Bintang Ramadhan adalah serangkaian kegitan seni islami yang bertujuan untuk menyemarakan bulan ramadhan. disusun oleh muda-mudi surau An Nur Kapalo Koto Nagari Jawi Jawi, Guguak \u2013 Solok Sumatra Barat. Suatu terobsan baru katanya<\/p>\n
\u201cbiasanyo yang diadakan pada bulan ramadhan itu adalah \u00a0MTQ, namun peserta nya Cuma itu-itu saja, dan kegiatan MTQ juga diadakan banyak surau diman-mana. jadi kami sangaja menghadirkan Bintang Kasidah agar anak-anak surau yang masih merasa kurang dalam bidang MTQ bisa menampilkan bakatnyo di bidang mnyanyi, atau setidaknya membukak peluang bagi mereka untuk ikut menyemarakan ramadhan\u2026<\/em>\u201dfoto bersama wakil ketua panitia pelaksana kegiatan Bintang Ramadhan<\/a><\/p>\n Biasanya atau sebelum sebelumnya kegiatan yang sering mucul adalah MTQ. Hampir setiap surau yang mengadakanya. Semangat tampil menonjol memang terasa disini. Terlihat sekali tujuannya, panitia sangat menginginkan muda mudi di desanya untuk dapat ikut unjuk gigi dalam rangkaian kegiatan apapun. Semua peserta berasal dari kalang remaja. mulai dari tingkat SMP sampai SMA. Dan ini lah dia salah satu medianya, Bintang Ramadhan.<\/p>\n Dengan dana yang dikumpulkan melalui iyuran warga akhirnya acara ini sukses juga. Dengan panggung sederhana, dengan lighting yang bagus, pemusik yang sudah berpengalaman, serta costum yang rapi membuat seuanya tampak megah. Tebukti panitia dapat menutupi segala kekerangkan mereka karena ketika kami menanyak hal yang menjadi kedala mereka menyebutkan dan merupakan salah satunya.<\/p>\n \u201ckendala utama yang pasti adalah dana karna untuk menyewa peralatan music pengiring serta panggung cukup menguras kantong. Namun dengan kerja sama kami akhirnya berhasil menhadirkanya walau dengan dana pas-pasan\u201d.<\/p>\n Salut deh buat panitia.<\/p>\n \u201ckenapa sih yola pengen ikut acara ini?\u201d<\/p>\n \u201cSebenarnya yola\u00a0 disuruh mama untuk mngikuti acara bintang kasidah ini. karna yola juga enggak<\/em> ikut dalam lomba MTQ pada bulan puasa sekarang, jadi daripada tidak ikut acara apapun, mending ikut Bintang ramadhan<\/em>, malukan<\/span> kan kalau nggak<\/em> ikut ramai-in<\/em> Ramadhan tahun ini\u201d<\/p>\n Kami menggaris bawahi kata \u201cmalu\u201d yang disampaikan yola. Kami melihat suatu yang luar biasa dari masyarakat guguak. Artinya kalau ikut berpartisipasi adalah prestasi dan juara adalah bouns maka muda-mudi guguak sangat malu tidak ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan.<\/p>\n Kami beralih sedikit kesisi samping pentas, kami melihat sosok lelaki yang sedang bernyanyi di pundak panggung. Suaranya bagus, sanatai tamapk seperti tlah berpengalaman dan ternyata kami juga merasa wajahnya begiti familiar, oh dia sang juara 2\u00a0 MTQ di Aia Angek kemarin rupanya. Feri zulkarnadi namanya. utusan dari masjid Almubarakah Jawi-Jawi Guguak. Setelah dia turun dari panggung,kami langsung menghampirinya.<\/p>\n \u201ckamarin kami juga melihat Fery tampil di acara MTQ Aia Angek, sekarang Muncul lagi di Bintang Ramadhan Guguak. Ada alasan khusus nggak<\/em> Feri?\u201d<\/p>\n \u201ckalau Bintang Ramadhan-kan lomba menyanyi dan MTQ mengaji. saya juga mengikuti lomba \u2013 lomba yang sama sebelumnya dan juga lomba lainya. Setiap ada kesempatan saya selalu ingin mencobanya karena saya yakin saya juga bisa\u201d<\/p>\n \u201cSejak kapan Feri mengikuti lomba sejenis ini, dan sudah pernah meraih juara?\u201d<\/p>\n \u201csejak 2009, dan hampir tiap lomba saya berhasil meraih juara\u201d<\/p>\n Wah.. wah.. wah\u2026 <\/em>salut deh<\/em> buat feri. Teman \u2013 teman pembaca pengen taukan resepnya? Katanya sih<\/em> Cuma latihan-latihan dan latihan berusaha dan yakin untuk bisa.