Profil Partisipan dan Catatan Lokakarya “Kultur Daur Subur” di Hari Pertama
Bertepatan dengan bulan Ramadhan 2017 ini, Komunitas Gubuak Kopi kembali menggelar lokakarya pengembangan pengetahuan dan praktek bermedia berbasis Komunitas. Kegiatan ini dibuka Sabtu (10/06/2017) siang lalu. Lokakarya nomor ke tiga di tahun ini, Gubuak Kopi mengusung tema “Kultur Daur Subur” yang sebelumnya juga pernah dibicarakan pada tahun 2016 dan sebagai kelanjutan dari dua isu lokakarya sebelumnya. Sebelumnya, di awal Januari Gubuak Kopi mengangkat tema aktivasi ruang publik perpustakaan nagari di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, sebagai upaya mendukung pesebaran pengetahuan bermuatan lokal. Waktu itu kita berkegiatan di Perpustkaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa, yang sempat sepi. Lalu bersama beberapa pemuda dan remaja lokal perpustakaan ini kemudian kita kembangkan sebagai tempat kreatif yang diperani oleh remaja khususnya (baca juga: Babaliak Ka Pustaka Nagari). Dari situ pula kemudian kita mulai memetakan kembali narasi-narasi lokal melalui lokakarya ke dua.
Di nomor ke dua ini, lokakarya digelar dengan berkolaborasi Forum Lenteng Jakarta pada bulan Maret lalu, dengan tajuk Di Rantau Awak Se. Di Rantau Awak Se, sketsa pembacaan kembali esensi “rantau” melalui narasi-narasi kecil yang ada di Solok dalam situasi yang konteks pada saat ini. Salah satu yang menarik dari temuan itu untuk kita bicarakan lebih lanjut adalah motif-motif perantauan ini. Dari sini kita menyadari bagaimana Solok maupun Sumatera Barat secara umum adalah sebuah negeri yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Kesadaran ini pula yang memancing Eropa datang ke Minangkabau, baik untuk memahami pengetahuan pertanian tradisional maupun maupun ingin menguasainya.
Pertanian di Minangkabau hingga saat ini terus berkembang, bahkan kini pengetahuan pertanian malah banyak didapat dari Barat. Selain itu, dalam situasi terkini, pemanfatan sumber daya alam sering kali tidak diimbangi dengan dampak-dampak kerusakannya. Lokakarya Kultur Daur Subur berupaya membaca dan memetakan perkembangan terkini terkait kultur pertanian dan kepedulian terhadap lingkungan melalui platform multimedia.
Dalam Lokakarya ini Gubuak Kopi mengundang lima orang partisipan dari berbagai latar disiplin. Partisipan merupakan orang-orang yang aktif berkegiatan di organisasi dan memiliki ketertarikan terhadap media, diantaranya:
Rizky Intan Nasochi, biasa disapa Intan lahir di Jakarta Desember 1997, berdomisili di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Saat ini menempuh pendidikan di Universitas Mahaputra Muhamad Yamin (UMMY) Solok, sejak tahun 2015, mendapalami ilmu Akuntansi. Sekarang sedang gemar-gemarnya menggambar dan juga aktif berkegiatan ilmu bela diri karate (INKANAS) Solok, dojo Kampung Jawa.
Amathia Rizqyani, lahir di Solok Selatan, April 1994. Adalah pemudi yang besar di Kelurahan Kampung Jawa, Solok yang saat ini berdomisili di Tembok. Saat ini tecatat sebagai mahasiawa di Universitas Mahapura Muhammad Yamin (UMMY) Solok, sejak tahun 2012 mendalami ilmu hukum. Selain itu ia juga aktif di organisasi UKM Mapala GEMPA UMMY, sebagai atlet Paralayang (SOARING-Solok Aero Paragliding) di Kota Solok, serta sebagai salah satu instruktur outbound di Base Camp Adventure. Memiliki keterarikan dengan aktivitas fotografi dan menulis.
M. Yunus Hidayat, biasa disapa Joe atau Datuak atau Joe Datuak (Muaralabuh, 05 Mei 1989), saat ini aktif di Komunitas TAKASIBOE (Takaran Seni Boedaja) Solok Selatan sebagai Inisiator sekaligus Sekretaris Umum. Jenjang pendidikan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Padangpanjang, Fakultas Seni Pertunjukan Prodi Seni Karawitan dan tamat di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Selain itu sering berkeliaran diluar rumah keliling kampung untuk mencari teman yang sudah tua-tua untuk mencari informasi terkait Perkembangan Seni Budaya Tradisional di Daerah Domisili (Solok Selatan).
