Tag Archives: Komunitas

Suara Tamera #9 – Belanak Hari Ini

Pada Suara Tamera sebelumnya kita sudah membahas “serba-serbi” salah satu komunitas seni  di Bukittinggi. Beberapa minggu belakangan memang kita ingin memperkenalkan kembali praktek terkini dari sejumlah kolektif yang ada di Sumatera Barat. Sejak 4 tahun belakangan Sumatera Barat banyak ditumbuhi komunitas seni dari berbagai latar belakang, tujuan dan model pergerakan. Komunitas Seni Belanak merupakan komunitas seni yang cukup awal yang ada Kota Padang. Continue reading

Suara Tamera #8 – Serba-serbi Kolektif Sumbar: Ladang Rupa

Sejak empat tahun terakhir, di Sumatera Barat banyak muncul kolektif/komunitas/kelompok seni. Kelompok ini ada yang bertahan, ada yang hanya sekedar batu locatan, ada yang terus maju, ada yang mundur, bercerai, dan bubar. Jika sebelumnya skena kesenian Sumbar didominasi oleh seniman-seniman taman budaya, kampus seni, sanggar-sanggar yang dibackup institusi besar, maka belakangan berkolektif semacam tren baru di kalangan seniman Sumatera Barat. Continue reading

Gerak Ganda

Mengkaji Fenomena Keislaman dan Budaya di Surau Tuo AMR

Rabu, 22 Mei 2019, pada hari ketiga ini masih dalam agenda yang sama saya bersama kawan –kawan Surau Tuo dan  Komunitas Gubuak Kopi melakukan aktivitas seperti dua hari sebelumnya, bercerita dan diskusi. Dan pada hari ini cuaca lagi tidak bersahabat, hujan dan petir begitu awet sampai waktu berbuka tiba. Rencana yang sebelumnya, sore ini kami akan berjalan-jalan mengelilingi kampung Parak Kopi, tempat Surau Tuo berdiam sejak 18 hari lalu. Jalan-jalan ini selain mengenali lingkungan sekitar, juga ingin mengambil beberapa dokomentasi tentang Parak Kopi. Tapi karena cuaca, agenda ini tidak terlaksana seperti yang kami harapkan.

Continue reading

Becermin pada Karim Dikisahkan

Selasa, 21 Mei 2019, hari kedua rangakaian silaturahmi antara Komunitas Gubuak Kopi dengan Surau Tuo Asosiasi Mahasiswa Ar-rasuli (AMR). Kegiatan diawali dengan berbuka bersama dilanjutkan pemaparan materi tentang cara kerja komunitas oleh pendiri Gubuak Kopi Albert Rahman Putra serta diakhiri nanti dengan pemuatan film The Song of Sparrows (Majid Majidi, 2008).

Continue reading

Menuju AMR

Senin, 20 Mei 2019 saya dan teman saya Biahlil Badri atau yang biasa saya panggil Adri, memulai perjalanan dari Gantuang Ciri sekitar pukul 14.30 WIB menuju bypass – tempat bus jurusan Solok – Padang ngetem. Kami diantar oleh ayah saya, bonceng tiga naik motor bebek. Kebutulan badan kami kecil – kecil, jadi cukup muat. Di perjalanan menuju bypass kami sempat diguyur hujan. Di kenagarian Salayo, tepatnya di daerah yang bernama Kubua Harimau, hujan yang sangat deras mengakibatkan kami menghentikan sejenak perjalanan dan berteduh di sebuah warung, atau dalam bahasa Solok disebut lapau.

Continue reading

Bertemu Inyiak Surau

Sore (20 Mei 2019) sekitar jam tiga, dari rumah saya dan Biki berangkat menuju Surau Tuo AMR. Sebuah perkumpulan alumni Madrasah Tarbiyah Islamiyah Canduang yang berbasis di Kota Padang. Tapi tempat ini biasanya kami sebut ‘Surau Tuo’ saja. Kami berangkat menggunakan angkutan umum, dan disusul oleh dua anggota Gubuak Kopi lainnya, yakni Albert dan Volta menggunakan sepeda motor. Mereka sempat terhenti separuh jalan karena hujan yang belum juga berhenti.

Continue reading

Penguatan Lembaga Kebudayaan

Ruang Kerja Budaya (RKB), salah satu lembaga kebudayaan yang berbasis di Kota Padang, pada Kamis, 10 Mei 2018 ini mengadakan lokakarya penguatan lembaga kebudayaan. Kegiatan ini bertujuan membahas model-model kerja lembaga seni dan budaya di Sumatera Barat, dan memberi pemahaman kerja pada jajaran manajerial RKB sendiri.

Kegiatan ini membuka kesempatan pada 5-10 orang yang ingin bergabung, silahkan hubungi RKB via instagram @ruangkerjabudaya.

Pembicara

  • Albert Rahman Putra (pegiat budaya/pendiri Gubuak Kopi)

Biasa disapa Albert, adalah seorang penulis, kurator, dan pegiat budaya. Merupakan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, dengan fokus studi pengkajian seni karawitan. Dia adalah pendiri Komunitas Gubuak Kopi dan kini menjabat sebagai Ketua Umum. Albert aktif sebagai penulis di akumassa.org. Ia juga memiliki minat dalam kajian yang berkaitan dengan media, musik, dan sejarah lokal Sumatera Barat. Manager Orkes Taman Bunga. Baru-baru ini ia bersama Forum Lenteng menerbitkan buku karyanya sendiri, berjudul Sore Kelabu di Selatan Singkarak (2018). (sumber: gubuakkopi.id)

  • Edy Utama (Kurator/Pimpinan Grup Talago Buni)

Biasa disapa Bung Edy (lahir di Lubuksikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, tahun 1966) adalah seorang budayawan, seniman dan jurnalis Indonesia. Ia dikenal sebagai tokoh yang peduli pada masalah seni dan budaya, terutama seni dan budaya Minangkabau. Edy Utama juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Sumatera Barat. Disamping itu ia juga berkarier sebagai jurnalis. Ia juga aktif sebagai sutradara di kelompok Teater Kita di Padang, Sumatera Barat. Buku yang pernah ia lahirkan Sumatera Barat di Panggung Sejarah 1945-1995. (sumber: wikipedia)

Ruang Alternatif Sinema

Teks ini merupakan tulisan pengantar dalam simposium yang bertajuk Ruang Apresiasi Alternatif dan Penontonnnya dalam rangkaian Andalas Film Exhibition – Denyut Baru yang digagas oleh Relair.

Untuk memberikan pandangan terkait ruang apresiasi alternatif, saya akan menjabarkannya melalui apa yang saya dan kawan-kawan di Komunitas Gubuak Kopi lakukan di bidang itu. Sejak tahun 2015, Komunitas Gubuak Kopi mengusung sebuah program studi kebudayaan melalui film dan studi film itu sendiri, yakni: Sinema Pojok.   Continue reading