Belakangan di Sumatera kita melihat banyak praktik pengarsipan yang diinisiasi oleh komunitas, pemerintah, dan institusi pendidikan lainnya. Inisiatif desentralisasi data dan dekolonialisasi narasi ini menjadi aksi menarik dalam menyeimbangkan dan/atau merebut narasi besar sejarah yang diproduksi secara sentral oleh institusi besar.
Proyek ini bertujuan memetakan model-model yang dilakukan pengarsapan yang diinisiasi oleh sejumlah komunitas pelaku budaya di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Riau. Sejumlah peserta dari wilayah tersebut diundang untuk berpartisipasi dalam lokakarya Kurun Niaga #4 yang akan diselenggarakan secara intens di Solok. Para partisipan diminta saling berbagi metode kerja, mengkritisinya, dan mengembangkannya sebagai salah satu pilihan dalam modul pendidikan kontekstual – dengan tetap sadar akan perkembangan situasi sosial, ekonomi, dan politik dulu dan hari ini.
Lokakarya terdiri dari rangkaian kelas/diskusi terkait desentralisasi ide-ide, dan paradigma pengembangan mengenai arsip tidak terbatas pada dokumen, tetapi juga laku, gestur, arsitektur, bunyi, dan lainnya. Serta bereksperimentasi bagaimana arsip dapat bekerja dalam merespon persoalan kawasan hari ini dengan pendekatan seni-budaya. Para partisipan difasilitasi untuk membuka dan menyusun kerangka kerja bersama (jejaring) antar tetangga wilayah, Sumatera. Hasil lokakarya akan dipresentasikan dalam bentuk pameran “open-lab” di Solok bersama pameran Kurun Niaga #4. Selain itu, catatan proses dan pemikiran terkait kegiatan ini akan didokumentasikan dan didistribusikan dalam bentuk buku digital.
————–
11-21 Oktober 2024
Halaman Terkait: Kurun Niaga #4