Tag Archives: Lokakarya

Partisipan Bakureh Project

Dimulai awal Juni hingga pertengahan Agustus 2018 nanti, Gubuak Kopi melalui program pengarsipan dan pemetaan kultur masyarakat pertanian: Daur Subur, menggelar sebuah agenda khusus bertajuk Bakureh Project. Proyek ini merupakan bagian dari studi nilai-nilai kebudayaan lokal, serta membaca posisi perempuan dalam tatanan sosial masyarakat matrilineal Minangkabau. Penelitian ini diupayakan melalui penelusuran terkait tradisi gotong-royong memasak di Minangkabau, atau dalam lingkup Solok tradisi ini disebut bakureh. Continue reading

Jurnalisme Warga dalam Penyelamatan Lingkungan

Pada 26-30 Maret 2018 lalu, WALHI Sumatera Barat kembali menggelar kegiatan tahunannya, yakni Pelatihan Kader Rakyat. Sebuah upaya memunculkan agen-agen baru di lingkup lokal dalam menjaga kelestarian lingkungan hidupnya. Dalam pelatihan tahun ini, WALHI Sumatera Barat mengangkat “Jurnalisme Warga Sebagai Katalis Gerakan Rakyat dalam Upaya Penyelamatan Lingkungan Hidup” sebagai tajuk utamanya. Kegiatan ini diselenggarakan di Sawahlunto, menghadirkan 17 partisipan terdiri dari individu, perwakilan organisasi taruna, dan utusan nagari di beberapa kabupaten di Sumatera Barat. Continue reading

Pertemuan Daur Subur di PKAN

Minggu sore, 07 Januari 2017, saya beserta rekan-rekan tiba di kantor Penggerak Kreativitas Anak Nagari Padang Sibusuk, atau yang biasa kami sapa PKAN. Ini adalah kali pertama lokakarya Daur Subur diadakan di luar Solok, dan setelah ini pun menyusul beberapa tempat lain. PKAN adalah salah satu komunitas lokal di Padang Sibusuk, Kabupaten Sijunjung, yang dikelola oleh sejumlah pemuda dan aktif berkegiatan di bidang kesenian. PKAN selama dua minggu kedepan akan menjadi mitra Gubuak Kopi dalam penyelenggaraan lokakarya Daur Subur ini.

Partisipan yang ikut serta kali ini cukup beragam. Baik dari perwakilan komunitas yang pernah berpartisipasi di sebelumnya, maupun peserta baru yang memiliki ketertarikan terkait isu pertanian, kesenian, dan media. Partisipan yang ikut serta dalam lokakarya kali ini antara lain, Khairuzzaki Aziz (Walhi Sumbar), Novi Fani Rovika (Walhi Sumbar), Hafizan (Seniman, Padang), M. Yunus Hidayat (Takasiboe, Solok Selatan), Imran Kamil (Komunitas Seni Rantai, Sawahlunto), dan teman-teman dari PKAN Padang Sibusuk, yakni, Fadlan Fahrozi, Budi Santoso, Yones Adha, Yovi Fardhilas, Heru Anugrah, Eldi Gafesa, dan Nuzul Ichsan. Continue reading

Lokakarya Daur Subur di Padang Sibusuk

Padang Sibusuk adalah salah satu nagari di Kabupaten Sijunjung, yang beberapa tahun terakhir belakangan mengalami sejumlah perubahan dalam bidang pertanian. Persoalan tersebut antara lain, banyaknya alih fungsi lahan pertanian menjadi area pertambangan emas. Hal ini dilatari oleh sejumlah soal, baik itu keinginan masyarakat sendiri, pendidikan, infrastruktur pendukung pertanian, dan kebudayaan agraria itu sendiri. Menarik untuk melihat lebih jauh persoalan ini sebagai bagian dari studi perkembangan budaya agraria terkini di Padang Sibusuk. Continue reading

Tradisi Marindu Harimau

Catatan hari keenam lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi dan membaca tradisi marindu harimau bersama Rika Wirandi

Minggu, 24 September 2017 adalah hari ke-6 lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi, yang diselenggarakan oleh Komunitas Gubuak Kopi. Sekitar jam 11.20 siang, para partisipan dan fasilitator siap untuk pergi ke lapangan, mencari data yang dibutuhkan terkait minat isu masing-masing. Kiki, salah satu pertisipan, mencari informasi yang ia butuhkan ke rumah datuak Tan Ali. Beliau adalah salah satu tokoh adat di Solok, atau tepatnya ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Solok. Pada beliau, kiki mencari lebih jauh isu tentang bakureh, yakni tradisi masak bersama yang biasa dilakukan oleh masyarakat KTK untuk sebuah pesta di kampungnya. Baik itu pesta penikahan ataupun pesta yang diselenggarakan oleh pemuda atau pesta adat lainnya. Selain Kiki, Apis dan Zekal pergi ke salah satu sawah yang memiliki alat panggaro (alat untuk mengusir hama burung yang memakan padi). Continue reading

