Sudah sangat lama saya berharap bisa bergabung dengan teman-teman saya yang pencinta alam untuk mendaki gunung. Selain kendala fisik, mendapat izin dari orang tua menjadi masalah utama saya saat itu. Lalu, ajakan datang tiba-tiba dari salah satu teman kuliah saya untuk ikut mendaki pada tanggal 15-17 agustus 2014 yang merupakan hari kemerdekaan Indonesia. Awalnya, saya sempat ragu akan mendapat izin dari orang tua. Namun setelah menjelaskan panjang lebar akhirnya saya bisa meyakinkan orang tua saya bahwa akan banyak orang yang akan melakukan pendakian pada tanggal tersebut.
15 agustus 2014
Jadilah 5 orang yang akan melakukan pendakian pada saat itu. Saya, bude, debie dan uya berangkat dari Jakarta dan rendi dari Cikarang. Kami berangkat dari Jakarta pada pukul 10 jumat malam dan sampai di Cikarang jam 11 malam. Setelah re-packing di Cikarang kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Garut.
Jam 4 subuh kami sampai di Garut dan langsung menuju post pertama (area parker). Setelah melakukan persiapan dan juga sarapan kami memulai pendakian jam 5.30. awal yang bagus karena saya bisa melihat sunrise pada saat itu. Pemandangan yang menakjubkan, karena seolah-olah saya berada di atas awan sambil menikmati sunrise.
Sunrise
Track di Papandayan sedikit unik. Untuk menuju puncak kita justru melewati kawah terlebih dahulu. Dari area parker menuju kawah Cuma dibutuhkan waktu sekitar 10 menit.
Diarea kawah, kita bisa mendengar gemuruh dari dalam kawah tersebut. Papandayan merupakan gunung berapi aktif dengan letusan terakhir pada tahun 2002. Kita tidak bisa istirahat berlama-lama disekitar kawah karena bau belerang yang menyengat.
Kawah
Setelah istirahat sejenak kami melanjutkan perjalanan. Track selanjutnya tidak terlalu buruk. Kita berjalan menuruni lembah. Di dasar lembah terdapat anak sungai, untuk menambah persediaan air. Jalur selanjutnya cukup berat karena kita kembali mendaki. Track yang sempit dan curam cukup mempersulit pendakian.
Kami sampai di camping area jam 9 pagi.
Suasana yang cukup crowded karena terlalu banyak orang yang akan mendirikan tenda disana. Agak sedikit sulit menemukan tempat yang pas untuk mendirikan tenda.
Setelah mendirikan tenda kami memutuskan untuk istirahat sejenak. Perjalanan yang melelahkan serta cuaca yang cukup dingin membuat saya tertidur pulas.
Foto-foto di ladang edelweiss
Malam merupakan waktu yang sangat buruk bagi saya. Suhu udara yang semakin turun membuat saya semakin lemah. Kelemahan saya memang berteman dengan sushu dingin. Namun, selain suhu dingin satu momen yang sangat menakjubkan adalah melihat bintang-bintang di langit. Kita bisa dengan sangat jelas melihat milky way. saya sangat bersyukur saat itu, bersyukur karena bisa menikmati langit malam yang paling indah yang pernah saya lihat.
Minggu 17 agustus 2014
Bangun pagi dengan suhu yang sangat dingin, melihat sunrise adalah rencana kami saat itu. Dari camping area kami melanjutkan perjalanan ke hutan mati. Dinamakan hutan mati karena terdapat banyak pohon-pohon mati yang merupakan bekas letusan pada tahun 2002.
Another golden sunrise
Jam 8 pagi kami memutuskan untuk kembali ke camping area. Kami tidak melanjutkan perjalanan ke puncak karena sudah lelah, lagi pula pemandangan di puncak juga tidak terlalu bagus.
Actually, kami berencana untuk mengadakan upacara 17an di camping area. Namun karena terlalu banyak orang sehingga tidak ada lahan tersisa untuk upacara.
Jam 1 siang kamipun turun. Perjalanan turun hanya membutuhkan waktu 2 jam. Trip ini merupakan pengalaman pertama saya mendaki gunung. Semoga saya diberi kesempatan untuk pendakian-pendakian lainnya.
Thanks to Bude, Debie, Uya and Rendi for the very nice trip to Papandayan.
Papandayam 2665 above sea level.
August 16-17, 2014