Hai, perkenalkan kembali, kami komunitas Gubuak Kopi sebuah kelompok belajar seni dan media di Solok, sejak tahun 2011. Kelompok ini mengembangkan seni sebagai metode belajar dan menanggapi persoalan lokal di Solok, mengorganisir kolaborasi antara profesional dan warga, serta mengelola ruang alternatif untuk meningkatkan kapasitas anak muda di Solok.

Tahun ini Komunitas Gubuak Kopi menyusun sebuah program kelas belajar, yang fokus pada studi tentang wilayah (kota/pedesaan/kampung). Program ini mengajak para partisipan untuk saling berbagi-belajar-bermain, bagaimana seni dan praktik berkelompok dapat bekerja merespon permasalahan di sekitar kita.

Kelas ini akan berlangsung selama 6 bulan. Terdiri dari rangkaian kelas yang mana fasilitator dan peserta saling berbagi mengenai kemampuan masing-masing. Peserta diajak untuk mendalami medium artistik pilihannya, bermain dan melakukan simulasi penelitian. Pada akhir kelas peserta juga diajak untuk menyusun dan menjalankan proyek penelitian secara kolektif, serta berdiskusi dalam bentuk pameran. Selain itu, kamu juga mendapat kesempatan memiliki mentor dan berkenalan dengan jejaring Komunitas Gubuak Kopi.

Di sini kita akan saling mengenal satu sama lain, mulai dari kegiatan sehari-hari, latar belakang, motivasi mengikuti kelas ini, dan sebaliknya Gubuak Kopi akan memperkenalkan dirinya melalui program-program, praktik dan prinsip-prinsip artistik. Serta, pada sesi ini kita bisa membayangkan, lalu kemudian menyepakati bentuk kelas yang akan berlangsung kedepannya.

Kita akan bersafari mengenal sejarah perkembangan media di dunia dan Indonesia. Lalu melihat bagaimana praktik bermedia dalam konteks aktivisme, hingga melihat dan mengenal praktik seni berbasis media. Sesi ini mengajak kita memahami bagaimana cara kerja media dan membayangan praktik bermedia sederhana, dengan medium terjangkau dalam merespon persoalan sekitar.

Di kelas ini kita akan mengenal lini masa umum sejarah dan puncak-puncak periode kebudayaan yang di dunia. Seperti periode dark ages, renaissance, modern, post-modern hingga sejarah gaya dan gerakan kesenian di dunia secara umum, seperti: realisme sosialis, dadaisme, surealis, fluxus, pop art, dan lainnya. Masing-masing partisipan akan berbagi pengetahuan dan pendapatnya untuk sub-topik tersebut untuk dijahit sebagai pengetahuan sejarah dan perkembangan kebudayaan dunia, hingga dalam konteks perkembangan seni di Indonesia saat ini.

Pada sesi ini kita berbagi pandangan dalam melihat wilayah dan ruang hidup, baik itu (kota, rural, dan kampung) atau tempat yang kita tinggali ini tumbuh dan berkembang bersama kita sendiri. Melihatnya dari perspektif kebudayaan, hingga bagaimana bentuk keterlibatan kita dalam konteks perkembangan kota tersebut.

Seperti namanya, di kelas ini kita akan mengenal bagaimana cara kerja arsip dan melihat praktik artistik berbasis arsip. Apa itu arsip? bagaimana ia memproduksi dan merebut narasi? hubungannya dengan konteks politik dan ide-ide dekolonialisasi? apa yang membedakannya dengan praktik pendokumentasian dan lainnya. Tentunya disini kita akan membongkar dan bermain-main dengan koleksi arsip Komunitas Gubuak Kopi dan jaringan dengan pendekatan artistik.

Pada sesi ini para partisipan berkesempatan secara bergantian membagikan hal yang dikuasai, baik itu berkaitan dengan praktik artistik, pertanian, kuliner, maupun pengetahuan umum lainnya. Bersama-sama kita melihat kemampuan tersebut sebagai modal untuk merancang proyek artistik baru.

Pada pertengahan sesi sampai akhir program, para partisipan diajak dan didampingi untuk menuangkan ide dan gagasan ke dalam bentuk teks sederhana di setiap pertemuan. Sesi ini mengajak para partisipan untuk latihan mengartikulasikan ide dan gagasannya dalam bentuk tulisan.

Pada kelas ini para partisipan melakukan kerja studio dan lapangan, dan memilih medium artistik yang ingin ia kembangkan, baik dalam bentuk kolase, video, sketsa, bunyi, video dll, yang didampingi oleh fasilitator atau mentornya. Mentoring dalam hal ini mengapresiasi karya-karya penting terkait medium pilihannya, dan menjadi teman diskusi dalam mengembangkan medium artistik masing-masing, untuk merespon isu-isu yang berkembang di Solok dan lainnya.

Diskusi ide-ide dan wacana mengenai kolektif, serta labor produksi media dan artistik secara kolektif, baik dalam bentuk zine, memasak, menonton dan metode lain yang disepakati bersama-sama nantinya.

Pada sesi ini kita bisa melihat bagaimana agama saling ber-tarik-ulur dengan perkembangan kebudayaan di Indonesia. Dalam hal ini, studi kasusnya adalah agama Islam, sebagai agama yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan di Minangkabau. Namun, diskusi ini juga terbuka untuk membahas sudutpandang kepercayaan dan studi kasus lainnya.

pada sesi terakhir Klasmiting ini, para partisipan membuat dan mengelola sebuah proyek secara kolektif, mulai dari riset, pengorganisasian, publikasi, dan presentasinya.