Jumat, 7 Juli 2017 lalu, di Galeri Gubuak Kopi terselenggara pameran dengan tajuk: Daur Subur. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengembangan media dalam mengarsipkan dan membaca perkembangan kultur pertanian di lingkup lokal. Program ini digagas oleh Gubuak Kopi dengan mengembangkan pembacaan melalui pendekatan jurnalisme warga, aksi performatif, serta praktik media alternatif dengan memberdayakan teknologi yang dekat dengan kita.
Konten pameran pada dasarnya bukanlah hasil akhir, melainkan sketsa awal dari persoalan yang dibingkai selama lokakarya Kultur Daur Subur, yang dilaksanakan pada tanggal 10 – 20 Juni 2017 lalu. Melalui pameran dalam bentuk open lab ini, menarik membaca kembali proses para partisipan, sebagai pilihan bermedia di era millennial. Kebebasan dan kebanjiran informasi, berpotensi akan kerancuan informasi, sebaliknya dengan sikap kritis dan kesadaran akan cara kerja media, ia juga berpotensi sebagai penunjang kesetaran dan alat desentralisasi pengetahuan.
Selain itu, pemanfaatan teknologi media ini merupakan satu usaha alternatif mendefensikan dan membicarakan diri sendiri, serta merangkum narasi-narasi yang tersebar di kalangan warga sebagai sebuah pengetahuan, yang kali ini kita rayakan dengan peristiwa kesenian.***
Fasilitator: Albert Rahman Putra, Delva Rahman, Muhammad Riski, Volta Ahmad Jonneva, Zekalver Muharam
Partisipan: Arif Kurniawan Putra, Amathia Rizqyani, M Yunus Hidayat, Risky Intan Nasochi, Rizaldy Oktafiasrim Risky, Ogy Wisnu Suhandha
Tim Produksi:
Bang Dani Takasiboe, Yolla Try Kurnianda, Rani Takasiboe
Pemateri Diskusi dan Kuliah Umum:
Albert Rahman Putra
Zekalver Muharam
Elhaqki Effendi
Buya Khairani
Komunitas Gubuak Kopi adalah sebuah kelompok belajar seni dan media yang berbasis di Kota Solok, sejak tahun 2011. Kelompok ini berfokus pada pengembangan seni sebagai metode riset. Serta menjembatani kolaborasi profesional (seniman, peneliti, dan penulis) dan warga dalam mendedah persoalan-persoalan budaya lokal di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum.