Author Archives: Fani Rovika

Merupakan volunteer yang aktif di Desk Disaster WALHI Sumatra Barat. Sebagai alumni COP School #Bacth7 (Sekolah Konversi Orang Utan), ia saat ini menjalankan tugas sebagai Koordinator Forum Orangufriends Padang. Sementara itu, sebagai Representativ Officer Animal Indonesia Sumatra Barat, ia juga berperan aktif dalam upaya-upaya penyelamatan satwa liar dan habitatnya terkait sangketa lahan yang terjadi, serta masih tingginya konflik satwa dan manusia. Ia juga merupakan partisipan dari Lokakarya Daur Subur di Padang Sibusuk, yang digelar oleh Gubuak Kopi berkolaborasi dengan PKAN Padang Sibusuk (2018).

Kala Senja Bersama Mak Etek

Semakin ditelusuri semakin banyak yang tampak, dan semakin banyak pula hal-hal menarik yang ditemukan. Begitulah kira-kira kesimpulan yang bisa kuambil dengan kembali berkeliling menelusuri Nagari Padang Sibusuk ini. Ya, hari kelima Lokakarya Daur Subur pada Kamis, 11 Januari 2018, kembali peserta lokakarya melakukan aksi “jalan-jalan” mengelilingi kampung untuk observasi. Kali ini kami dibawa oleh Fadlan Fachrozi, salah seorang penggagas sekaligus Ketua Komunitas PKAN (Penggerak Kreatifitas Anak Nagari) Padang Sibusuk, menelusuri wilayah yang lebih luas dari sebelumnya yaitu Jorong Kapalo Koto. Daerah-daerah kecil yang kami telusuri di Jorong Kapalo Koto ini diantaranya Darek Sindayan, Sontu, Muik, Jambu dan Paik. Continue reading

Bukan Jalan-jalan Biasa

Di hari kedua Lokakarya Daur Subur di Padang Sibusuk, Fani dan beberapa partisipan lainnya berkeliling di Negeri Padang Sibusuk, yang menjadi wilayah riset. Sembari menikmati keindahan alam, dan kincir air. Serta sembari melewati jalur bekas kereta api, Fani dan kawan-kawan juga menyimak kerusakan-kerusakan yang terjadi bersama keindahan itu. Continue reading

Kincir, Riwayatmu Kini!

Hari kedua Lokakarya Daur Subur di Padang Sibusuk, Senin, 8 Januari 2018. Hari ini kegiatan diisi dengan “jalan – jalan” menyusuri Batang Lasi yang berada di daerah Gurun, Jorong Tapi Balai, Nagari Padang Sibusuak. Kegiatan “jalan – jalan” yang hanya diikuti oleh beberapa peserta ini menjadi semacam pengantar untuk materi riset, yang nanti akan dijalankan oleh setiap peserta lokakarya. Diajak “jalan – jalan” tentu saja aku senang. Tujuan jalan – jalan ini cuma ingin meninjau dan melihat–lihat kondisi di sekitar Batang Lasi dengan aliran airnya yang tak lagi deras, dan menurutku sedikit berbau. Di atas sungai berdiri kokoh sebuah jembatan permanen yang menjadi penghubung ke seberang sungai, yang oleh warga setempat dijadikan jalur alternatif dari Pasar Padang Sibusuk menuju Perumnas. Tak banyak hal yang dilakukan oleh rombongan kecil kami di tempat itu. Kami hanya berdiri di atas jembatan sambil memperhatikan keadaan sekitar. Continue reading