Jumat, 18 Agustus 2023, sore ini saya dan teman-teman di Komunitas Gubuak Kopi, bersama seniman partisipan residensi Lumbung Kelana, yaitu Devi dan Cenks mengunjungi kediaman RW 06 Kelurahan Kampung Jawa, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok. Ia adalah Riko Susanto yang biasa kami panggil Bang Riko. Dia cukup nyaman dipanggil “bang” dikarenakan memang terbilang masih muda.
Selain memang tamu wajib lapor 1×24 jam, juga sudah menjadi tradisi Komunitas Gubuak Kopi untuk membawa tamu-tamu ke rumah Bang Riko dan beberapa tokoh warga. Kami memperkenalkan seniman residensi yang akan tinggal di RW 06 selama 2 minggu kedepan, alasan kehadirannya disini, dan meminta masukan dari Bang Riko mengenai hal-hal menarik untuk direspon di RW ini. Sore yang mendung itu kami habiskan dengan ngobrol santai tentang aktivitas seputar kelurahan kampung jawa dan rencana masa depan lingkungan RW 06.
Bang Riko yang juga tergabung dalam perkumpulan BSG (Badunsanak Sampai Gaek) yang artinya Bersaudara Sampai Tua. Kelompok ini ia dirikan bersama sejumlah warga sekitar tahun lalu. Mereka aktif dalam kegiatan sosial kampung seperti membantu persiapan pernikahan, kebersihan lingkungan bersama warga dan sampai urusan pemakaman. Tentunya kelompok ini juga sering berkolaborasi dengan Komunitas Gubuak Kopi dan kelompok warga lainnya.
Saya belum terlalu lama aktif di Komunitas Gubuak Kopi, tapi setahu saya, komunitas ini memang sering terlibat dengan berbagai kegiatan masyarakat yang terjadi di sekitar kelurahan Kampung Jawa maupun Kota Solok sendiri. Bertemu dengan Bang Riko memang hal sering terjadi selaku kami warga yang bermukim di RW 06. Warga juga sudah cukup terbiasa kampungnya didatangi seniman-seniman atau orang-orang dari luar kota untuk bermukim selama beberapa minggu.
Waktu bencara Covid 19, Bang Riko yang saat itu belum menjadi RW 06 juga aktif bersama warga lainnya, membuat portal di setiap persimpangan jalan untuk memantau orang yang keluar masuk untuk menekan penyebaran virus covid 19 dan juga membuat komunitas stasiun radio amatir lokal, serta juga terhubung dengan jaringan radio amatir ORARI. Melalui program radio ini warga bisa saling berkomunikasi sesama warga dan yang sedang ber-ronda di setiap portal. Selain untuk menahan penularan covid 19, terkadang juga menjadi solusi ketika kehabisan pulsa dan paket internet.
Bang Riko juga bercerita kedepannya BSG juga akan membuat unit usaha kolektif dalam bidang tambak ikan dan juga peternakan. Usaha ini nantinya akan dipergunakan untuk membantu ekonomi anggota BSG. Setelah lebih dari dua jam kami mengobrol – karena hari pun sudah mulai gelap, kami memutuskan untuk balik ke Rumah Tamera – Komunitas Gubuak Kopi. Saat kami mau pulang kami diberi oleh-oleh lauk khas lokal oleh istri Bang Riko, yakni “samba lado tanak”, secara bentuk seperti gulai yang kering, untuk nantinya dimakan di Rumah Tamera.
–
Mampir ke hamalan Lumbung Kelana #2 – Gubuak Kopi