Komunitas Gubuak
Kopi kembali menggelar pameran pada 25-30 Oktober 2019 lalu. Pameran yang
diselenggarakan di Gedung Kubuang Tigo Baleh, Kota Solok ini berjudul “Kurun
Niaga”. Materi yang dipamerkan berupa arsip-arsip dan karya yang merespon arsip
tersebut dalam medium baru. Materi ini
akan ditata dan dikurasi sebagai ruang konseptual, yang menarasikan alur
sejarah dan wacana yang diusung, serta menghadirkan model pengembangan arsip
melalui pendekatan seni berbasis media.
Dalam proyek
ini Komunitas Gubuak Kopi melibatkan 12 partisipan yang terdiri dari
profesional (seniman, penulis, dan peneliti), untuk melanjutkan riset yang
telah dimulai Komunitas Gubuak Kopi sejak 2016 lalu. Pada awal Agustus 2019
lalu, para partisipan diundang untuk membaca perkembangan dan silang kebudayaan
di Sumatera Barat, yang dipantik dengan sejarah kehadiran jalur dagang pada
masa lampau. Serta memaknai ulang posisi Kota Solok sebagai salah satu titik
strategis dari perniagaan internal Sumatera Barat.
Para partisipan antara lain Biki Wabihamdhika, Biahlil Badri, Dika Adrian (Badik), Novi Satria Kitiang, Ilham Arrasullian, Hafizan, Palito Club, Volta A. Jonneva, Mella Darmayanti, Teju Marselen, Shilvy Choiriah, Uria Novita, dan Yolla Purnamasari. Komunitas pencinta truck Sumbar Sintinjau Lauik Truck Video, Om Ded Channel, Dayon Channel, dan Truck Sumbar 32.
Selain itu,
kegiatan ini juga menghadirkan pameran produk ekonomi kreatif dan kurasi seni
pertunjukan. Pertunjukan berlangsung pada 25-26 Oktober 2019 ini menghadirkan 6
seniman atau grup untuk merespon tema yang sama. Antara lain, Phicoiii, Uria
Novita, Ethnic Percussion, Jumaidil Firdaus Project, Candasuara, dan Orkes
Taman Bunga.
Pameran ini
terlaksana atas kerja sama Komunitas Gubuak Kopi dengan Direktorat Sejarah Kementerian
Pendidikan, dan didukung oleh Kebudayaan dan Dinas Pariwisata Kota Solok, serta
Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat.