Hujan Meredakan Panas

Malam Minggu, 11 Desember 2021, saat itu ditemani hujan rintik-rintik yang sudah membasahi Kota Solok dari sore. Pada siang hari itu, saya dan Badri baru bangun tidur dan sedang bersantai di halaman belakang Rumah Tamera, tiba-tiba beberapa pemuda datang dan ternyata salah satunya adalah teman saya. Mereka datang untuk mengecek lokasi yang akan dipakai untuk acara gig nanti malam. Pada hari itu, Rumah Tamera – Komunitas Gubuak Kopi berkolaborasi dengan Solok Summoning Scream, beberapa teman, antara lain: Pistown, Wine Kamir, Barber Blarrr, Satu Satu Sembilan, Naluri Coffe, dan Spectrum Garage, mengadakan gigs kecil-kecilan yang berisi band-band “cadas” atau “underground”. Acara tersebut dikoordinatori oleh Verdyan Rayner bersama teman-temannya, dan diberi nama Summon Festival Volume I.

Walaupun kegiatan musik bukan pertama kali di Rumah Tamera, tapi ini merupakan gig pertama yang dirancang oleh teman-teman. Kegiatan ini kita rancang untuk dapat menjadi program regular tahunan. Selain memang di Rumah Tamera juga menjadi tempat nongkrongnya teman-teman musisi band underground. Inisiatif ini muncul untuk menjalin silaturahmi komunitas musik band metal, punk rock, hardcore, dan tentu juga merayakan Rumah Tamera sebagai ruang yang aman untuk berekspresi. 

Dimulai pada malam hari jam 8.00, untuk para panitia mereka sudah tiba sedari sore mempersiapkan tempat dan sound system untuk acara nanti malam. Sebagian panitia mengambil sound system di studio Da Jhon menggunakan Mobil Kojek yang juga merupakan warga Rumah Tamera. Sementara itu panitia yang lain merapikan karya-karya yang masih terpasang di galeri Rumah Tamera, sebab galeri ini akan dijadikan tempat utama untuk acara malam itu. Disimpannya karya ke tempat yang aman untuk menghindari kerusuhan yang akan terjadi karena lagu yang dibawakan identik dengan tarian-tarian yang terbilang “rusuh”, atau biasa kita sebut moshing. Sebagian ada yang menata meja dan kursi yang tetap bisa digunakan untuk para tamu, sebagian lagi membersihkan halaman belakang. Ada juga yang menyiapkan video untuk dijadikan background dari panggung.

Malam itu, gerimis sudah mulai membasahi jalanan di Kota Solok, tidak mengurangi rasa semangat para teman-teman untuk mempersiapkan acara. Saya dan Badri berinisiatif untuk memakaikan baju kepada Ayangpus kucing kesayangan warga Rumah Tamera, supaya Ayangpus juga merasakan euphoria acara malam ini. Saya pun kembali ke rumah untuk mencari baju adik saya yang sudah tidak terpakai, dan kembali lagi ke Rumah Tamera. Sesampainya di Rumah Tamera saya langsung memakaikan baju itu ke Ayangpus. Terlihat bagus ketika dipakai Ayangpus tetapi sayangnya baju itu kebesaran, dan langsung terlepas ketika Ayangpus berjalan kencang, dan akhirnya baju itu tidak dapat dipakai.

Teman-teman yang tadi pergi mengambil sound system sudah kembali, ketika berusaha menaikkan mobil ke dekat pintu agar lebih mudah memindahkan sound tersebut, mobil tergelincir dan butuh bantuan. Setelah sound system dimasukan, para panitia mulai memasang sound tersebut ditemani hujan yang semakin deras dan menuju waktu maghrib. Ketika maghrib para panitia berhenti sejenak untuk pada sholat dan istirahat. Yang lain ada yang menyusun barang dagangannya yang harus diamankan dari air hujan.

Pukul sudah menunjukan jam 8 malam, dan acara sudah waktunya dimulai. Dari dua belas band yang  terdaftar baru beberapa yang sudah registrasi, dan dua band konfirmasi batal hadir malam ini. Tetapi acara tetap harus dimulai. Zekal dan Badri yang memandu acara kali ini. Band Kritisk yang menjadi pertama tampil, yang mana personilnya sendiri adalah Verdyan Rayner bersama teman-teman panitia. Walaupun tamu yang datang belum banyak, acara sudah meriah karena antusiasnya para teman-teman menikmati penampilan dari band Verdyan. Lalu satu persatu tamu berdatangan dan juga band-band yang akan tampil. 

Band Kritisk selesai tampil dan MC kembali mengambil alih acara, disitu Badri dan Zekal mempromosikan dagangan yang ada pada malam itu, ada Wine Khamir milik Rizki yang diproduksi bersama teman-teman di Rumah Tamera, ada juga pomade yang dibawa oleh salah satu panitia yang membuka usaha barbershop, ada juga di akhir acara live sablon poster. Poster ini dicetak secara terbatas 50 pcs. Orang-orang bisa mendapatkanya dengan cara berdonasi, berapapun jumlahnya. Malam itu Amelia Putri, teman kami di Rumah Tamera juga mengumpulkan donasi untuk korban bencana letusan Gunung Sumeru.

Cuaca malam itu tidak menentu, hujan turun kadang deras kadang tidak. Tapi hal itu tidak menurunkan rasa antusias para tamu dan pemain band menikmati acara gig tersebut. Seperti kelompok band dari Padangpanjang, mereka hujan-hujanan dari kotanya menuju Solok, kurang lebih 55KM demi tetap menghadiri acara malam itu. Dilanjut dengan penampilan band-band lain yang sudah hadir, para pemain band berasal dari beberapa daerah.

Ada dua band yang menarik perhatian saya, yaitu band Warpack dari Payakumbuh karena vokalisnya yang cantik dan lucu, beda dari yang lain rata-rata personil bandnya pria semua. Hanya Warpack satu-satunya waktu itu yang menampilkan vokalis wanita imut tetapi sangat berjiwa metal. Dan Project 32 yang berbeda dari yang sebelum-sebelumnya karena menggabungkan punk rock metal dengan nyanyian rap, dan vokalisnya sendiri merupakan kawan-kawan kami di Rumah Tamera yaitu Da Boyinstil.

Band Dedemit menjadi penutup penampilan pada malam itu. Panitia menutup acara dan mengingatkan kembali bahwa sebelum pulang dapat menyaksikan live sablon poster kegiatan yang terbatas tersebut. Poster itu menghadirkan artworks karya salah seorang adik yang biasa main di Rumah Tamera, dia adalah Kaka, siswa SMP. Acara diakhiri dengan damai tanpa harus ada kerusakan dan kekacauan. Panitia dan mc berterima kasih sebanyak-banyak nya kepada seluruh tamu yang sudah ikut memeriahkan acara Summon Fest Vol I. Sampai bertemu di Summon Fest selanjutnya!



Foto: Muhammad Habil Wildani
Desember 2021

Farah Nabila, (b. Rawamangun, 2001), akrab disapa Farah, mahasiswa semester 5 Fakultas Dakwah, Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedang bergabung bersama Federasi Orienteering Nasional Pengprov Jakarta (FONI) menjabat sebagai Humas. Farah salah satu penggas Forum Komunikasi Sispala Jakarta. Kunjungi instagram @farrnab untuk melihat lebih banyak aktivitas keseharian dan perjalanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.