Author Archives: Komunitas Gubuak Kopi

Komunitas Gubuak Kopi adalah sebuah kelompok belajar seni dan media yang berbasis di Kota Solok, sejak tahun 2011. Kelompok ini berfokus pada pengembangan seni sebagai metode riset. Serta menjembatani kolaborasi profesional (seniman, peneliti, dan penulis) dan warga dalam mendedah persoalan-persoalan budaya lokal di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum.

Di Rantau Awak Se

Komunitas Gubuak Kopi menyelenggarakan acara bertajuk “Di Rantau Awak Se: Presentasi Publik dan Open Studio” lokakarya literasi media. Kegiatan ini mengajak para partisipan untuk memahami lebih dalam sejarah perkembangan media dan kemungkinan eksplorasi mediumnya dalam membingkai persoalan-persoalan lokal. Selama berproses, para partisipan juga melakukan produksi karya berupa video, gambar, audio, dan teks. Karya-karya tersebut mengedepankan perspektif partisipan sendiri sebagai warga dalam menanggapi fenomena sosial yang ada di sekeliling, Solok. Dalam proses membingkai tersebut para partispan dituntut aktif melakukan interaksi dengan orang-orang di sekitarnya. Mendalami narasi-narasi kecil dan peristiwa massa sesuai dengan konteks sejarah dan perkembangan terkini. Dalam kegiatan presentasi ini, kita mengangkat tema “Rantau”, ditarik dari bingkaian para partisipan dalam melihat pola tradisi merantau yang ada di Solok, baik itu yang dilakukan oleh para perantau Solok, maupun orang merantau ke Solok.

Sabtu, 11 Maret 2017
15.00 – 23.00 WIB
Di Gallery Gubuakkopi
Jalan Yos Sudarso, No. 427, Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, Sumatera Barat. 27323.

Kegiatan direalisasikan oleh Komunitas Gubuak Kopi dan Forum Lenteng lewat Program AKUMASSA.

Partisipan Lokakarya
Albert Rahman Putra, Delva Rahman, Maria Christina Silalahi, Muhamma Risky, Raenaldy Andrean, Tiara Sasmita, Volta Ahmad Jonneva, Zekalver Muharam.

Fasilitator
Manshur Zikri, Otty Widasari, Soemantri Gelar, dan Muhamad Fauzan Chaniago


AKUMASSA adalah sebuah program pemberdayaan media yang digagas oleh Forum Lenteng sejak tahun 2008, berkolaborasi dengan komunitas-komunitas lokal di beberapa daerah di Indonesia untuk melaksanakan lokakarya dan memproduksi beragam bentuk media komunikasi (tulisan, gambar/foto, audio, dan video).

Forum Lenteng merupakan organisasi nirlaba egaliter sebagai sarana pengembangan studi sosial dan budaya yang didirikan oleh mahasiswa komunikasi, pekerja seni, periset dan pengamat kebudayaan pada tahun 2003. Forum ini didirikan sebagai usaha pengembangan pengetahuan media dan seni para anggotanya, dengan cara; produksi, pendokumentasian, riset dan distribusi terbuka. Pengembangan pengetahuan ini menjadi pijakan bagi komunitas untuk membicarakan persoalan sosial masyarakat melalui seni dan media. Setelah duabelas tahun berdiri, forum ini telah berkembang dalam berbagai program atas dukungan kerjasama dengan berbagai lembaga dan komunitas di Indonesia dan internasional.

BABALIAK KA PUSTAKA NAGARI

Dokumentasi Proyek Seni Babaliak Ka Pustaka Nagari

Babaliak ka Pustaka Nagari adalah salah satu implementasi program Komunitas Gubuak Kopi dalam memperkuat masyarakat sipil melalui gotong royong serta mengaktivasi ruang publik sebagai ruang berbagi pengetahuan dan ruang berkreativitas warga. Kegiatan ini diinisiasi oleh Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda Kelurahan Kampung Jawa, Solok. Dalam kegiatan ini Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda, mendorong remaja untuk mengembangkan gotong royong melalui kegiatan kreatif dan kesenian, mengaktivasi perpustakaan milik kelurahan dengan rangkaian kegiatan seperti pelatihan mural, pelatihan kesenian tradisi, membaca sastra, membaca puisi, dan workshop daur ulang, sejak 28 Desember 2016 – 21 Januari 2017.

