Batabuik Mangko e Rami

Ondeh Piaman.. Piaman tadanga langang,

Oi.. nan batabuik.. batabuik.. Mangko e rami..

(Oh Pariaman, terdengar sepi,

Oi Batabuik, baru lah ramai)

10818775_751484901571771_803075016_n

Dua bait pantun di atas, adalah gambaran bagaimana suasana pesta tabuik di Pariaman. Batabuik (ba-tabuik=melaksanakan pesta tabuik), adalah upacara tahunan yang puncaknya diselenggarakan oleh masyarakat Pariaman di sepanjang pantai Kota Pariaman, tepatnya setiap tanggal 10 Muharam. Hampir seluruh masyarakat Pariaman dan luar Pariaman berbondong-bondong menuju pantai menyaksikan pesta ini.

Peringatan ini sebenarnya tidak hanya dilaksanakan di Pariaman, di Bengkulu orang-orang memperingatinya dengan pesta Tabot. Ritual tabuik atau tabot diperuntukan sebagai peringatan dan penghormatan atas perjuangan duo heroik; Hasan dan Husein. Yaitu pemimpin perang Karbala melawan Dinasti Bani Umayah. Sebagian besar umat Muslim meyakini bahwa jenazah Husein di masukkan ke dalam peti jenazah (tabuik) kemudian dibawa ke langit menggunakan Bouraq. Peristiwa syahidnya Husein ini kemudian dikenal sebagai hari Ashura atau Muharram. Nah, peristiwa inilah yang diperingati oleh masyarakat Pariaman yang sebagian besar juga penganut alirat Tarekat Sattariah.

10799494_751485144905080_2109607734_n

Namun, melihat perkembangannya hingga saat ini, ada banyak perubahan pada pesta yang diakui sebagai identitas masyarakat Pariaman ini.

Masyarakat Pariaman yang dimaksud adalah wilayah keadatan yang terdiri dari banyak nagari yang mencakup Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman saat ini. Biasanya, setiap Nagari di Pariaman melakukan upacara tabuik di daerah mereka masing-masing dengan beragaman rangkaian upacaranya, kemudian beberapa nagari juga mengutus perwakilan mereka untuk menghantar Buraq (metamorfosa Bouraq). Buraq tersebut dihantar pada hari puncak – 10 Muharam, ke pantai, biasanya dilaksanakan di Pandai Gondariah. Maka tidak heran para hari puncak setiap jalan di Pariaman akan dipenuhi warga yang menyaksikan proses yang disebut Oyak Tabuik  itu.

 


Dyan Yudhistira

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.