Fasilitator dan Partisipan Lapuak-lapuak Dikajangi

Lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi, merupakan pengembangan dari program Daur Subur yang dikelola oleh Gubuak Kopi dalam memetakan dan membaca kultur pertanian di Solok. Dalam lokakarya yang digelar pada 18 – 30 September 2017 ini, Gubuak Kopi, memfokuskan pembacaan terkait posisi kesenian dalam masyarakat pertanian di Solok, serta bagaimana praktek pelestarian tradisi ataupun kesenian dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Untuk memperkaya pembacaan isu Gubuak Kopi mengundang sejumlah individu dan perwakilan kelompok, dengan latar displin yang berbeda sebagai partisipan, serta sejumlah narasumber untuk memperdalam pembacaan. Berikut profil fasilitator dan partisipan lokakarya “Pelestarian Seni Tradisi Melalui Platform Multimedia”: Lapuak-lapuak Dikajangi:

Fasilitator

Albert Rahman Putra, lulusan Jurusan Seni Karawitan, Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Dia adalah pendiri Komunitas Gubuak Kopi dan kini menjabat sebagai Ketua Umum. Albert aktif sebagai penulis di akumassa.org. Pernah terlibat dalam Proyek Seni DIORAMA Forum Lenteng. Ia juga memiliki minat dalam kajian yang berkaitan dengan media, musik, dan sejarah lokal Sumatera Barat.

Muhammad Risky, adalah salah satu pegiat di Komunitas Gubuak Kopi, aktif sebagai pengarsip. Saat ini sedang menempuh studi di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang (UNP). Terlibat dalam lokakarya media “Di Rantau Awak Se”, oleh Gubuak Kopi dan Forum Lenteng. Selain itu ia juga aktif memproduksi karya seni mural dan stensil dan sibuk menggarap Minang Young Artist Project selaku ketua.

Delva Rahman, salah satu pegiat di Komunitas Gubuak Kopi, aktif sebagai Sekretaris Umum. Ia aktif menari di salah satu sanggar Ayeq Mapletone Company (AMC), sebuah kelompok tari yang berdomisili di Padan, Sumatera Barat. Pernah terlibat dalam lokakarya literasi media “Di Rantau Awak Se”, oleh Gubuak Kopi dan Forum Lenteng. Pernah terlibat dalam pertunjukan “Perempuan Membaca Kartini” karya sutradara Irawita Paseban di Gudang Sarinah Ekosistem.

Volta Ahmad Jonneva, adalah mahasiswa Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Saat ini aktif sebagai salah satu anggota Komunitas Gubuak Kopi. Sehari-harinya ia juga aktif mengelola Layar Kampus, sebuah inisiatif ruang tonton alternative di kampusnya.  Ia juga terlibat dalam Open Studio “Di Rantau Awak Se” oleh Gubuak Kopi dan Forum Lenteng.

 

Partisipan

Zekalver Muharram, adalah mahasiswa Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Saat ini aktif sebagai koordinator produksi di Komunitas Gubuak Kopi. Selain itu juga aktif membuat kaya komik, mural , dan lukisan. Ia juga turut terlibat dalam Open Studio “Di Rantau Awak Se” oleh Gubuak Kopi dan Forum Lenteng.

Muhammad Yunus Hidayat, saat ini aktif di Komunitas TAKASIBOE (Takaran Seni Boedaja) Solok Selatan sebagai Insiator sekaligus Sekretaris Umum. Jenjang pendidikan di Sekolah Tinggi Seni Indoneisa (STSI) Padangpanjang, Fakultas Seni Pertunjukan Prodi Seni Kerawitan dan tamat di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Selain itu sering berkeliaran diluar rumah keliling kampung untuk mencari teman yang sudah tua-tua untuk mencari informasi terkait Perkembangan Seni Budaya Tradisional di daerah domisili (Solok Selatan). Ia juga merupakan salah satu partisipan lokakarya media: Kultur Daur Subur oleh Gubuak Kopi.

Hafizan, saat ini sedang menjalankan program studi Pendidikan Seni RUpa di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Selain itu, ia juga aktif dalam berkesenian di ruang lignkup kampus maupun bersama komunitas-komunitas di Sumatera Barat.

Hendri Koto, ia adalah musisi, menyelesaikan studi strata-satunya di Jurusan Seni Karawitan ISI Padangpanjang pada tahun 2012, dan kini ia tengah melanjutkan studi di Program Penciptaan Seni, Pascasarjana ISI Padangpanjang. Ia telah menciptakan beberapa karya musik dan aktif terlibat sebagai musisi bersama komposer-komposer ternama di lingkungan ISI Padangpanjang, kini selain aktif berkuliah ia akrif sebagai salah satu personil Orkes Taman Bunga.

Vera Meita Nova,  baru saja menyelesaikan studi strata satunya di ISI Padangpanjang, Jurusan Seni Kerawitan, Fakultas Seni Perunjukan. Semasa kuliah ia juga aktif berkesenian baik di dalam maupun di luar kegiatan kampus. Pernah tampil di Istana Negara dalam rangka 88 tahun Sumpah Pemuda Indonesia. Ia juga aktif di Bong Exambell, sebuah kelompok manajemen seni pertunjukan di Padangpanjang, serta di Geka Voice, sebuah kelompok vocal yang juga berbasis di Padangpanjang, dan semuanya beranggotakan perempuan. Di smaping itu ia juga memiliki ketertarikan khusus dengan dunia sastra, sejarah, dan budaya.

Elfa Kiki Ramadhani, pernah kuliah manajemen di Universitas Negeri Lampung, saat ini berdomisili di Solok, tepatnya di Karambia. Ia tertarik pada seni musik, beberapa lagu ia ciptakan dipubliaksi di akun reverbnation miliknya (www.reverbnatin.com/elfakikiramadhani). Selain itu ia juga aktif belajar media di Gubuak Kopi.

Rizky Intan Nasochi, biasa disapa Intan lahir di Jakarta Desember 1997, berdomisili di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Saat ini menempuh pendidikan di Universitas Mahaputra Muhamad Yamin (UMMY) Solok, sejak tahun 2015, mendapalami ilmu Akuntansi. Sekarang sedang gemar-gemarnya menggambar dan juga aktif berkegiatan ilmu bela diri karate (INKANAS) Solok, dojo Kampung Jawa. Ia sebelumnya merupakan partisipan dari loakakarya “Kultur Daur Subur” yang diselenggarakan oleh Gubuak Kopi, Juni, 2017.

Riyani Vadilla (Solok, Juli 1989), biasa disapa Diva. Lulusan Sastra Inggris Universitas Andalas (Unand) di Kota Padang, dan kini sedang melanjutkan Program Pascasarjana di kampus yang sama. Selama bekuliah ia juga aktif di organisasi kampusnya, seperti English Department Students Association (ESDA). Ia memiliki ketertarikan dalam dunia tulis menulis, beberapa karya tulisnya telah ia publis di media sosial miliknya dan di Kompas Online.

___________

Pengantar Lokakarya: Pengantar Lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi

Pemateri Lokakarya: Materi Lokakarya Lapuak-lapuak Dikaja

Komunitas Gubuak Kopi adalah sebuah kelompok belajar seni dan media yang berbasis di Kota Solok, sejak tahun 2011. Kelompok ini berfokus pada pengembangan seni sebagai metode riset. Serta menjembatani kolaborasi profesional (seniman, peneliti, dan penulis) dan warga dalam mendedah persoalan-persoalan budaya lokal di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.