Bangsal Menggawe adalah sebuah perhelatan rakyat yang digagas oleh Yayasan Pasirputih, Lombok Utara. Tahun 2019 ini, Bangsal Menggawe merespon situasi pasca-gempa bumi besar yang menghancurkan sebagian besar bangunan fisik di Kabupaten Lombok Utara. Perheletan ini dikuratori oleh Otty Widasari (Akumassa, Jakarta) dan Muhammad Sibawahi (Yayasan Pasirputih, Lombok Utara). Perhelatan ini melibatkan sejumlah seniman berpatisipasi untuk melakukan residensi dan kolaborasi bersama warga di Lombok Utara. Para seniman antara lain, Pingkan Polla(Jakarta), Maria Silalahi (Jakarta), Martioni Supiana (Lombok Utara), Muhammad Gozali (Lombok Utara), Zakaria dan Sanggar Panca Pesona, Lalu Mintarja, dan Theo Ngugraha.
Dalam perhelatan ini juga hadir Harry Burke, seorang kurator muda, penulis, dan penyair yang berbasis di Peckham, London. asal dan mempresentasikan riset awalnya mengenai wacana “artists as organizer”. Selain itu, dalam perhelatan ini turut terlibat sejumlah kolektif sebagai faslitator dan panitia antara lain, Forum Lenteng (Jakarta), Komunitas Bale Kebon (Lombok Utara), Milisifilem (Jakarta), Pawang Rinjani (Lombok Utara), Sayurankita (Pekan Baru), dan Komunitas Gubuak Kopi (Solok). Dalam kesempatan ini Komunitas Gubuak Kopi direpresentasikan oleh Albert Rahman Putra dan M. Yunus Hidayat.
Kegiatan ini berlangsung lebih dari satu bulan dan puncak kegiatan dilaksanakan di Pelabuhan Bangsal, Pemenang, Lombok Utara. Di pelabuhan warga, para pemuka agama, pemuka adat, berkumpul dan berdoa bersama menurut keyakinan masing-masing, pembakaraan obor beleq (obor besar) dan diringi dengan peniupan trompet karya kolaborasi Maria Silalahi dan Lalu Mintarja. Selain itu, selama residensi, perlehatan ini juga menyelenggarakan turnamen bola anak-anak usia dibawah 13 tahun, tater eksperimental “isin angsat”, membangun televisi kabel, dan presentasi workshop sounscape yang dipandu oleh Theo Nugraha.
Februari-Maret 2019
Link terkait: Yayasan Pasirputih, Forum Lenteng.
Dokumentasi Kegiatan