Setiap Nagari di Minangkabau memiliki tradisi menyambut arak-arakan marapulai (pengantin pria) maupun anak daro (pengantin perempuan) dalam acara pernikahan. Meskipun secara umum strukturnya sama, tapi di setiap nagari memiliki chiri khas masing-masing, terutama dalam gaya silat, lagu talempongnya, maupun gaya pantun sambutannya. Berikut adalah video penyambutan marapulai di komplek perumahan Batu Kubung, Koto Baru, Solok atau lebih dikenal Perumnas Koto Baru. Perumnas Koto Baru pada dasarnya diisi oleh orang-orang pendatang dengan beragam kultur, baik itu dari daerah lain di luar Solok, maupun di luar wilayah budaya Minangkabau. Namun, sejak dua tahun terakhir, sekelompok pemuda di komplek tersebut dan beberapa orang di sekitar sana, sepakat untuk membentuk sebuah perguruan dan kelompok kesenian tradisi yang disebut Limbago Budi. Kelompok ini terus berkembang dan kini menjadi bagian dari kedinamisan budaya Solok.
Jajanan tusuk adalah salah satu kuliner yang kembali ramai kita temukan di Kota Solok. Di jajanan yang sama, sebenarnya kini menunya tidak hanya telur gulung, ragamnya antara lain: sosis tusuk, bakso bakar, nuget, bakso kripsi, dll. Beberapa jajanan ini bisa kita temukan di depan Taman Kota Solok atau yang sekarang dikenal dengan nama Taman Syekh Kukut. Satu tusuk seribu saja.
Pada rangkaian pameran multimedia: Lapuak-lapuak Dikajangi, tanggal 6-8 Oktober 2017, di Galeri Gubuak Kopi, kuratorial juga menghadirkan beberapa presentasi khusus untuk memperkaya isu. Salah satu di antaranya, yang diundang untuk hadir adalah kelompok musik Balega atau juga dikenal dengan Balega Group.
Balega Grup adalah satu kelompok musik yang aktif mengembangkan kesenian tradisi Minangkabau ke bentuk yang lebih segar. Kelompok ini didirikan oleh Admiral bersama sejumlah mahasiswa ISI Padangpanjang sejak tahun 2012. Kelompok ini telah mempresentasikan karya-karyanya di festival musik nasional dan internasional, seperti pelatih workshop musik di Central Conservatory of Music, Beijing (China, 2013); Brave Music Festival (Polandia, 2014); pelatih workshop musik di HKU Roterdam, (Belanda, 2014); Pasa Harau – Art & Culture Festival (Indonesia, 2016).
Menarik menyimak karya-karya Balega, yang memberikan kesegaran dan kemungkinan garap yang beragam terhadap musik tradisi. Selain itu, kecendrungan Balega untuk mencari titik kawin antara perbedaan latar karakter, latar budaya, musikal membuat ia menjadi menarik untuk disajikan di konteks, Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Kampung Jawa adalah salah satu kelurahan di Kota Solok yang di dalamnya hidup berdampingan sejumlah etnis seperti, Jawa, Minang, Batak, dan Keling (India).
Penampilan Balega Group di Galeri Gubuak Kopi, Solok, dalam rangkaian pameran multimedia: Lapuak-lapuak Dikajangi. (Foto: Arsip Gubuak Kopi. 2017)
Penampilan Balega Group di Galeri Gubuak Kopi, Solok, dalam rangkaian pameran multimedia: Lapuak-lapuak Dikajangi. (Foto: Arsip Gubuak Kopi. 2017)
Penampilan Balega Group di Galeri Gubuak Kopi, Solok, dalam rangkaian pameran multimedia: Lapuak-lapuak Dikajangi. (Foto: Arsip Gubuak Kopi. 2017)
Penampilan Balega Group di Galeri Gubuak Kopi, Solok, dalam rangkaian pameran multimedia: Lapuak-lapuak Dikajangi. (Foto: Arsip Gubuak Kopi. 2017)
Penampilan Balega Group di Galeri Gubuak Kopi, Solok, dalam rangkaian pameran multimedia: Lapuak-lapuak Dikajangi. (Foto: Arsip Gubuak Kopi. 2017)
Penampilan Balega Group di Galeri Gubuak Kopi, Solok, dalam rangkaian pameran multimedia: Lapuak-lapuak Dikajangi. (Foto: Arsip Gubuak Kopi. 2017)
Penampilan Balega Group di Galeri Gubuak Kopi, Solok, dalam rangkaian pameran multimedia: Lapuak-lapuak Dikajangi. (Foto: Arsip Gubuak Kopi. 2017)
Ketika padi sudah menguning dan siap dipanen, terdapat sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh petani di sawah, diantaranya: manyabik, yakni menyabit padi sebanyak genggaman dua tangan persiklusnya; lalu malambuik, yakni menghempas padi yang sudah disabit pada tongkang, untuk memisahkan padi dari batangnya. Setelah itu, padi dikipeh untuk memisahkan padi berisi dengan sampah atau yang tidak berguna. Setelah itu barulah padi dibawa ke huller (heler) untuk dijemur dan diolah menjadi beras.
Vlog by @albertrahmanp dan @mareasilalahi
Solok, 1 November 2017
Teks ini merupakan tulisan pengantar dalam simposium yang bertajuk Ruang Apresiasi Alternatif dan Penontonnnya dalam rangkaian Andalas Film Exhibition – Denyut Baru yang digagas oleh Relair.
Untuk memberikan pandangan terkait ruang apresiasi alternatif, saya akan menjabarkannya melalui apa yang saya dan kawan-kawan di Komunitas Gubuak Kopi lakukan di bidang itu. Sejak tahun 2015, Komunitas Gubuak Kopi mengusung sebuah program studi kebudayaan melalui film dan studi film itu sendiri, yakni: Sinema Pojok. Continue reading →
Andalas Film Exhibition (AFE) 2017 adalah salah satu festival atau ajang apresiasi sinema berskala nasional, yang digagas oleh kelompok RELAIR Cinema FIB Unand. AFE pertama ini digelar pada tanggal 18 November – 3 Desember 2017, di Kampus Universitas Andalas, dan tour kuratorial di sejumlah kampus di Sumatera Barat. Ajang apresiasi ini mengangkat “Denyut Baru” sebagai tema sentralnya. Dalam perayaan ini juga terlibat sejumlah pegiat Komunitas Gubuak Kopi, antara lain: Albert Rahman Putra, selaku kurator film mahasiswa dan umum; dan Delva Rahman selaku pembicara dalam Simposium yang bertajuk Komunitas dan Ruang Apresiasi Alternatif. Continue reading →
Teks ini merupakan pengantar kuratorial dalam Andalas Film Exhibition – Denyut Baru yang dipresentasikan di Universitas Andalas, Kota Padang pada tanggal 21 November 2017 dan Universitas Dharma Andalas pada 28 November 2017. Festival ini diselenggarakan oleh Relair, pada tangal 18 November – 3 Desember 2017. Continue reading →
Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) adalah salah satu program yang digagas oleh Direktorat Kesenian, Direktur Jendral Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan ini membuka peluang seniman dan sekolah bersinergi dalam pendidikan kebudayaan melalui kesenian. Dalam program ini salah satu seniman yang terlibat adalah Albert Rahman Putra, salah seorang pegiat seni di Komunitas Gubuak Kopi. Dalam kesempatan ini Albert, mengajak siswa mengenal praktek seni multimedia, serta mengalami proses produksi, hingga pameran. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 27 kali pertemuan, bersama 20 siswa di SMA N 2 Sumatera Barat. Continue reading →