Cerita "Gathering" Dari Solok

Cerita Ketika Kegiatan GatheringIS#9 Dan Wisata Budaya di Solok, Bersama Komunitas Yang Tegabung Dalam SocMed (Social Media) Sumbar

Foto Bersama Peserta GatheringIS #9

Foto Bersama Peserta GatheringIS #9

GatheringIS, forum silaturahminya komunitas yang tergabung dalam kelompok komunitas SocMed (Social Media) Sumbar. Kali ini, untuk GatheringIS yang ke 9 di selanggaran di Solok, bersama tuan rumah Komunitas Gubuak Kopi. Momen ini tepatnya dilaksanakan pada hari Minggu 11 Maret 2012 lalu, di GOR Batu Tupang, Solok.

Pagi itu, komunitas Gubuak Kopi (GBK) mengalami sedikit kendala lain setelah mendengar kabar bahwa salah satu partai nasional, yang dengan “rasional”nya memajang poster mereka di salah satu lokasi cagar budaya di Solok. Dan akhirnya para partisipan GBK sedikit terlambat. Sambil menunggu kawan-kawan yang lainnya datang, komunitas GBK selaku tuan rumah mengghidangkan suguhan kopi ala sederhana sambut tamu yang hadir.

Komunitas GBK yang dipercaya sebagai penyelenggara GatheringIS #9, kali ini menyuguhkan konsep berbeda dengan sebelumnya. GBK lebih memilih suasana tempat yang terbuka dan lepas, walau ternyata nantinya peserta harus bergeser karena panasnya matahari yang mulai menghalau. Dan akhirnya “konferensi” pun di mulai pada pukul 10.00 WIB. Pembicaraan dimulai dengan perkenalan individu yang hadir, dilanjutkan dengan perkenalan masing – masing komunitas yang diwakili, dan kemudian membicarakan kerjasama yang bisa dilakukan, tentunya dalam membangun Indonesia yang lebih baik, Sumatera Barat khususnya.

Pembukaan di GOR Batu Tupang

Pembukaan di GOR Batu Tupang

Sesuai rencana komunitas GBK sebelumnya, kegiatan disambung dengan tour pendek, sekaligus memperkenalkan pariwisata, budaya, dan potensi – potensi wisata Solok lainnya yang belum begitu ter-Exspose. Pukul 11.30 WIB, dari GOR, peserta beriringan menuju makam Datuak Paraptiah Nan Sabatang, di Munggu Tanah, Selayo. Disana kita sedikit berdiskusi mengenai langkah yang sebaiknya kita lakukan, untuk menggali lebih lanjut potensi yang ada. Khusunya untuk Makam Datuak Parapatiah Nan Sabatang. Perjalanan berikutnya yang juga sekaligus melaksanakan ibadah shalat Zhuhur adalah menuju Mesjid Lubuak Sikarah.

Mesjid Lubuak Sikarah, termasuk salah satu cagar budaya yang dilindungi di Solok. Pada mesjid ini terdapat satu batu yang dikenal sebagai “Batu Syekh Kukuik”. Setelah Shalat Zhuhur, bapak Rusli, tokoh adat yang juga  ketua MUI Solok menceritakan mengenai sejarah dan fungsi “Batu Syehk Kukuik” tersebut. dan Bapak Rusli juga menegaskan bahwa batu yang terletak di puncak mesjid tersebut, sama sekali tidak difungsikan sebagai media berdoa atau kegitan yang bersifat syirik lainnya. Batu tersebut sama sekali merupakan peninggalan budaya yang layak untuk dihormati, dan mengingatkan akan pelajaran yang dibawanya.

Foto Bersama Di Makam Datuak Parapatiah Nan Sabatang, Selayo.

Foto Bersama Di Makam Datuak Parapatiah Nan Sabatang, Selayo.

Bapak Rusli Memaparkan Cerita Mengenai "Batu Syehk Kukuik"

Bapak Rusli Memaparkan Cerita Mengenai “Batu Syehk Kukuik”

Setelah kuliah singkat oleh bapak Rusli, perjalan di lanjutkan menuju lokasi “Angin Berhembus”. Panorama alam yang juga dikenal dengan istilah “AB” ini menjadi rute makan siang para peserta yang hadir, lokasinya yang sejuk menyegarkan kembali fikiran para peserta yang sudah mulai sedikit gerah dengan panasnya Solok.

Setelah makan bajamba, setelah kekanyangan, setelah berfoto – foto, dan setelah seharian berbagi bersama, maka di AB juga lah akhirnya acara di tutup. Hari yang melelahkan, hari yang penuh cerita, hari yang tepat untuk mulai malangkah basamo mambangun Ranah Nan Batuah. (ARP/GBK)

This slideshow requires JavaScript.


0 comments

  1. Bravo buat semuanya yang PEDULI..!! ;D

    SEMAGAT GBK…
    SEMANGAT JUGA BUAT KOMUNITAS – KOMUNITAS DI SUMBAR LAINNYA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.