Tag Archives: Lokakarya

Presentasi Daur Subur #8 – Downshifting di JILF

Oktober 2022 lalu, Komunitas Gubuak Kopi mempresentasikan proyek Daur Subur #8 bertajuk Downshifting di Galeri Taman Ismail Marzuki (TIM) pada perhelatan Jakarta Internasional Literary Festival (JILF) 2022. Daur Subur adalah sebuah platform studi mengenai kebudayaan yang berkembang di masyarakat pertanian di Sumatera Barat. Platform ini berupaya membaca beragam peristiwa budaya baik itu melalui penelitian, lokakarya, proyek seni, dan praktik artistik lainnya. Setiap tahunnya Daur Subur mengangkat sejumlah tema yang berkelanjutan dalam menggali aspek pengetahuan dari tradisi, dan kearifan lokal dalam memahami persoalan yang berkembang hari ini, dengan tetap sadar akan perkembangan situasi sosial, ekonomi, dan politik.

Continue reading

Lokakarya Daur Subur di Kampung Jawa

Sejak 2017 lalu, Komunitas Gubuak Kopi menginisiasi proyek Daur Subur, sebuah platform kolaborasi dan jaringan kerja untuk membaca kebudayaan masyarakat pertanian di Sumatera Barat. Pembacaan ini mencoba memetakan kembali dan mengumpulkan aspek pengetahuan kearifan lokal, untuk merespon persoalan hari ini, terutama terkait wacana ketahanan pangan dan diskusi publik mengenai warga yang berdaya.

Tahun ini Daur Subur mengusung lokakarya di lingkup Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Membaca inisiatif-inisiatif warga, persoalan ketahanan pangan, sirkulasi air dan sampah, pengetahuan mengenai tanaman, serta fenomena terkait Daur Subur lainnya di tengah-tengah warga.

Lokakarya ini diikuti oleh 10 partisipan, yakni: Alif Ilham Fajriadi dari LPM Suara Kampus, Padang; Khairul Hatta dari Padang Panjang; Lingga dari Padang; Nanda dari Surau Tuo, Bukittinggi; Arfan Nanda dan Salistio Erisa Putra dari Solok; Amelia Putri, Noura Arifin, dan Alfin Zernindo Prima dari Orangufriends Padang; dan Alfi Syukri dari Sekolah Gender, Padang.

Lokakarya ini berlangsung selama 12 hari, 30 Mei – 10 Juni 2021, dengan menerapkan protokol kesehatan. Lokakarya ini menghasilkan 10 artikel panjang dan ditindaklanjuti dengan kolaborasi pengelolaan taman warga RW 06 yang diisi dengan berbagai tanaman sumbangan warga.

Halaman portofolio: Daur Subur di Kampung Jawa

Memperbarui Nilai Benda

Catatan proses Lokakarya Daur Subur #6 di Kampung Jawa

Jumat, 04 Juni 2021, lokakarya Daur Subur di Kampung Jawa memasuki hari keenam. Hari ini para partisipan mengatur sendiri jadwalnya. Amelia Putri, pagi itu menepati janjinya untuk ikut memasak di dapur “Snack 88” milik Ibu Leni. Mengalami menjadi proses penting dari lokakarya ini. Melihat langsung, terlibat, dan merasakan atmosfernya. Begitu juga Noura Arifin, pagi itu ia juga langsung menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) regional Kota Solok. Bersama orang-orang yang bekerja di sana ia membersihkan sejumlah botol untuk di jual kembali ke Bank Sampah, yang kemudian akan diteruskan pada pengepul besar untuk diolah menjadi bentuk baru. Ia ingin mengetahui bagaimana sirkulasi sampah di Kota Solok ini dan Amel ingin menelusuri model pengolahan tanaman lokal oleh warga RW 06 Kelurahan Kampung Jawa, Solok. Begitu juga dengan 8 partisipan lokakarya  lainnya, melanjutkan penelusurannya, dan tiap malam kami selalu siap untuk mendengarkan cerita-cerita menarik dari teman-teman ini.

