Cerita Ketika Kita Berbagi Senyum

Program Berbagi Senyum komunitas Gubuak Kopi Solok, salurkan bantuan pada tek Ni pada beberapa minggu lalu (20/11)

Peneyerahan Paket Bantuan Pada Tek Ni

Gubuak kopi – Solok, Ternyata mencarikan bantuan tidak mudah memang, dan tidak sulit kalau kita yakin kita bisa. Begitulah kami menyimpulkannya. Selama proses kami menemukan banyak kemudahan begitu juga hambatan. seperti permasalahan teknis lah, krisis kepercayaan, dan lain-lain.

Kami sempat panik 3 (tiga) minggu berusaha, namun anggaran  belum mencapai setengah dari target. Ya, kami juga maklumlah, target utama yang kami jadikan donator adalah kaula muda. Jadi mungkin juga memiliki masalah yang sama. Kotak bantuan kami jalankan di beberapa kampus melalui anggota dan para partisipan Gubuak Kopi. Seperti di UNAND (Padang), UPI YPTK (Padang), UNP (Padang), LP3i (Padang), ISI Padangpanjang, Stikes Ford de kock (Bukittinggi), UNRI (Pekan Baru) dan lain lain.

Selain kampus, kotak bantuan juga kami jalankan di sekitar kos masing-masing, beberapa klub motor, komunitas geme onlen di Solok, teman-teman ketika SMA dan ke beberapa ikatan mahasiswa lainya. Ya, beberapa diantara mereka juga ada yang mempersulit kami, seperti yang ditemui oleh Frikel dan Yudi pada ikatan mahasiswa ***** , mereka lebih mementingkan masalah teknis dari pada moralitas rupanya. *Hihihihi maaf ya, kekurangan teknisnya sudah jadi catatan bagi kami.

Mestinya kami sadar kaula muda kantongnya juga terbatas. Namun disisi lain kami juga bersikeras untuk membuktikan bahwa masih banyak diantara kaula muda yang peduli. Suatu kali sempat terlontar di ulut kami untuk menyerah, dan mencoba meminta dana pada intansi atau atau perusahaan. Sebelum hal tersebut terjadi, tenyata kami dapat berita yang mengagetkan dari iyoih. Iyoh waktu itu tidak dapat berkumpul karena urusan kuliahya di Stiker Ford de kock di Bukktinggi. Iyos menerlpon, rupanya iyos berhasil mendapatkan banyak partisipan, beberapa teman sekuliahnya pun juga bersedia meluangkan waktu mereka untuk membantu iyoih. Iyoih mengumpulkan anggaran mendekati target. Ya walau belum mencapai target maksimun, tapi sudah melewati target minimum. Itu pun menurut kawan-kawan iyoih masih ada kemungkinan nambah.

Wah… komunitas Gubuak Kopi ngucapin terimkasih sebesar-besarnya pada semua yang sudah membantu.

Seminggu menjelang hari “H”

Sepasang Kambing yang akan di sumbangkan

Waktu itu penyerahan bantuan tinggal menunggu hari, dana sudah dapat dikatakan cukup. Sesuai dengan kesepakatan forum sebelumnya, bantuan yang akan diberikan adalah kambing, sembako, dan peralatan belajar. Kami waktu itu cukup kesulitan dalam mencari kambing. Waktu itu si ahli kambing ( maksudnya rekan kami si Rivo, mahasiswa peternakan Unand Payakumbuh) kami tidak dapat pulang karena ada urusan kuliah mereka juga di Politani UNAND Payakumbuh.

Waktu itu kabar dari Rivo kambing  yang sesuai standar sudah dapet di Payakumbuh, kebetulan kambing tersebut juga hamil. Namun yang jadi masalah lagi yaitu transpotasi si kambingnya. Secara kabar – kabarnya pak polis tidak suka ada kambing yang naik kendaraan :D, sampai muncul ide konyol dari rekan kami Rio, kebetulan sekali dia sangat aktif di klub Vespa, lalu Puso ngusulin untuk membawa kambingnya pake Vespa. hahaha… yang parahnya beberapa diantara kami malah mengangguk setuju. Ya, kami yang awam masalah polis dan kambing sih setuju saja. Setelah dikomfirmasi ke Rivo, menurut si ahli kambing ini hal itu sangat beresiko pada kesehatan si kambingnya. Hari semakin dekat, secara waktu itu masih dalam suasana hari raya Idul Adha, di pasar ternak Solok (Muaro Paneh), harga ternak naik semua.

Mau dicari dimana lagi kambiingnya!??? belum lagi kami juga kuliah di kota2 tetangga!!?

Untung saja waktu itu melalui bapaknya si Deski kita dapat link ke salah satu penjual kambing di Cupak. Berdasarkan pengalaman bapak si Deski serta sesuai standard yang diberikan si Rivo ternyata kambing tersebut cocok sekali. Dan sangat menguntungkan karena lokasi si kambing juga tidak jauh dari rumah tek Ni (calon penerima bantuan). Jagi ga repot dong mikirin transportnya si kambing, tinggal ngajak jalan dikit aja.

Perjalan menuju kediaman tek Ni

Hari “H”

Pada hari yang telah ditentukan kami bagi tugas, ada yang jemput kambing, ada yang nyari sembako, ada yang nyari makanan ringan, dan lain-lain. Pukul 13.00 WIB semuanya sudah terkumpul, tepat pukul 14.00 WIB sesuai dengan kesepakatan kita bersama-sama pak Jorong Panyalai dan beberapa warga menuju kediaman tek Ni, kita agak lelet sedikit gara-gara si kambing nggak bisa menahan lapar kalau melihat rumpuik (rumput) di jalan.

