Pada kesempatan kali Komunitas Gubuak Kopi kedatangan seorang etnomusikolog muda asal Los Angles, Amerika Serikat. Palmer Keen, demikian nama pemuda yang sudah meneliti dan mengamati musik tradisional Indonesia sejak kurang lebih empat tahun terakhir. Beberapa dokumentasi dan hasil penelitianya bisa kita lihat di website yang dikelolannya, Aural Archipelago.
Pada 13 Januari 2016 lalu, Palmer datang untuk melakukan beberapa agenda penelitian musik tradisi di Minangkabau bersama Albert Rahman Putra (penulis dan peneliti di Gubuakkopi). Penelitian difokuskan pada beberapa kesenian lokal, lebih tepatnya hanya berkembang dan hanya ditemukan dibeberapa wilayah tertentu saja. Di antaranya adalah Talempong Sambilu atau Talempong Botuang (Silungkang, Sawahlunto), Sirompak (Taeh Baruah, Payakumbuh), Talempong Batu (Suliki), Basijobang (Sungai Tolang), Muluk (Lintau) dan berikutnya Talempong Unggan (Sumpur Kudus). Kesenian-kesenian ini menurut Albert mewakili karakter umum musik yang (pernah_red) berkembang dan ada di Minangkabau: musik rakyat (folklore), ritual (black magic), religius (Minang-Islami), dan musik upacara ke-adat-an (seremonial).
“Kesenian ini juga bisa disebut langka, dan masih banyak lagi sebenarnya, tapi cukup sulit untuk mencari mereka sekarang, dan informasi tentang ini tidak banyak diketahui warga lokal. Beberapa informasi (mendalam) di antaranya hanya terdapat di buku-buku hasil penelitian di Eropa. Tapi beruntung beberapa di antaranya pernah saya temui dan beberapa teman membantu kami untuk menemukannya,” ujar Albert di Markas Gubuak Kopi.
Kali ini, Palmer Keen akan mempresentasikan dan mendiskusikan beberapa temuannya selama penelitian tersebut. Selain itu, diskusi juga akan membahas persoalan tanggung jawab dan peran komunitas/masyarakat lokal dalam memahami dan mengembangkan identitas kebudayaan mereka.
Diskusi ini akan berlangsung pada Senin, 18 Januari 2016, di Palanta Gubakkopi, Jalan Yos Sudarso, No 427, Kelurahan Kampung Jawa, Solok.