Continue reading

Sekarang Menanam Esok Kita Panen

Catatan proses Kegiatan Lokakarya Daur Subur #6

Komunitas Gubuak Kopi sedang melakukan kegiatan lokakarya Daur Subur #6 di Kampung Jawa, Kota Solok. Kegiatan ini sudah sering dilakukan oleh Komunitas Gubuak Kopi, kali ini kegiatannya dimulai pada Minggu, 30 Mei 2021. Kegiatan ini  diikuti oleh 10 partisipan, diantaranya, Nanda dari Surau Tuo Bukittinggi, Alif Ilham Fajriadi dari LPM  Suara Kampus,  Arfan dan Tio dari Universitas Bung Hatta, Amel, Noura dan Aldo dari Orang UFriends Padang, Alfi dari Sekolah Gender dan saya sendiri dari Padangpanjang.

Continue reading

Kolektif Kita Menulis

Catatan Proses Lokakarya Daur Subur #6 di Kampung Jawa

Hari ke-4 (2/06) kegiatan lokakarya Daur Subur di Rumah Tamera mulai dilakukan siang, pukul 12 kurang. Kami dibekali dengan buku berjudul “Sore Kelabu di Selatan Singkarak” (Forum Lenteng, 2018).  Buku ini kami  simak bersama, satu orang membaca dan yang lain mendengar. Dimulai dari Alif, salah satu partisipan Daur Subur, ia membacanya dengan suara yang lantang agar partisipan lainnya bisa mendengar dengan baik dan lebih efektif. Teman-teman lainnya menyimak dengan mencari bacaan tersebut di media. Buku kumpulan tulisan Sore Kelabu di Selatan Singkarak memiliki 5 judul yang telah rilis di media online. “Sekali Air Besar, Sekali Tepian Berubah” adalah yang sedang kami baca dan simak.

Continue reading

Oleh-oleh Keliling Kampung Jawa

Catatan proses Lokakarya Daur Subur #6 di Kampung Jawa

Solok (3/6) Lokakarya Daur Subur #6 yang diadakan Komunitas Gubuak Kopi di Rumah Tamera memasuki hari ke-4. Sejumlah partisipan mengikuti materi lanjutan yang dipresentasikan oleh peserta itu sendiri. Sebenarnya ada sepuluh orang, namun karena dua orangnya ada keperluan mendesak ke Padang, untuk hari ini kami melanjutkannya delapan orang saja.

Continue reading

Dua Belas Hari bersama Daur Subur

Catatan Lokakarya Daur Subur di Kampung Jawa

Bertepatan Mei yang telah usai, dan memasuki awal bulan Juni Komunitas Gubuak Kopi kembali menggelar Daur Subur. Salah satu program utama yang diusung oleh Komunitas Gubuak Kopi tersebut, mengajak rekan-rekan lingkar kolektif, lembaga, dan individu yang ada di wilayah Sumatera Barat untuk terlibat selaku partisipan.

Continue reading

Lokakarya Remaja Bermedia #3 Segera Digelar

Solok, 17 April 2019 – Gubuak Kopi kembali gelar Lokakarya Remaja Bermedia. Kegiatan pendidikan media alternatif ini adalah kali ketiga yang dipandu oleh pegiat-pegiat seni dan media di Gubuak Kopi sejak 2017 lalu. Pada Lokakarya ini Gubuak Kopi mengundang secara terbuka remaja-remaja yang ada di Kota Solok dan Kabupaten Solok untuk terlibat dalam kelas-kelas yang diselenggarakan secara gratis. Seperti pada Remaja Bermedia sebelumnya, lokakarya yang berlangsung 10 kali pertemuan (2 kali dalam seminggu) selama dua bulan ini, para remaja akan diajak mengenal cara kerja media, mengenal lebih luas defenisi media dengan memanfaatkan benda, aktivitas, dan teknologi media yang akrab di sekitar mereka.