Continue reading

Pencuri Sepeda

Pencuri Sepeda (Bicycle Thief/Ladri di biciclette) adalah salah satu filem karya Vittorio De Sica yang sering disebut sebagai salah satu filem terbaik sepanjang masa. Pencuri Sepeda dirilis 1948/1949 di Italia. Berlatar situasi politik pasca-perang yang menyebabkan munculnya berbagai krisis  di Italia. Filem ini juga menjadi salah satu karya yang sering kali dibaca sebagai salah satu capaian terbaik dari gerakan neorealisme di Italia pasca-perang dunia.Dalam filem Pencuri Sepeda ini, kita akan melihat semangat optimisme dari para pegiat filem Italia yang bangkit dari keterpurukan pasca-perang. Mengkritisi sikap-sikap pesimis, agama, dan kebudayaan lama, serta kekacauan infrastuktur dan kemiskinan sebagai dampak dari perang.

_______

Pencuri Sepeda (Bicycle Thief, 1949)

Director: Vittorio De Sica

93 menit, Italia, subteks Bahasa Indonesia.

 

Minggu, 05 Februari 2017

20.00 Wib

Gallery Gubuakkopi

(Jln. Yos Sudarso, no 427, Kampuang Jao, Kota Solok)

Continue reading

NONTON KRITIK ALA SI TUKANG KIBUL

Pada penayangan Sinema Pojok kali ini, Komunitas Gubuak Kopi mengajak warga untuk bernostalgia menonton salah satu karya filem Nawi Ismail yang berjudul Benyamin Tukang Ngibul. Filem komedi ini dirilis pada masa orde baru, tahun 1975, masa-masa ketika kritik selalu dibungkam. Dalam penayangan kali ini kita menganggap Nawi Ismail juga merupakan salah satu nama yang menarik untuk dibaca dalam perkembangan sinema di Indonesia, di luar nama-nama agung seperti Usmar Ismail, Teguh Karya, Sjumandjaja, Djajakusuma, dan lainnya.

Nawi Ismail, sejak 1950-1980-an telah menyutradarai puluhan filem dan mengangkat aktor-aktor seperti Dicky Zulkarnaen dan Benyamin Sueb menjadi populer lewat filem “Si Pitung” dan filem lainnya yang bertajuk drama, komedi, dan laga. Nawi, sebelumnya jugamembuat beberap filem yang terinpirasi dari cerita-cerita populer dari barat seperti, Koboi dan Djanggo. Film-filem tersebut diantaranya juga memuat persoalan-persoalan yang dekat dengan indonesia kala itu, seperti masalah urbanisasi, penggusuran, KKN, dan lainnya. Ditangan Nawi, baik itu heroik-heroik ala barat, persoalan politik direzim diktator, dan lainnya menjadi menarik untuk diingat dan ditertawakan. Continue reading

Mengaktivasi Perpustakaan Nagari Melalui Kesenian

Sabtu malam, 21 Januari 2017 lalu, Komunitas Gubuak Kopi bersama kelompok pemuda Kelurahan Kampung Jawa Solok, menggelar pentas kesenian remaja kelurahan di Persputakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa, Solok. Kegiatan ini terdiri dari pertunjukan kesenian talempong pacik, beatbox, pembacaan puisi, serta pameran gambar, mural (melukis dinding), dan buku-buku.

Perhelatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, para orang tua remaja, dan sejumlah tamu undangan, baik itu dari kalangan pegiat komunitas ataupun organisasi kepemudaan lainnya. Kegiatan ini dibuka dengan sambutan oleh Bapak Riko selaku Kepala Lurah Kampung Jawa, Solok. Riko, menyampaikan kebanggannya atas keberadaan Komunitas Gubuak Kopi di Kelurahan ini, yang mampu menggerakan dan membimbing generasi muda ke arah yang positif.

Hal senada juga disampaikan oleh Haji Eri selaku tokoh masyarakat setempat yang turut memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut,

“kami sangat berterima kasih pada Komunitas Gubuak Kopi, telah membimbing adik-adiknya di sini, yang sebelumnya keluyuran tidak jelas, kemudian kini hadir dengan kreativitas.” Puji Haji Eri dalam sambutannya.

Dalam perhelatan tersebut hadir pula Ibu Rosmini, ketua Bundo Kanduang dan pengelola perpustakaan Nagari, yang menyampaikan terimakasih atas renovasi wajah perpustakaan yang dikerjakan oleh pegiat Komunitas Gubuak Kopi.

Albert Rahman Putra, selaku ketua Komunitas Gubuak Kopi meyebutkan bahwa, ada beberapa tujuan utama yang ingin dicapai oleh Lembaga penelitian penegembangan seni dan media ini. Di antaranya, mengaktivasi ruang publik yang dalam hal ini ada perpustakaan. Menurut Albert, Perpustakaan adalah ruang distribusi pengetahuan yang sangat strategis dalam menyebarkan pengetahuan, serta memperkuat masyarakat sipil.