<\/p>\n Melihat kemampuan Feri bernyanyi tadi sert keyakinannya yang kuat untuk menenang kami juga menduga, ternyata Feri memperoleh juara pertama dari dua peserta pria.<\/p>\n Salut buat feri.<\/p>\n Lalu bagaimana eksistensi keberadaan loba musik islami ini bagi masyrakat?<\/strong><\/p>\n Sebenarnya keberadaan Musik Islami sudah cukup lumayan, terbukti dengan hadirnya kegiatan Bintang Ramadhan. namun apakah cukup sampai disitu saja? bahakn ada yang meramalkan kegiatan ini kemungkinan terakhir kalinya.<\/p>\n <\/a>Lirik yang mulai terpinggirkan itulah kesan yang kami ambil. Selama ini banyak teman-teman menganggap musik islami adalah musik kampungan alias kuno. Sebuah tuduhan tak beralasan. Mereka bilang begitu karena mereka merasa kiblat yang benar adalah dunia musik barat dan mereka tidak menjumpai hal tersbut dalam belantika dunia musik barat. Padahal siapa sangka musik vokal islami memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam musikalitas serta lirik yang dalam sekaligus menenangkaan jiwa.<\/p>\n Musik islami juga merupakan salah satu media dakwah yang berkedok hiburan. Membuat dak wak itu sendiri sampai melalui keindahan pada pendengar. Melalui musik mereka juga mengajak kita untuk mengetahui yang benar dan mengerti yang benar. Karena dakwah itu tidak hanya dimimbar mesjid saja. Yang mana kebanyakan anak-anak muda mengantuk mendengarkanya.<\/p>\n Lalu Kenapa hanya ada 2 (dua) peserta laki2?<\/strong><\/p>\n Juga sempat menjadi tanda Tanya besar bagi kami. Hal apakah yang salah? Setelah kami cari tau kepada seorang anak muda yang tak ingin ditanya nama dia menjawab. \u201citu musi kampungan, kuno, alias indak keren. <\/em><\/strong>Secara umum pria merasa lebih mengerti bagaimana untuk tampil keren<\/em> didepan teman-temanya atau didepan wanita. Dan entah<\/em> dosa apa budaya kita yang telah menacapkan paham bahwa music islami adalah suatu hal yang kampungan, kuno dan tidak keren<\/em>. Apa toh yang menjadi standar mereka tentang hal yang keren<\/em>? Namun sebenarnya yang harus pertnyakan kenapa kita harus tampil keren<\/em><\/strong>?<\/p>\n Sebagian mereka menjawab, keren adalah modern dan gaul. Untuk dihargai dan menarik perhatian wanita kita harus tampil keren. Itulah jawaban yang kami dapatkan. Menarik perhatian siapa? Dan menarik perhatian wanita seperti apa? Kami pernah mendapatkan kalimat unuik yang mungkin bias mereka jadikan referensi<\/p>\n \u00a0\u201ckalau kau mau bertemu dengan orang yang berakhlak tinggi datanglah pada pengajian. Jika kamu ingin bertemu dengan orang yang aktif datanglah pada seminar atau forum.\u201d<\/em><\/p>\n Kembali pada music islami tadi. Kenaapa hanya ada dua orang peserta pria? Ternyata potongan kalimat unik tadi juga berlaku pada pertanyaan kenapa penonton dari kalangan muda masih dikalahakan dengan jumlah pada acara Organ\/Orgen<\/em>?<\/strong><\/p>\n Kami menemui beberapa penonton muda.<\/p>\n <\/a>\u201csenang nonton lomba musik islami juga ya?\u201d<\/p>\n \u201clumayanlah, tapi tadi subananyo<\/em> diajak kawan kamari.\u201d David<\/strong><\/p>\n \u201cmenurut david penontonnya udah ramai belum?\u201d<\/p>\n<\/a>Yolanda, malu tak ikut meriahkan ramadhan<\/strong>
\nyola begitu lah sapaan akrabnya. Remaja kelas 1 SMA ini adalah salah seorang peserta. Peserta yang mengaku baru pertama kali ikut serta dalam lomba sejenis Bintang Ramadhan.<\/h3>\n<\/a>Feri, Yakin bawa pulang Piala
\n<\/strong><\/h3>\nMusik Islami Tidak eksis; Siapa yang salah?<\/strong><\/h2>\n