Tahun ini, Komunitas Gubuak Kopi terlibat sebagai partisipan pameran dalam perhelatan Pekan Nan Tumpah, sebuah festival dua tahunan yang diselenggarakan oleh Komunitas Seni Nan Tumpah. Perhelatan ini terdiri dari rangkaian pertunjukan dan pameran seni kontemporer, yang dihelat di Taman Budaya Sumatera Barat, Kota Padang, pada 1-7 Juli 2022, dengan tajuk kuratorial “Pandemi Haha Hihi: Lain Sakit Lain Diobati”.
Bagi kami, kuratorial tersebut mengajak kita meninjau kembali bagaimana sikap-sikap merespon situasi pandemi yang terjadi sejak akhir 2019 lalu, serta bagaimana menyikapi ini secara kultural dan dampaknya di hari ini. Pandemi dalam hal ini tidak hanya persitwa semata, tetapi juga sesuatu kemungkinan situasi di luar kemampuan kita yang memaksa kita untuk beradaptasi secara cepat, serta meresponnya secara kultural dan otokritik.
Merespon tema tersebut, Komunitas Gubuak Kopi menghadirkan presentasi studi yang kami dua tahun terakhir terkait situasi tersebut. Presentasi ini merupakan tindak lanjut dari proyek Lapuak-Lapuak Dikajangi (LLD) #3 yang bertajuk silaturahmi. Sebuah studi pelestarian nilai-nilai tradisi yang relevan, pada medium-medium yang dekat dengan konteks kita hari ini. Secara spesifik, proyek ini berupaya melihat bagaimana teknologi, khususnya di masa pandemi lalu, mampu disikapi secara spritual, mengakomodir nilai-nilai tradisi dan ritual silaturahmi, serta sejauh mana media berbais internet mampu mengakomodir praktik kesenian. Pada pameran ini Komunitas Gubuak Kopi menghadirkan sejumlah reporduksi temuan riset, khususnya terkait proses-proses penyesuaian terhadap ruang data, menyiasati dan menertawakan ketertabatasan teknologi.
–
Telesilaturahmi, Komunitas Gubuak Kopi, 2022
Halaman Terkait:
Lapuak-lapuak Dikajangi #3
Pekan Nan Tumpah 2022
Kolaborator LLD #3
Taufiqurrahman Kifu, Siska Aprisia, Utari Irenza,
Robby Ocktavian, Theo Nugraha, Avant Garde Dewa Gugat.