Mozaik Isu di Hari Kelima

Catatan hari kelima lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi

Hari kelima Lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi, 22 September 2017, setelah shalat Jumat dan makan siang, para partisipan kembali memulai aktivitas untuk pergi mencari data ke lapangan. Partisipan dibagi menjadi dua tim, yang satu adalah Diva dan Kiki, dan satu lagi adalah saya dan Hafiz. Continue reading

Observasi Awal Partisipan Lapuak-lapuak Dikajangi

Kamis, 21 September 2017, masih dalam rangkaian lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi, yang kali ini dimulai dengan kegiatan turun lapangan untuk mendapatkan isu-isu lokal sekitar Solok, yang berhubungan dengan tradisi maupun praktek pelestarian itu sendiri. Lalu, pada malam harinya dilanjutkan dengan presentasi hasil observasi  lapangan. Presentasi pertama dimulai oleh Joe Datuak. Siang itu, ia bersama rekan-rekan partisipan lainnya, Vera, Zekal, dan Hafiz mengunjungi rumah Buya Khairani, salah seorang tokoh masyarakat di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Buya juga sering memberi kuliah-kuliah adat dan kebudayaan di Gubuak Kopi, selain itu ia juga aktif memberi ceramah adat di salah satu radio swasta di Solok. Continue reading

Yang Usang Diperbarui

Catatan hari ketiga lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi

Rabu, 20 September 2017, merupakan hari ketiga lokakarya literasi media yang diselenggarakan oleh Komunitas Gubuak Kopi. Kali ini, kita memajukan jam diskusi menjadi jam 11.20 WIB. Lalu, setelah makan siang, kegiatan dilanjutkan dengan penjabaran materi ”Pelestarian  Seni Media Trasdi Melalui Platfrom Multimedia” bersama Albert Rahman Putra. Albert merupakan lulusan dari Seni Karawitan, ISI Padangpanjang, yang memiliki ketertarikan dalam pengkajian seni-seni tradisi, terutama dalam melihat kemungkinan perkembangan terkininya sebagai kekuatan sosial. Materi ini pada dasarnya merupakan poin utama dari kegiatan lokakarya ini, sebagai kelanjutkan dari program-program Komunitas Gubuak Kopi sebelumnya. Continue reading

Pertemuan Pertama Lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi

Senin, 18 September 2017, sekitar pukul 15.00 Lokakarya denga tema “Lapuak-lapuak Dikajangi” (yang lapuk disokong kembali) dibuka langsung oleh Albert Rahman Putra, selaku ketua Komunitas Gubuak Kopi. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komunitas Gubuak Kopi dan didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya, Albert memberikan sedikit latar belakang terkait hadirnya lokakarya ini, gambaran kegiatan yang akan dijalani hingga 12 hari ke depan, serta capaian-capaian yang diharapkan.  Setelah itu, para partisipan maupun para fasilitator saling memperkenalkan diri. Albert menekankan bahwa penting bagi kita – para partisipan maupun fasilitator – untuk saling berbagi pikiran dan bekerja sama memaksimalkan hasil lokakarya ini. Teman-teman yang diundang untuk terlibat, menurut Albert adalah orang-orang yang sengaja dipilih dan dianggap bisa membicarakan isu ini dari beragam perspektif. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Daur Subur dalam membaca perkembangan kultur pertanian di Sumatera Barat. Kegiatan kali ini, mengerucut membicarakan posisi kesenian di masyarakat pertanian Minangkabau, peran media dalam praktek pelestarian dengan kesadaran akan sejarah kebudayaan lokal dan perkembangan terkininya. Continue reading

Fasilitator dan Partisipan Lapuak-lapuak Dikajangi

Lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi, merupakan pengembangan dari program Daur Subur yang dikelola oleh Gubuak Kopi dalam memetakan dan membaca kultur pertanian di Solok. Dalam lokakarya yang digelar pada 18 – 30 September 2017 ini, Gubuak Kopi, memfokuskan pembacaan terkait posisi kesenian dalam masyarakat pertanian di Solok, serta bagaimana praktek pelestarian tradisi ataupun kesenian dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Untuk memperkaya pembacaan isu Gubuak Kopi mengundang sejumlah individu dan perwakilan kelompok, dengan latar displin yang berbeda sebagai partisipan, serta sejumlah narasumber untuk memperdalam pembacaan. Berikut profil fasilitator dan partisipan lokakarya “Pelestarian Seni Tradisi Melalui Platform Multimedia”: Lapuak-lapuak Dikajangi: Continue reading