 2020
Beberapa waktu sebelum penutupan Tenggara Street Art Festival, Dinas Pariwisata Kota Solok menelpon kami, ia menyampaikan pesan dari Mimi Batik. Salah satu rumah produksi batik khas Solok. Melalui dinas tersebut, Mimi Batik menyampaikan apresiasinya atas aksi kreatif para seniman yang terlibat di residensi Tenggara Festival selam 10 hari di Solok, 18-28 November 2020. Aksi tersebut telah mewarnai ruang publik Solok dan menurutnya menginspirasi teman-teman di Solok untuk berkontribusi secara kreatif untuk kota kecil ini.
Continue readingORKES TAMAN BUNGA DI TENGGARA FESTIVAL
Catatan Proses Tenggara Festival 2020
Sepertinya kelompok musik yang satu ini tidak perlu banyak perkenalan lagi. @orkestamanbunga yang berbasis di Kota Padangpanjang ini sudah berdiri sejak tahun 2012, dan sudah mewarnai berbagai panggung di Sumatra. Oktober lalu, Rumah Tamera juga turut terlibat dalam produksi dan peluncuran album kedua mereka di 3AM Creative Space, Kota Padang.
Continue readingSUARA PAPAN IKLAN DI TENGGARA FESTIVAL
Catatan Proses Tenggara Festival 2020
Papan Iklan adalah sebuah proyek musik yang dikelola warga ekosistem @rumahtamera, yakni @muhrisky15@zakarzzzz@m.biahlil_badri dan @badikkk. Proyek musik ini hadir dalam format band. Beberapa lagu-lagu mereka mengemas teks-teks yang tersebar di ruang-ruang publik warga Solok. Teks-teks itu seperti iklan dan peringatan yang ditulis warga untuk setiap orang yang melihat. Dan band ini menjadikannya berbunyi dan terdengar.
Continue readingNYANYIAN KISSHY DI TENGGARA
Catatan Proses Tenggara Festival 2020
Kisshy Neolle Amara adalah salah seorang musisi solo asal Solok. Sabtu, 28 Novemberi 2020 lalu ia berkesempatan memeriahkan malam penutupan Tenggara Street Art Festival di Taman Pramuka, Kota Solok. Ia tampil memukau para peserta kemah dan pada street artist. Suaranya yang merdu diiringi petikan gitar partner musiknya melantunkan teman-tembang yang sejuk.
Continue reading