            Sesampai dirumah tek Ni kami bertemu dengan beliau yang sedang nyabik rumpuik (menyabit rumput) di dekat rumahnya. Namun kami segan karena kehadiran kami mengganggu pekerjaan beliau. Tek Ni menyambut kami dengan sangat akrab, beberapa minggu yang lalu kawan-kawan di komunitas Gubuak Kopi juga beberapa kali bersilaturahmi kesana, jadi wajah yang datang tidak begitu asing lagi bagi beliau.

            Setelah menikmati snack dan ngobrol sebentar, kami masuk pada tujuan kedatangan, yaitu penyerahan bantuan. Albert selaku koordinator kegiatan, memberikan sedikit sambutan (ya, walau terlalu sedikit tapi boleh lah, haha) dan menyerahkan bantuan secara simbolis kepada tek Ni, kemudian pak jorong juga menyampaikan beberapa hal yang intinya beliau sangat berterimkasih sekali atas perhatian terhadap warganya.

“Salut buat Gubuak kopi yang langsung melakukan ketika sebagian dari kami masih hanya berniat, kami tunggu aksi-aksi selanjutnya, dan kami tunggu anak-anak muda peduli lainya.” tambah pak Jorong.

Komunitas Gubuak Kopi juga berterim kasih atas bantuan dan dukungan dari kawan2 semua, kami tunggu juga aksi kawan2 lainya,

 “Tarimo kasih untuak adiak-adiak mahasiswa sadonyo, semoga kuliah kalian lancar jo ndak nyo, mungkin hanyo doa tu yang bisa tek agiahannya, salabiahnyo tuhan pasti akan membalasnyo” (terimkasih adik-adik mahasiswa, semoga kuliah kalian lancar. Mungkin hanya doa ini yang bisa tek Ni berikan, selebihnya pastikan dibalas oleh tuhan). tambah tek ni.

“Semoga kuliah kalian lancar”??? wah, baru ingat bahwa banyak diantara kami yang sok-sok peduli ini yang kuliahnya kacau. Hahaha… terimkasih doa nya tekni,.. Amin, Amin, Amin….

Setelah foto bersama kami pulang, dilepas dengan tangisan tek ni, sungguh mengharukan ditambah pula mengiingat proses yang kami lakukan, jadi pengen nangis juga. Googluck buat tek Ni, Goodluck buat Amran, Ali, dan anak2 tek Ni Lainya semoga kelak kalian dapat merubah nasib menjadi lebih baik, Goodluck juga buat kami. (ARP/GBK)

Foto bersama Komunitas Gubuak Kopi, Pak Jorong, warga sekitar,dan keluarga tek Ni di depan kediaman tek Ni

Waktu terbaik untuk berbahagia adalah sekarang. Tempat terbaik untuk berbahagia adalah di sini. Dan cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan orang lain.
– Mario Teguh

Dokumentasi : Apriyudhi Yunata

0 comments

  1. wah keren. saya kagum dan salut dengan kegiatan abang-abang di Gubuak Kopi. 🙂 semoga terus semangat membantu sesama.

  2. so sweet… 😀
    hidup kaula muda…!! hidup mereka yang membahagiakan orang lain…!! hidup mereka yang peduli…!!
    hihihi

    Waktu terbaik untuk berbahagia adalah sekarang. Tempat terbaik untuk berbahagia adalah di sini. Dan cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan orang lain.
    – Mario Teguh –

    @ untuk rekan-rekan komunitas Gubuak Kopi: tetap semangat dan tetaplah peduli

  3. pljaran brharga yg saya dapat stelah ikut andil dlm progrm brbagi senyum di ats adlah “mmbuat orang trsenyum lewat usaha yg kita lakukan trnyata sngat mmbahagiakan,bukan mengada2,tp sperti itulah knyataan”.. satu hal lagi,,,kbersamaan dan ksabaran,2 element penting yg mnuntun kami agar tetap pada jalur utama mnuju “pintu senyuman kluarga tek ni”..hahahahhahah,,

    “senyum manis ala GBK :)”

  4. ”apa jadinya aku, andai kau ga tersenyum Tek Nii”

    Mario Teguh said that the way to find a happiness is make the poeple around you happy
    aaa jadii cara mencari kebahagiaan adalah bahagiakanlaah orang lain. aku salud kepada teman teman kaula muda. mereka masih peduli kepada sesama. mereka ini ngotot untuk melihat tek ni tersenyum. mereka ga suka tek ni bersedih. yang mereka inginkan adalah tersenyum bersama.

    aaa many thank for all… many thank for this charity… I hope Tek Ni’s smile never runs out…

    ”senyum manis ala GBK 🙂 ”

  5. Salut dengan kawan-kawan semua. Bagi lah rahasianya pada yang lain supaya yang lain juga bisa ikut peduli 🙂

    1. Terimakasih tanggapanx Nisa. Seperti yang kami uraikan diatas..
      tidak ada kiat kusus untuk peduli..
      Yg dbutuhkan hanya keinginan yang kuat, keinginan untuk membuat orang lain tersenyum..

      Semoga berhasil Nisa.. 😉
      salam

  6. alhamdllah ya target kita semua ksampaian juga 🙂
    awalny smpat putus asa, tp karna kita semua optimis tuhanpun kasih jalan 😉
    smoga buat kdepannya kita lebih smangat lagi buat menjalankan program-program kita..
    dimana ada niat dsitu ada jalan 🙂

  7. Tuhan memberikan hasil sesuai dg usaha kita…
    terima kasih buat si ahli kambing,papa deski,pak jorong,dan teman2 yg telah memberikan sedikit bantuannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.