Permainan Lintas Zaman

Kemajuan teknologi pada saat ini menawarkan banyak kemudahan dalam berbagai aktifitas manusia. Begitu juga dalam soal permainan, diantarnya, sekarang ini semakin banyak permainan anak-anak yang berbasis perkembangan teknologi terkini, mulai dari gedget, komputer, game online, dan mainan elektronik lainnya. Kenyataan tersebut, beberapa diantara barang kali baik bagi perkembangan anak, dan tidak jarang pula berdampak buruk bagi perkembangan anak. Sekitar sepuluh tahun yang lalu, generasi saya di kampung jarang sekali  dapat bermain game online. Akes internet sangat terbatas waktu itu, begitu juga untuk menggunakan handphone atau pun computer. Hanya anak-anak dari kelas ekonomi tertentu saja yang bisa mendapatkannya. Tapi ada juga beberapa orang tua yang mampu, memilih untuk tidak membelikan itu pada anak-anaknya. Lain halnya sekarang, hampir semua orang memilikinya, tidak terkecuali anak-anak.

Pada saat sekarang walaupun teknologi sudah sangat berkembang, termasuk teknologi permainan anak-anak. Tetapi menariknya, tidak semua anak yang menikmati itu atau memilih untuk tidak menikmati itu atau sekaligus. Di beberapa tempat di Solok, masih ada beberapa kelompok anak-anak menikmati permainan tradisional yang saya rasa tidak kalah menarik. Beberapa pengguna media sosial pernah mengabadikannya dalam bentuk foto dan dipublikasi di media sosial semacam instagram. Berikut beberapa contohnya yang telah direpost oleh akun instagram @solokmilikwarga. Di sana terlihat anak-anak yang sedang asik bermain permainan yang mereka mainkan seperti permaian pacu tangkelek, lore, jola-joli, dan klahar. Permainan tradisional anak nagari ini, saya kira sangat banyak manfaatnya bagi anak-anak, misalnya untuk melatih kekompakan, atau melatih mereka berkreatifitas dengan memafaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai, dan masih banyak lainnya.


@solokmilikwarga: Program pendayagunaan hashtag #solokmilikwarga di media sosial. Program ini dikembangkan dalam rangka mengumpulkan image-image yang berhubungan dengan Solok, sebagai bagian dari penelitian untuk membaca perkembangan kota sekaligus untuk mengarsipkan peristiwa-peristiwa kontemporer yang terjadi. Secara khusus, hashtag ini akan difokuskan pada Instagram.

Volta Ahmad Jonneva (Kinari,1995) lulusan Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Aktif sebagai salah satu anggota Komunitas Gubuak Kopi sejak tahun 2015. Salah satu pendiri Layar Kampus, sebuah inisiatif ruang tonton alternatif di kampusnya. Tahun 2018 lalu, ia juga terlibat sebagai tim kuratorial pameran Kultur Sinema - ARKIPEL Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival. 2019, ia mengkuratori sebuah pameran stikel bertajuk "Lem In Aja" bersama Rumah Ragam di Kota Padang. Ia juga merupakan salah seorang partisipan program Milisifilem di Forum Lenteng Jakarta (2019).

2 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.