Rizaldi Oktafisrim Rizky, biasa disapa Riski Pol, lahir di Sawahlunto, Oktober 1995, Saat ini sedang menempuh pendidikan di Senirupa, Universitas Negeri Padang. Aktif berkegiatan di Kelompok Seni RANTAI Kota Sawahlunto, sebuah kelompok seni yang mengembangkan pengetahuan seni, kearifan budaya lokal, dan kegiatan sosial.
Ogy Wisnu Suhandha, biasa disapa Ogy atau Cugik, lahir di Bukittinggi, Desember 1991. Saat ini menempuh pendidikan pendidikan di Seni Rupa, Universitas Negeri Padang. Aktif berkegiatan di Ladang Rupa Bukittinggi, Pengembangan seni dan budaya Kota Bukittinggi.
Hari pertama kegiatan, dibuka dengan pembekalan Sejarah Perkembangan Media bersama Albert Rahman Putra, peneliti dan pegiat media di Gubuak Kopi, yang merupakan salah satu fasilitator dari kegiatan lokakarya ini. Diantaranya Albert menyinggung bagaimana awal-awal kemunculan media, kaitannya dengan seni rupa, fotografi, dan film, serta perkembangan priode kebudayaan Dark Ages, Gotich, Rainansance, dan Modern. Lalu pada malam harinya, masih bersama Albert dan kawan-kawan fasilitator lainnya, materi pembekalan dilanjutkan dengan kehadiran Video yang berkaitan dengan televisi dan perkembangannya sebagai seni. Lalu, dilanjutkan bersama Zekalver terkait praktek bermedia di Indonesia.
Selain Albert juga ada beberapa fasilitator yakni, Zekalver Muharram, Muhammad Risky, Volta Ahmad Jonneva, dan Delva Rahman.
Profil Fasilitator
Albert Rahman Putra (Solok, 31 Oktober 1991). Lulusan Jurusan Seni Karawitan, Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Dia adalah salah seorang pendiri Komunitas Gubuak Kopi dan kini menjabat sebagai Ketua Umum. Albert aktif sebagai penulis di www.akumassa.org. Ia pernah terlibat dalam Proyek Seni DIORAMA Forum Lenteng. Ia juga memiliki minat dalam kajian yang berkaitan dengan media, musik, dan sejarah lokal di Sumatera Barat.
Volta Ahmad Jonneva (Kinari, 16 Mei 1995) adalah mahasiswa Jurusan Senirupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Saat ini aktif sebagai salah sah satu anggota Komunitas Gubuak Kopi. Sehari-harinya, ia juga aktif di Komunitas Seni Belanak, serta terlibat mengelola Layar Kampus, sebuah inisiatif ruang tonton alternatif di kampusnya.
Zekalver Muharam (Solok, 11 Juni 1994), adalah mahasiswa Jurusan Senirupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Saat ini aktif sebagai koordinator produksi di Komunitas Gubuak Kopi. Selain itu ia juga aktif membuat karya komik, mural, dan video.
Muhammad Riski (Solok, 20 November 1995), adalah salah satu pegiat di Komunitas Gubuak Kopi, aktif sebagai pengarsip. Saat ini sedang menempuh studi di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang (UNP). Selain itu ia juga aktif memproduksi karya seni mural dan stensil. Saat ini ia juga sedang menggarap Minang Young Artis Project, sebagai wadah membaca perkembangan seni rupa generasi kini di Minangkabau.
Delva Rahman (Solok, 29 April 1993) adalah salah satu pegiat di Komunitas Gubuak Kopi, aktif sebagai Sekretaris Umum. Ia aktif menari di Ayeq Mapletone Company, sebuah kelompok tari yang berdomisili di Padang, Sumatera Barat. Pembicara di Malang Film Festival 2017, dan pernah terlibat dalam pertunjukan Perempuan Membaca Kartini yang disutradari oleh Irawita Paseban di Gudang Sarinah Ekosistem, Jakarta Selatan (2017).
Pada hari berikutnya para partisipan akan turun ke lapangan untuk membaca dan merekam isu-isu lokal terkait Kultur Daur Subur. Kegiatan ini akan dilakukan sepuluh hari ke depan, dan masih terdapat beberapa agenda kuliah umum lainnya bersama narasumber yang telah kami undang. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat untuk semua orang dan dapat dikembangkan oleh partisipan setelah lokakarya.