Tahun ini, materi lokakarya akan difokuskan pada pengembangan seni desain dan seni grafis untuk remaja. Seni grafis dan desain dalam hal ini terkait dengan tradisi cetak mencetak, yang juga merupakan salah satu praktek media tertua di dunia. Namun, terus berkembang hingga hari ini, seperti melalui teknik cukil seperti cara kerja stempel dan dan teknik sablon. Selain seni grafis ada juga seni fotografi dan videografi. Dalam materi ini, remaja diajak mendayagunakan teknologi media yang akrab dengannya sebagai alat berkreativitas. Dan materi utama lainnya adalah permain musik dengan menggunakan benda-benda yang akrab dengan aktivitas sehari-hari, seperti ember, piring, dan lainnya.

Kegiatan ini akan dipandu oleh beberapa pegiat Gubuak Kopi dan seniman tamu, antara lain: Volta Ahman Jonneva, seniman grafis dan pegiat media di Gubuak Kopi; Teguh Wahyundri, mahasiswa tingkat akhir Desain Komunikasi Visual, Universitas Negeri Padang; dan Biki Wabihamdika, seniman bunyi dan komposer dari ISI Padangpanjang. Selain pemandu utama ini Gubuak Kopi juga mengundang beberapa seniman tamu untuk memperkaya wawasan remaja terkait memahami praktik media secara kreatif.

Beberbeda dengan sebelumnya, yang mana partisipan diundang secara khusus, kali ini Remaja Bermedia dibuka dengan metode panggilan terbuka. Setiap remaja yang terlibat nantinya akan didorong untuk membentuk kelompok belajar, mengenal media, serta mengalami produksi seni dan pameran bersama-sama. Pendaftaran dibuka hingga tanggal 24 April 2019 di Markas Komunitas Gubuak Kopi, Jl. Tembok Raya, No. 322, Kelurahan Nan Balimo, atau Simpang SKB Kota Solok.

Bakureh Project

Bakureh Project adalah sebuah studi nilai-nilai kebudayaan lokal melalui tradisi “masak bersama”. Bakureh secara harfiah berarti “berkuli”, namum dalam konteks ini defenisi bakureh merujuk pada tradisi ‘gotong-royong masak’ yang dikomandoi oleh ibu-ibu dalam perhelatan. Tradisi ini memungkinkan terjadinya pertemuan sejumlah perempuan mewakili keluarga untuk memasak bersama. Proses ini melanggengkan sejumlah adab yang sudah tertata menjadi tradisi, mulai dari cara ia dikabarkan, pilihan menu berdasarkan bentuk kegiatan, dan pendidikan kuliner, serta diperkaya dengan pemahaman filosofisnya.

Continue reading

Bakureh hingga Adab Berpakaian

Catatan Observasi Awal bersama Bakureh Project

Sore itu, Senin, 4 Juni 2018, saya bersama beberapa kawan melakukan observasi pertama mengenai isu-isu bakureh yang ada di Kelurahan Kampai Tabu Karambia (KTK), Kota Solok. Observasi ini bagian dari Lokakarya Daur Subur, sebagai tahap awal dari Bakureh Project. Sebuah upaya yang digagas oleh Gubuak Kopi, sebagai penelusuran dan mengembangkan nilai-nilai gotong royong masyarakat pertanian di Solok. Sebelum observasi, menjelang siang, sekitar pukul 11.00 WIB kami diberi materi bakureh oleh narasumber bersama Buya Khairani, beliau adalah salah satu pemuka adat di Kota Solok. Sayangnya saya tidak bisa mengikutinya karena saya masih berada di kantor dan saat itu belum mendapatkan izin untuk pulang. Sekitar jam setengah satu siang barulah saya kembali ke Kantor Gubuak Kopi untuk melanjutkan ketertinggalan saya. Hal pertama yang saya cari adalah meminta rekaman materi kuliah Buya Khairani kepada Ogy, ia adalah salah seorang fasilitator dalam Lokakarya Bakureh Project, lalu memfoto hasil catatan teman sesama partisipan lokakarya. Continue reading