“Pustaka kelurahan tidak hanya gudang penyimpanan buku, tetapi juga terminal pengetahuan, ruang untuk kita bertemu, berdiskusi, berinteraksi, berbagi informasi, dan berkreativitas, untuk itu kita ingin semua elemen masyarakat dapat terlibat dalam kegiatan ini,” Ungkap Albert saat diwawancarai.

Albert menegaskan, perpustakaan tidak hanya milik para orang tua, pemuda, tapi juga milik remaja dan anak-anak. Dari riset sebelumnya kita melihat, ada rasa malu bagi remaja kelurahan untuk berkunjung dan berkegiatan di perpustakaan. Tiga minggu sebelumnya, remaja-remaja dan anak-anak yang berhasil dijangkau, lalu dikumpulkan dan diberi penjelasan tentang potensi-potensi perpustakaan. Untuk itu lah, kakak-kakak mereka di Komunitas Gubuak Kopi membimbing remaja ini melakukan sejumlah kreativitas di perpustakaan ini, seperti membaca puisi, mural, berlatih talempong pacik, dan daur ulang. Hal ini pertama sekali bertujuan untuk menghilangkan jarak antara perpustakaan dengan mereka.

Selain itu tidak tertutup pula para orang tua untuk berkegiatan di perpustakaan. Desember lalu, Komunitas Gubuak Kopi, bersama ibu-ibu Bundo Kanduang juga berlatih talempong pacik atas inisiatif ibu-ibu ini. Serta dalam perhelatan ini, selain memamerkan karya gambar-gambar, juga memamerkan buku-buku pertanian, perkebunan, dan peternakan yang berpotensi di kelurahan ini.

“Berdasarkan riset kita sejak Agustus 2016 lalu, kita melihat potensi-potensi pertanian maupun peternakan yang dimiliki oleh kelurahan ini, dan ternyata semua referensi itu ada di perpustakaan ini.”

Kegiatan yang bertajuk “Pesta Babaliak Ka Pustaka Nagari” ini dikerjakan secara gotong royong antara Komunitas Gubuak Kopi, pemuda, dan remaja. Dalam kegiatan ini di antaranya terlibat Albert Rahman Putra selaku kurator, serta terdapat sejumlah seniman partisipan yang menyumbangkan pikiran dan waktu mereka untuk membimbing remaja Kelurahan Kampung Jawa, yakni: Volta Ahmad Joneva, Delva Rahman, Dhela Pertiwi, Raenaldi Andrean, Zola Alfiatra, Zekalver Muharam, Teguh Wahyuandri, Tiara Sasmita, Muhammad Risky, dan Rafli Hidayat.

Komunitas Gubuak Kopi adalah sebuah lembaga nirlaba yang berkerja mengembangkan pengetahuan seni dan media bagi warga, serta mengaktivasi ruang public sebagai ruang berbgai pengetahuan, melalui kegiatan kesenian dan kreatif. Organisasi ini berdiri sejak tahun 2011, berbasis di Solok dan dikelola oleh pemuda yang terdiri dari pegiat seni, penulis, jurnalis, dan mahasiswa. Sejak tahun 2016, Komunitas Gubuak Kopi berbasis di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok.***


Artikel ini sebelumnya telah dipublikasi di media online infosumbar.net, dengan judul Komunitas Gubuak Kopi; Komunitas yang Mengaktivasi Perpustakaan Nagari Melalui Kesenian, tanggal 29 Januari 2017.

Presentasi Publik “Babaliak Ka Pustaka Nagari”

Pada Januari 2017 lalu, Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok menggelar lokakarya aktivasi ruang publik melalui pendidikan literasi media. Dalam lokakarya ini terlibat 7 orang partisipan diantaranya: Volta Ahmad Jonneva, Raenaldy Andrean, Zola Alfitra, Tiara Sasmita, Zekalver Muharam, Muhammad Risky, bersama fasilitator: Albert Rahman Putra dan Delva Rahman. Dalam rangkaian lokakarya ini juga terdapat beberapa lokakarya lainnya oleh partisipan bersama warga dan remaja sekitar Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, seperti: lokakarya mural, musik tradisi talempong pacik, membaca puisi, dan mendaur ulang. Kegiatan ini diselenggarakan di Solok, dengan pusat lokakarya di Galeri Gubuak Kopi dan Perpustakaan Kelurahan Kampung Jawa. Continue reading

Tumbuhkan Minat Baca Anak Nagari

Klarifikasi dari Komunitas Gubuak Kopi atas pemberitaan Padang TV, bahwa Perpustakaan Nagari yang disebutkan oleh pembaca berita bukan didirikan oleh Komunitas Gubuak Kopi. Dalam konteks ini, Komunitas Gubuak Kopi hanya berperan mendorong pemuda dan remaja untuk mengaktivasi perpustakaan ini melalui kegiatan goyong royong, seni dan kreatif. Demikian klarifikasi yang sudah disampaikan kepada jurnalis yang bersangkutan.

https://www.youtube.com/watch?v=i2xjp72MdHk


Babaliak ka Pustaka Nagari adalah kegiatan yang diinisiasi oleh Komunitas Gubuak Kopi dalam rangka memperkuat masyarakat sipil melalui gotong-royong, serta mengaktivasi ruang publik sebagai ruang berbagi pengetahuan dan ruang berkreativitas warga. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda-pemuda lokal di Kelurahan Kampung Jawa, Solok. Kegiatan ini mendorong remaja untuk mengembangkan gotong-royong melalui kegiatan kreatif dan kesenian, mengaktivasi perpustakaan milik kelurahan dengan rangkaian kegiatan, seperti pelatihan mural, pelatihan kesenian tradisi, membaca sastra, membaca puisi, dan workshop daur ulang. Kegiatan tesebut berlangsung sejak 28 Desember 2016.

 

Kurator
Albert Rahman Putra

Fasilitator
Delva Rahman
Dhela Pertiwi
Dinova Rillyade
Tiara Sasmita

Dokumentasi
Dhela Pertiwi
Taufik Saputra.

Seniman Partisipan:
Volta Ahmad Joneva
Raenaldi Andrean
Zola Alfiandra
Muhamad Risky
Zekalver Muharam
Teguh Wahyuandri

Produksi
Komunitas Gubuak Kopi & Pemuda Kelurahan Kampung Jawa, Solok.

Pesta Babaliak ka Pustaka Nagari

Dalam rangka mengaktivasi ruang publik sebagai ajang berbagi pengetahuan serta kreativitas warga dan remaja, Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda serta remaja Kelurahan Kampung Jawa, Solok, menggelar kegiatan gotong royong, mural, dan latihan bersama di Perpustakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa sejak satu bulan terakhir.
Untuk merayakan ini, Komunitas Gubuak Kopi bersama remaja Kampung Jawa, Solok,  menggelar ajang kreativitas remaja, dengan tajuk:
“Pesta BABALIAK KA PUSTAKA NAGARI”
Menghadirkan penampilan:
* Pameran karya mural
* Talempong Pacik
* Beatbox
* Pembacaan Puisi
* Pameran Gambar
* Pameran kerajinan
oleh remaja-remaja Kelurahan Kampung Jawa, Solok.
Sabtu, 21 Januari 2017
20.00 WIB – Selesai
Halaman Pustaka Nagari, Kelurahan Kampung Jawa, Solok.
__________________________________
http://www.gubuakkopi.wordpress.com // facebook Komunitas Gubuak Kopi // instagram @gubuakkopi / @sinemapojok / @solokmilikwarga

Continue reading

Lokakarya Mural dan Daur Ulang

Dalam rangka mengaktivasi Perpustakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa, sebagai ruang berbagi pengetahuan warga kelurahan, Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda-pemudi Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, menyelenggarakan lokakarya mural dan daur ulang sampah, bertajuk “Babaliak Ka Pustaka Nagari”. Acara ini gratis dan terbuka untuk seluruh warga kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok.

Senin, 26 Desember 2016
09.00 wib – selesai
di Perpustakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok

DIORAMA: Sejarah Adalah Fiksi

DIORAMA adalah platform seni yang digagas oleh Forum Lenteng melalui Program AKUMASSA. Platform ini memiliki fokus pada artefak-artefak sejarah di Indonesia yang merupakan representasi dari kekuasaan. Artefak-artefak tersebut dikaji dan diinterpretasi ulang dengan menggunakan pendekatan seni visual dan media. Platform ini berusaha mengembangkan metode pembacaan demi mencapai suatu tatanan ide dan gaya ungkap (bahasa) yang layak diacu dalam memahami sejarah serta isu sosial-budaya terkait; menciptakan suatu jembatan yang menghubungkan jarak antara artefak-artefak tersebut dan masyarakat. Produk media dan karya visual yang dihasilkan platform ini ditujukan sebagai sebuah cara pandang alternatif yang menekankan sudut pandang warga, sekaligus sebagai produk pengetahuan yang dapat diakses secara bebas. Continue reading